Candra Abimanyu. Anak sulung keluarga Abimanyu.
================
Semua kepala menoleh melihat kedatangan Kiana. Bahkan Reyga langsung beranjak berdiri dan mendorong kursinya ke belakang melihat wanita itu berjalan mendekat. Dia kehilangan Kiana sejak semalam. Bahkan kesulitan menghubungi wanita itu. Beruntung dia tidak gegabah memberitahu masalah itu kepada keluarga, kecuali... Raven.
Raven, pria itu muncul tidak lama kemudian. Hanya berjarak beberapa langkah di belakang Kiana.
"Selamat pagi, Nak. Kamu baik-baik saja?" sapa Diyani, ibu dari empat Abimanyu bersaudara.
"Selamat pagi, Tante," sahut Kiana tersenyum tipis. "Maaf sudah bikin semua menunggu," lanjutnya seraya menghampiri tempat duduk di sisi Reyga yang sudah pria itu tarik.
"Kamu sakit, Nak?" Kini giliran Reyhan, ayah dari Abimanyu bersaudara yang duduk di kursi paling ujung.
"Saya nggak apa-apa kok, Om," sahutnya pelan lantas kembali tersenyum kecil sebelum duduk. Bisa dia rasakan Raven juga ikut duduk di seberangnya.
"Mata kamu agak bengkak, dan wajah kamu juga pucat, Kiana." Nenek ikut bersuara, tapi dengan cepat Kiana meyakinkan bahwa semua baik-baik saja.
"Baiklah. Karena semua sudah hadir kita bisa langsung mulai sarapan pagi kita. Sekali lagi papa ucapin selamat buat Reyga dan Kiana yang sudah melangsungkan pertunangan semalam."
Semua tampak ceria dan bersuka cita menyambut itu kecuali Raven dan Kiana. Bagaimana Kiana bisa bahagia jika di saat yang sama kehormatannya juga direnggut secara paksa?
"Ki," bisik Reyga menyentuh tangan Kiana. Namun tanpa diduga Kiana refleks menarik tangannya dengan cepat. Membuat Reyga mengernyit. "Kamu nggak apa-apa? Semalam aku mencari kamu. Beruntung Kak Raven mau bantu mencari," ujar Reyga lirih. Sengaja agar tidak ada yang mendengar suaranya. "Apa yang terjadi? Semalam kamu ke mana? Menghilang dari pesta tiba-tiba."
Hatinya berdenyut nyeri jika mengingat kejadian semalam. Namun sebisa mungkin dia harus menunjukkan sikap seperti tidak terjadi apa pun. "Aku cuma kurang enak badan. Jadi, aku pulang ke rumah."
"Pantas saja aku cari di kamar kamu nggak ada. Aku khawatir." Reyga kembali menyentuh tangan Kiana, tapi lagi-lagi wanita itu mengelak. Itu benar-benar aneh. Kiana tidak pernah begitu sebelumnya.
"Reyga, kita fokus sarapan dulu," pungkas Kiana lalu segera menekuri isi piringnya. Kuduknya meremang saat menyadari Raven di seberangnya terus mengawasi.
"Raven, semalam papa nyari kamu. Ada seseorang yang ingin papa kenalkan. Tapi kamu menghilang."
Itu suara Reyhan, tapi entah kenapa mendengarnya membuat tangan Kiana gemetar. Terlebih saat dengan santai Raven menjawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
What If I am Without You
Storie d'amoreWAJIB FOLLOW AUTHOR SEBELUM BACA 🔥 CONTAINS ADULT CONTENT ( Bijaklah dalam memilih bacaan) Raven tidak suka senyum yang selalu Kiana umbar malam ini. Senyum bahagia yang tidak bisa menulari dirinya sama sekali. Malam ini acara pertunangan Reyga, a...