chapter 1

25 13 14
                                    

  Jari jemari lentik Laura menari diatas laptop kesayangannya, ia harus menyelesaikan sebuah proposal untuk anniversary SMA Cempaka Putih. Hari sudah sangat senja, menyisahkan Laura dan beberapa temannya saja di ruang osis. Laura menegak sebuah air putih yang diberikan Alin tadi siang

"Lau sorry banget ya, gua harus pulang sama Geri. Mau kerumah sakit jenguk temen kita barusan kecelakaan. Lu juga pulang aja Lau lanjutin dirumah"ucap Abima.

"Iya bim pulang aja gapapa, ini bentar lagi selesai bim" jawab Laura dengan mata yang masih terfokus pada laptopnya.

"Yaudah, kami pulang dulu ya Lau"ujar Geri sembari berjabat tangan dengan Laura.

"Iya hati-hati"

  Sudah 15 menit berlalu namun Laura masih belum selesai mengerjakan proposalnya. Ia hendak mengemasi barang-barangnya untuk bersiap pulang namun entah mengapa panas sekali rasanya, padahal ruangan tersebut ber ac.

  Laura membuka 2 kancing bajunya sambil mengipasi dirinya, ia mengurungkan niatnya untuk pulang karna porposalnya hanya tinggal beberapa saja yang belum diselesaikan. Bukannya mendingan, Laura merasa tubuhnya tambah panas. Kepalanya terasa berat, pandangan matanya mulai kabur.

  Laura pingsan dalam keadaan duduk dengan laptop yang masih menyala.

BRAK!

  Pintu ruang osis terbuka dengan kasar, Naufal berdiri didepan pintu dengan tatapan yang tak biasa.

"Gimana? Bereskan?"ucap Alin yang menyusul dibelakang Naufal.

"Bagus"

  Naufal merogoh saku seragamnya, mengeluarkan beberapa lembar kertas berwarna merah.

"Pergi deh lu, biar gua yang beresin ini"

  Naufal menutup pintu ruang osis dengan rapat. Ia berjalan kearah Laura, ia menatap tubuh Laura yang kini sudah tak berdaya. Naufal menyisir rambut Laura dengan jemarinya, ia menghirup aroma rambut Laura dengan kasar. Kini jemarinya berjalan turun kebibir Laura, Naufal mengusapnya dengan lembut membuat lipbalm yang Laura kenakan sedikit menempel ditangan Naufal. Ia memasukkan pil tidur kedalam mulut Laura, kini jari Naufal beranjak turun untuk membuka kancing seragam Laura.

  Naufal mencium aroma leher Laura, dan meninggalkan sebuah jejak disana.

"Eugh"erang Laura yang masih setengah sadar.

"NAUFAL, LO NGAPAIN!"pekik Laura yang baru saja tersadar dari pingsannya. Laura segera membenahi seragamnya lagi tanpa menyadari sebuah bekas yang melekat didadanya.

  Naufal yang tersentak langsung berdiri, memalingkan wajahnya dari Laura. Laura mengemasi barangnya dan berlari meninggalkan sekolah, ia merogoh ponselnya untuk menelpon ayahnya namun usahanya sia-sia.

"Angkat telponnya dong yah"gumam Laura yang sedari tadi berusaha menghubungi ayahnya, kini ia sudah berada sedikit jauh dari kawasan SMA.

  Disaat Laura berdiri hendak menunggu jemputan kepalanya terasa sangat pening, pandangannya mulai buram.

BRUK!

  Laura ambruk akibat obat tidur yang Naufal masukan kedalam mulut Laura tadi. Naufal yang sedari tadi mengikuti Laura ia segera berlari untuk membopong Laura kedalam mobilnya.

☆☆☆

  Naufal melempar tubuh Laura keatas kasurnya, kini ia tersenyum penuh kemenangan.

"Setelah sekian lama, akhirnya gua bisa milikin lu Lau"ucap Naufal dengan tersenyum penuh kemenangan.

  Naufal mulai membuka kancing seragam Laura dengan tidak sabar, ia mencium tubuh Laura dengan brutal. Tangannya hendak membuka rok yang Laura kenakan namun ia mengurungkan niatnya.

THAT DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang