Chapter 8

4 4 0
                                    

  Abima berjalan mengambil sebuah kotak didekat kasurnya, ia mengeluarkan sebuah borgol. Membuat Laura memberontak dibawah tubuh Abima.

"DIEM!"teriak Abima sambil menampar Laura.

  Laura hanya bisa meringis kesakitan, pipinya memanas karna tamparan Abima. Abima mulai menarik tangan Laura, ia masih berusaha memberontak namun Abima menarik tangannya lebih kencang. Pria itu memborgol kedua tangan Laura diatas kepalanya dan memautkannya kekasur miliknya membuat tangan Laura tak bisa bergerak memberontak. Abima berdiri dan memegangi kaki Laura, gadis itu menendang kaki Abima dengan kencang membuatnya sangat geram.

"Gua bilang diem jalang!"Abima kembali menampar pipi kanan Laura yang memerah. Laura meringis kesakitan air mata tak berhenti turun membasahi pipinya. Abima mulai memborgol kaki kanan Laura dan melanjutkan kaki yang sebalah kiri.

"Nah sekarang lu gabisa kemana-mana Laura"Abima menyeringai puas dengan karyanya.

"Brengsek lu bim!"Laura berteriak.

"Oooh jadi mulut manis lu itu suka ngomong kasar sekarang ya"Abima mendekatkan wajahnya ke Laura, ia mencium bibir Laura dengan kasar. Laura merapatkan mulutnya, pria itu menggigit bibir Laura membuat  gadis itu meringis kesakitan. Dengan cepat Abima menghisap bibir bawah Laura.

  Tangannya kirinya membelai leher jenjang Laura sedangkan tangan kanannya meremas sebuah gundukan didada Laura. Laura masih berusaha memberontak berusaha melepaskan tubuhnya. Abima melepas ciumannya.

"Manis juga bibir lu ya"Abima menjilat air mata Laura yang membasahi pipinya.

"Laura Emery, ucapkan selamat tinggal pada masa gadismu. Setelah ini aku bakal buat kamu menjadi bekas aku, kira-kira cowomu yang sok jagoan itu masih mau ga ya sama kamu?"Abima mulai merobek pakaian yang Laura kenakan.

☆☆☆

  Tangis Laura semakin pecah, suara tangisnya memenuhi ruangan ini. Bagian bawah Laura berlumuran darah, ia merasakan perih yang teramat disana.

  Abima tersenyum bahagia setelah puas memakai Laura menjadi bahan penampilannya.

"Makasih ya"Abima mencium kening Laura, gadis itu hendak mengelak tetapi tubuhnya sudah tak kuat lagi, ia hanya bisa pasrah sekarang.

  Hari sudah berganti malam Naufal dan Reno masih didalam mobilnya berputar-putar berusaha menemukan keajaiban bisa menemukan Laura.

"Kenapa ga cek cctv aja om?"tanya Naufal pada Reno yang sedari memeganhi kepalanya yang terasa mau pecah.

"Gabisa fal, cctv sudah dihancurin sama manusia biadab itu. Besok biar om yang berusaha nyari kamu harus tetap sekolah ya"Naufal menganggguk setuju.

"Om Naufal antar pulang ya kita lanjutin besok aja, om kayanya udah cape banget"Naufal menghentikan mobilnya dipinggir jalan.

"Yasudah nak, besok pagi om akan cari Laura"jawab Reno dengan muka yang sedikit lesuh.

  Naufal melajukan kembali mobilnya menuju rumah Reno untuk mengantarnya pulang. Perasaan Naufal benar-benar kacau, ia sangat takut Laura akan rusak ditangan pria itu. Kalau saja Naufal menemukan pelakunya sudah dipastikan ia akan habis ditangannya.

"Kamu sepertinya sangat menikmati permainanku tadi sayang"Abima mengelus pipi Laura, gadis itu memberontak tidak mau.

"Cowo brengsek! Anjing lu bim!"teriak Laura, matanya sudah membengkak akibat terlalu banyak menangis. Suaranya juga sudah sangat serak karena sedari tadi ia berteriak.

THAT DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang