Chapter 5

10 7 1
                                    

  Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba, hari ini Laura akan menjadi orang tersibuk. Ia akan mengawasi jalannya acara anniversary SMA nya, walaupun ia dibantu anggotanya tetap saja jika acara ini rusak ia yang akan bertanggung jawab.

  Suasana SMA Cempaka Putih saat ini benar-benar meriah, sebuah panggung megah berdiri dilapangan SMA itu. Semua murid-murid sudah berkumpul dilapangan untuk menyaksikan penampilan sebuah band ternama sore ini. Acara ini akan dilaksanakan hingga malam.

"Gilaaa, keren banget!"ujar Oliv sambil memegangi sebuah benda kesayangannya, iya cemilan.

"Iya tapi bayarnya mahal juga, untung aja dananya cukup. Oh iya, habis ini acara sambutan dari kepala sekolah monitor divisi acara buat panggil kepala sekolah liv"ujar Laura, ia berjalan menuju belakang panggung, mengawasi daerah sana sekalian mempersiapkan acara selanjutnya, ia bisa bersantai setelah band itu tampil namun kini Laura sibuk kesana kemari mengecek setiap wilayah disana.

"Hai sayang"Naufal mengeluh pucuk kepala Laura tanpa meminta izin darinya.

"Apaan sih fal!"sentak Laura, telapak tangannya mengibas-ibas rambutnya yang terkena ciuman Naufal. Entahlah, ia sudah sangat lelah ditambah lagi dengan sikap Naufal yang menurutnya sangat mengganggu.

"Woah, santai dong"Naufal mundur beberapa langkah dari Laura membuat jarak diantara mereka.

"Kali ini aja, lu sama temen-temen brandalan lu gausah ngerusak acara kaya biasanya ya. Satu lagi jangan ganggu gua"peringat Laura.

"Oke siap gua gabakal ganggu, gua duduk disini aja lah"jawab Naufal sambil mendaratkan bokongnya ke sebuah kursi dipinggir lapangan.

"Terserah"

  Laura berlalu meninggalkan Naufal yang sedang duduk dengan mengangkat kakinya seperti seorang bos.

  Acara berlangsung sangat meriah, Laura juga puas karena kali ini tidak ada kegaduhan didalam acaranya. Naufal sudah mengingatkan teman-temannya untuk tidak berbuat gaduh alhasil mereka semua tertib selama acara berlangsung. Tak terasa kini langit sudah menghitam dihiasi dengan lampu konser yang menyorot awan langit-langit diatas dengan la punya yang berwarna putih.

"Lau ikut aku bentar"Abima menggandeng tangan Laura menuju keluar.

"Loh bim acaranya belum selesai, mau kemana?"tanya Laura dengan mata yang masih tak lepas dari panggung, namun mata Laura menangkap sosok Naufal yang tengah sibuk bersama teman-temannya.

"Untung aja galiat"batin Laura.

"Ikut aku beli properti bentar Lau, ada yang kurang"ujar Abima.

"Oooh iya bim, bentar tapi kan?"tanya Laura dengan perasaan yang masih tak enak meninggalkan acara yang tengah berlangsung.

"Iya Laura..."jawab Abima lembut.

  Parkiran sangat sepi hanya ada Abima dan Laura disana, Abima berjalan menuju sebuah mobil yang tak jauh dari pintu masuk parkiran.

"Tumben bawa mobil bim?"tanya Laura keheranan karna Abima selalu membawa motor kemanapun ia pergi.

  Abima membuka bagasi mobilnya, Laura pikir ia hendak mengambil properti yang dimaksud namun ternyata Laura salah.

"Masuk!"ujar Abima, sontak membuat Laura keheranan.

"Apaan sih-"

  Laura belum sempat menyelesaikan ucapannya namun tangan Abima malah membungkam mulut Laura. Membuat Laura melontarkan untuk melepaskannya, namun tenaganya jelas tak sebanding. Tangan kanan Abima mulai menggerayai tubuh Laura, ia bisa merasakan sebuah gundukkan yang tersakiti oleh sweater yang Laura kenakan, pria itu hendak meremasnya namun Laura menggigit tangan Abima dengan keras membuat sang empunya berteriak kesakitan.

"Bangsat!"teriaknya sambil melepas tangannya yang membungkam Laura.

"Gua pikir lu cowo baik bim, anjing lu bim!"Laura menampar Abima dengan keras, bukannya kesakitan pria itu justru menyeringai seram.

"Udahlah Lau, stop jadi perempuan naif yang berharap cinta tulus dari laki-laki. Lu cuma bisa dapetin itu dalam buku dongeng anak-anak aja"ujar Abima diiringi tawanya yang membuat bulu kuduk Laura sentak berdiri.

  Laura hendak berlari dari pria sakit yang ada didepannya, namun dengan cepat Abima menarik pinggang Laura kedalam pelukannya.

"Cup cup cup sayang, mau kemana sih?"ujar Abima, ia membelai lembut rambut Laura.

"Gila lu bim! Gua bakalan laporin lu! Lu udah ngelecehin gua!"ujar Laura sambil menangis sesegukan, ia berusaha melepaskan dirinya dari dekapan Abima yang sangat erat.

"Oh, boleh banget Laura sayang. Tapi kamu juga jangan lupa siapa keluarga aku. Hemmm aku bisa bikin kamu yang malah seakan bersalah sayang, tapi itu ga akan terjadi kalo kamu menutup rapat mulut manismu itu"bisik Abima pada telinga Laura, ia mulai menjilati telinga Laura dan sesekali menghisapnya.

  Laura mengumpulkan tenaganya, dengan seluruh usahanya Laura akhirnya terbebas dari dekapan pria itu, kini pria itu tersungkur akibat ulah Laura.

  Dengan cepat Laura berlari dari hadapan Abima, pria itu tidak mengejarnya ia hanya mengangkat salah satu sudut bibirnya dengan sedikit terkekeh. Laura terus berlari menuju sekolah dengan mata yang berlinang air mata.

Brak!

  Laura berlari tanpa melihat jalan, ia berlari dengan menoleh kebelakang takut jika pria mengerikan itu tiba tiba mengejarnya.

"Lau lu kenapa?"tanya Naufal panik, ia melihat penampilan Laura yang benar-benar berantakan. Kepangan yang ia kenakan sudah morat mari tak karuan, sweaternya juga sedikit berantakan.

  Naufal yang menyadari itu menggeram emosi, tangannya mengepal menahan emosi. Ia hendak pergi kearah Laura berlari namun dengan cepat Laura mencegahnya.

"G-g-Gua gapapa fal, jangan kesitu plis"pinta Laura sambil masih sesenggukan.

"Dengan penampilan lu yang kaya gitu lu bilang gapapa? Gua bakal tanganin ini baik"Naufal melepas genggaman Laura namun dengan cepat Laura menariknya kembali.

"Pliss jangan fal, gua gapapa Naufal"ujar Laura sekali lagi memastikan, ia menggenggam erat tangan Naufal dengan badan yang masih bergetar ketakutan.

"Gua yang kenapa-napa kalau lihat lu dalam keadaan gini Lau, gua gamau ada yang menyentuh milik gua sembarangan"Naufal berbicara sambil menenangkan Laura dalam dekapannya, tak ada penolakan dari Lajra entah mengapa ia justru merasa aman didalam dsda bidang Naufal. Kini kaos yang Naufal kenakan basah akibat tertempel keringat dan air mata Laura.

  Naufal melepas dekapannya, ia pergi meninggalkan Laura yang masih gemetaran seperti anak ayam tersebut got.

"Naufal!"Laura berteriak mengejar Naufal yang sudah sedikit jauh darinya, ia menarik tangan pria itu sembari mendekapnya.

"Plis jangan tinggalin gua sendirian hiks"Laura menangis tersedu-sedu sambil memeluk tangan kekar Naufal. Naufal sedikit terkejut mendengarnya, sejak kapan gadis itu menjadi begitu manja padanya.

☆To Be Next Continue☆

Thankyou beibb udah baca sampe akhir

Dont forget buat ninggalin jejak yaaa

Nah loh gimana ini Abima, padahal covernya kek cowo baik baik loh...

Salam cintah dari author💞🎀💞

THAT DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang