Chapter 3

21 15 10
                                    

"Lepas anjing!"Laura masih berusaha menarik tangannya sampai parkiran, akhirnya Naufal melepasnya saat sudah berada disana.

  Naufal mengangkat wajah Laura dengan mencengkram kedua pipi Laura.

"Gua gasuka ngeliat lu sama dia, paham?"ujar Naufal dengan tatapan tajam.

  Laura melepas cengkraman tangan Naufal tanpa menjawab apapun, ia sudah sangat lelah menghadapi Naufal.

"Masuk"ucap Naufal sambil membukakan pintu mobilnya.

  Tanpa membantah apapun Laura berjalan menuju mobil Naufal.

  Lagi-lagi mereka saling diam selama perjalanan, membuat suasana canggung didalam sana.

"Gua mau putus"ucap Laura memecahkan keheningan. Membuat Mobil Naufal yang tadinya melaju kencang kini berhenti mendadak membuat Laura hampir membenturkan kepalanya, untung saja ia memasang seatbeltnya.

"Apa lu bilang tadi? Putus?!"ujar Naufal tanpa menoleh kearah Laura.

"Iya, gua mau putus karna gua ga bisa cinta sama lu"jawab Laura.

"Oooh lu mau putus, tapi sayangnya lu harus lihat video ini dulu Lau"Naufal mengambil hapenya didalam saku seragamnya, ia menunjukan sebuah video yang menampilkan kelakuan bejatnya diruang osis sore itu.

"Tinggal kasih headline, seorang ketua osis tertidur sedang bercumbu mesra diruang osis dengan seorang kapten basket. And boom! Jabatan lu lenyap sayang. Hahahaha"

"Oh iya gua sengaja taruh handphonenya berlawanan arah biar ga keliatan kalo lu ga sadarkan diri"kini Naufal tersenyum penuh kemenangan membuat sebuah tamparan dari Laura melayang kepipinya.

"Lu cowo brengsek Naufal! Lu ngerusak hidup gua anjing!"

  Mata Laura panas, pandangannya kabur karna tergenang air mata. Kini pipinya basah karna air mata yang bercucuran turun dari matanya.

"Lau, jangan nangis dong Lau. Gua ga bermaksud buat nyakitin lu. Sebenernya kemarin gua udah mau berbuat bejat ke lu tapi gua ngurungin niat gua. Gua gamau ngerusak cewe yang gua sayang"ucap Naufal dengan muka panik, kini ia mendekatkan mukanya kearah Laura hendak menghapus air matanya namun Laura segera menepis tangan Naufal.

  Laura hendak membuka pintu mobil Naufal untuk turun namun Naufal malah melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, membuat tubuh Laura sedikit terpental, ia segera memasang seatbeltnya kembali.

"Lu gabakal bisa lari dari gue Lau, lu sendiri yang udah janji bakal kasih gua kesempatan 1 bulan. Hm?"

  Tak ada jawaban dari Laura, namun ia sudah tak menangis lagi. Ia sedari tadi menghadapkan wajahnya menghadap kaca tanpa menoleh kearah Naufal sama sekali.

  Naufal menghentikan mobilnya, ia melepas seatbeltnya dan mendekatkan badannya kearah Laura. Jarinya membelai rambut Laura, menyingkirkan rambut rambut yang berada diawajah Laura. Tangan kirinya memegangi tangan kanan Laura, kini muka Naufal makin mendekat kearah Laura membuat Laura memundurkan badannya ketakutan. Jari-jemari Naufal menari-nari diatas muka Laura, kini ia melewati bibir merah muda Laura dan sampai pada dagu wanita itu. Naufal menaikkan dagu Laura.

  Laura hendak melawannya, namun tangannya tertahan oleh tangan Naufal sedangkan tangan kirinya terjepit oleh badannya sendiri.

"Mau apa lu Naufal! Lepasin tangan gua!"sentak Laura, membuat Naufal tersenyum licik.

"Lu bakalan cinta sama gue Laura Emery"jawab Naufal singkat sambil membukakan seatbelt Laura.

  Laura segera meninggalkan mobil itu, ia berjalan masuk kerumahnya dengan sedikit berlari. Naufal melajukan mobilnya meninggalkan daerah rumah Laura.

☆☆☆

  Laura tengah sibuk menamatkan anime favoritenya, kemarin-kemarin ia terlalu sibuk dengan urusan osis jadi ia memuaskan dirinya hari ini untuk menonton anime.

"LAU!"pekik Oliv yang tiba tiba berada diambang pintu kamar Laura.

"Apasih liv! Lu buat gua jantungan tau"jawab Laura yang terkejut karna teriakan dari Oliv.

"Gua nginep ya hari ini plissss, gua kesini juga mau nagih penjelasan dari lu"ucap Oliv dengan muka memelas.

"Kenapa lagi? Ortu lu lagi ada masalah? Atau lu ditinggal sendirian dirumah?"jawab Laura yang sudah menebak jawaban dari Oliv.

"Hehehe, gua bosen dirumah Lau. Lagian dirumah lu gua bisa nampung wifi gratis"

  Oliv berjalan kekasur Laura dengan girang, ia juga mengeluarkan beberapa snack dari dalam tasnya.

"Yuk"ajak Oliv.

"Kemana?"jawab Laura, ia mematikan laptopnya dan mengarahkan badannya ke Oliv.

"Ceritalah, buruan cerita in ke gua"jawab Oliv sambil memakan sebuah cemilan yang ia bawa dari rumah.

"Oooh jadi gini liv"ujar Laura sembari mengambil cemilan Oliv, membuat sang empunya sedikit kesal untung ia membawa banyak cemilan jadi ia membuka cemilan lainnya.

  Laura menceritakan kejadian sore itu dengan detail tanpa terlewat sedikitpun. Membuat Oliv tercengang tanpa bisa berkata apapun sampe saat ini.

"Liv!"sentak Laura, membuat Oliv yang sedang melamun sedikit tersentak.

"Jadi, lu sama Naufal udah anu anu?"jawab Oliv dengan wajah yang masih menganga.

"Ya engga lah Liv! Ga sampe gitu juga, Naufal katanya ngurungin niatnya buat kaya gitu. Tapi masalahnya sekarang gua harus terjebak jadi pacar dia, gimana dong"kesal Laura.

"Ya enak dong, jadi pacar gapura kabupaten gua juga mau Lau coba aja kalo Naufal tembak gua wiiih syukuran tujuh hari tujuh malem gua Lau"cerocos Oliv, sambil membayangkan hal tersebut.

"Yaudah lu aja sana yang pacaran sama dia"jawab Laura kesal.

"Ya kalo bisa mah udah gua pacarin Lau, lu coba deh buat terbiasa sama Naufal Lau. Gua yakin lu bakalan bisa cinta sama dia, ya lu bayangin aja sih dua tahun itu bukan waktu yang sebentar buat Naufal Lau"

"Iya juga sih, tapi gua gasuka Naufal apalagi cinta. Lu tahu sendirikan tuh anak selalu ngerusak acara OSIS"

"Iya sih gua juga sebel kalo yang itu tapi dia tetep aja ganteng sih, apa jangan-jangan lu suka Abima?"perkataan terakhir Oliv sontak membuat Laura tersedak saat meneguk air putihnya.

"Gatau"jawab Laura singkat.

"Heh neng sadar! Lu seorganisasi sama dia, lagian si Abima tuh ga sebaik yang lu kira. Dia lebih brengsek dari Naufal"

"Gausah bilang gitu, lu bukan tuhan jadi gausah ngejudge manusia. Lagian gua cuma nyaman aja kok sama dia bukan berarti suka"ujar Laura sambil membuka kembali membuka laptopnya melanjutkan menonton anime.

"Yeeuuu bilang aja lu suka Lau"sahut Oliv sambil menimpukan bantal kearah Laura.

To Be Next Continue☆

THAT DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang