Chapter 10

3 0 0
                                    

  Naufal memandang gadis didepannya dengan mata saya, ia tak tega melihat keadaan Laura sekarang. Rambutnya berantakan, tangannya dijahit karena luka yang ia dapatkan setelah berusaha memecahkan kaca kamar Abima.

"Lau maafin gua ya, gua gabisa jaga lu"Naufal menyisir rambut Laura dengan jemarinya.

  Naufal teringat ayah Laura yang berada di rumah sakit yang berbeda. Ia segera mengeluarkan ponselnya untuk mengabari Reno.

"Ayah..."gumam Laura yang masih setengah sadar, tangannya meraih lengan Naufal dan memeluknya.

  Naufal sedikit terkejut saat tangannya tertarik namun ia membiarkan gadis itu memeluk lengannya. Ia mendekatkan wajahnya ke Laura. Menatap wajahnya dngan lekat, rasanya seperti jatuh cinta berulang kali kepada gadis yang sedang ditatapnya sekarang.

"Naufal, ada apa?" Suara Reno dari balik ponselnya berhasil memecahkan lamunan Naufal.

"Halo om, Laura udah ketemu om. Ini lagi dirumah sakit"jawab Naufal.

"Syukurlah kalau begitu, saya akan segera kesana secepatnya" ujar Reno dengan nada yang sangat bahagia.

"Om istirahat aja dulu, besok baru kesini. Saya bakal jagain Laura kok"ujar Naufal meyakinkan Reno.

"Yaudah nak, saya percayakan Laura sama kaku"

"Siap om"

  Naufal menutup panggilannya.

  Laura mengerjapkan matanya mengumpulkan pundi-pundi nyawa yang masih belum terkumpul.

"Mau ngapain lu!"pekik Laura, ia melempar lengan Naufal yang tadi ia peluk.

"Gua yang udah nyelamatin lu, lagian siapa yang melakukan lengan gua duluan"pria itu hanya sedikit terkekeh sambil menatap lengannya. Ia mendekatkan badannya kearah Laura hendak membenarkan selang infus yang melilit. Laura reflek mendorongnya, membuat pria itu menjauh dari dirinya. Naufal mengkerutkan alisnya keheranan.

  Laura merasa jijik pada tubuhnya sendiri, baginya ia sudah tidak layak untuk dicintai lagi. Sesuatu yang berharga pada dirinya sebagai seoarang wanita sudah diregut secara paksa.

"Gua gabakal ampuni dia Lau, gua akan balas apa yang udah dia lakuin"Naufal menggeram emosi, ia tidak akan segan-segan menghabisi pria itu dengan tangan kosong.

"Gausah fal"jawab Laura, ia memalingkan badannya berlawanan dengan Naufal.

"Tunggu aja waktunya, gua bakal bales dia. Si brengsek itu yang memulai duluan"Naufal meremas seprei kasur Laura dengan emosi.

  Tak ada jawaban dari Laura, ia kini tengah sesenggukan karna mengingat kejadian yang membuatnya trauma dan merasa tidak pantas untuk hidup.

  Karna kelelahan menangis Laura akhirnya tertidur pulas, sesekali ia mengigau memanggil ayahnya bahkan sesekali ia juga menangis dalam tidurnya. Naufal yang menyaksikan itu menatap kasihan pada gadis didepannya sesekali ia menenangkan Laura.

☆☆☆

"Laura!"Reno berlari kearah Laura dan memeluk tubuh gadis yang berbaring lemah itu.

"Ayah..."Laura tak membalas pelukan ayahnya, ia malah mendorong tubuh ayahnya karna merasa tak nyaman.

  Ayahnya yang melihat kondisi putri kesayangannya seperti ini membuatnya menitipkan air mata karna menyesal meninggalkannya sendirian dirumah saat itu. Ia terduduk lemas.

"Mana Naufal Lau?"tanya Reno dengan suara yang parau.

"Gatau yah, tadi pagi Laura bangun udah ga ada"jelas Laura, Reno hanya menggelengkan kepalanya.

THAT DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang