Chapter 6

12 6 5
                                    

  Laura masih terseduh-seduh dalam dekapan Naufal, pria itu sedari tadi mengelus pundak Laura sambil kebingungan tumben sekali gadis ini sendiri yang berinisiatif memeluknya.

"Maaf ya, baju lu jadi basah"ujar Laura sambil melepas pekukannya.

"Ayok pulang, gua anterin"ucap Naufal, ia berdiri dari duduknya sambil mengulurkan tangannya.

"Tapi acaranya masih belum selesai fal"jawab Laura, ia berdiri dan mengabaikan uluran tangan Naufal.

"Biarin si Abima lah yang urus, nanti gua chat dia buat bilang kalau lu sakit jadi harus pulang. Barang lu biar gua suruh Oliv yang bawa"jelas Naufal sambil menarik tangan Laura untuk digandeng.

  Mendengar nama Abima disebut sontak membuat Laura gemetar ketakutan. Naufal kebingungan melihat badan Laura yang meringkuk ketakutan.

"Kenapa? Lihat setan? Atau gakuat buat jalan, hm?"Naufal mengangkat tubuh Laura kedalam dekapannya. Tak ada sedikitpun penolakan dari Laura. Abima berjalan menuju parkiran dengan membawa Laura dalam dekapannya.

  Walaupun sesekali kasar, namun tak bisa dipungkiri Naufal memang sosok yang benar-benar mencintai Laura secara tulus.

"Bim, tolong gantiin cewe gua. Dia sakit"ujar Naufal saat berpapasan dengan Abima.

  Tubuh Laura bergetar hebat, ia sangat ketakutan tangannya yang bergetar meremas kaos Naufal bergetar.

"Kamu sakit Lau? Kok ga kasih tahu aku"Abima hendak mendekat kearah mereka namun kaki kiri Naufal menendangnya menjauh.

"Gausah sok perhatian lu, najis banget aku kamu"jawab Naufal dan berlalu pergi meninggalkan Abima yang tengah tersenyum licik.

  Abima menurunkan Laura dari dekapannya, kini Laura kembali berada diparkiran yang sedikit gelap ini. Kini ia bergetar tak karuan membuat Naufal bingung dan sedikit panik.

Bruk!

  Laura tak sadarkan diri saat Naufal tengah mencari kunci mobilnya. Naufal yang panik langsun mengeluarkan kunci mobilnya membuka pintu dan membopong Laura masuk kedalam mobilnya. Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan maksimal menuju rumah sakit. Sampai disana ia langsung membopong Laura menuju kasur rumah sakit.

  Abima terlihat panik melihat Laura, ia memberi beberapa lembar uang kepada satpam igd untuk memarkirkan mobilnya. Naufal mengambil ponsel Laura dari dalam sakunya hendak menghubungi orang tua Laura. Untung saja ia ingat password ponsel Laura, ia menelpon ayah Laura untuk memberitahu kondisi anaknya.

"Halo, ada apa sayang? Gimana acaranya? Lancarkan?"cerocos Reno dari balik ponsel Laura.

"Halo om, saya pacar Laura ini saya anter Laura kerumah sakit Hartanto. Dia pingsan tadi om"jelas Naufal.

"Laura pingsan? Kebiasaan anak itu, pasti lupa makan lagi. Yasudah saya kesana"Reno langsung menutup telfonnya.

"Fal"panggil Laura yang sudah tersadar dari pingsannya.

"Iya sayang, gua disini. Lu ga makan Lau? Kan bisa bilang gua kalau laper gua bakalan beliin lu makan pastinya, pokoknya mulai nanti gua bakalan kasih lu makanan setiap istirahat sekolah tapi lu harus makan"

"Gua gapapa kok fal"Laura sedikit terkekeh melihat Naufal yang biasanya dingin kini mengomelseperti seorang ibu yang sedang mengomeli anaknya karna tidak menghabiskan sarapan.

"Buat gua panik aja"lanjut Naufal.

  Naufal mendekatkan wajahnya kearah Laura, sebelum Laura berpaling ia sudah menahannya terlebih dahulu.

"Bilang ke gua, siapa yang sudah bikin lu kaya gini?"tegas Naufal dengan masih sedikit marah.

  Laura hanya menutup mulutnya, kalau saja Naufsl tahu ia pasti akan menghabisi orang itu. Laura tak ingin merepotkan Naufal dalam hal itu, lagipula jika ia cerita pada Naufsl ia takut Abima akan bertindak lebih.

"Bilang ke gua!"tegas Naufal. Laura tidak menjawab, matanya malah meneteskan air mata, ia sangat tidak menyangka Abima akan melakukan hal ini padanya.

"Gua gabakal maksa lu, tapi yang lu harus tahu gua gabakal ngebiarin lu terluka sedikitpun ditangan orang lain. Sampe gua tahu orangnya, gua bakal habisin dia saat ini juga"Naufal mengatakannya dengan penuh penekanan emosi.

"Laura!"Reno memeluk tubuh putri semata wayangnya yang tengah terbaring dikasur rumah sakit itu.

"Ayah... Laura kangen"ujar Laura dengan manja sambil membalas pelukan ayahnya.

"Kamu ini, selalu aja lupa makan harus ayah bilangin berapa kali sih Laura Emery"

  Baru saja ia mendengar omelan dari Naufal kini ayahnya juga ikut mengomelinya.

"Ayah! Laura ini sakit loh, masa malah diomelin"Laura memasang wajah memelas.

"Eh Lau, kamu kok ga cerita ke ayah kalo punya cowo ganteng gini"lanjut Reno sambil melirik kearah Naufal.

"Ah om bisa aja"jawab Naufal, wajahnya memerah malu.

"Om kenalin saya Naufal Alvendra calon suami Laura"Naufal mengulurkan tangannya.

"Ehekhm"Laura sedikit tersedak mendengar ucapan Naufal barusan.

"Woah, ngebet banget kamu. Lulus sekolah aja belum kamu"Reno memukul pelan pundak Naufal.

"Maaf ya jadi ngerepotin kamu, kamu pulang aja nak udah malem nanti dicariin orang tua kamu"lanjut Reno.

"Eh yasudah om saya balik dulu ya"pamit Naufal.
 
"Iya, hati-hati calon mantu"jawab Reno sambil sedikit terkekeh geli.

"Apaan sih ayah!"tegur Laura dengan bibirnya yang mengkerucut.

"Ayah cuma bercanda sayang, lagian siapa yang bolehin kamu pacaran hah?"Reno menjewer telinga Laura.

"Aduh ayah sakit, Laura ga pacaran sama dia yah"Laura memegangi kupingnya yang terkena jeweran maut ayahnya.

"Ga pacaran terus apa? Temen? Kuno banget sih kamu, tapi gapapa sih kalo pacarannya sama dia anaknya baik"

  Ucapan Reno barusan membuat mata Laurs sontak membelalak lebar.

"Biasa aja mukanya, besok papa izinin kamu sekolah istirahat  aja dirumah. Makan yang bener"Reno mengusap muka putri semata wayangnya itu.

"Tapi ayah dirumah kan yah? Temenin Laura."Laura memegangi tangan Reno yang sudah sedikit berkeriput.

"Hem... besok ayah ada urusan dikantor nak. Lagian dirumah kan ada bu Siti sama pak Udin jadi kamu ga sendirian"

"Yaudah deh"jawab Laura pasrah.

  Laura adalah sosok yang manja ketika bersama ayahnya, lelaki itu benar-benar sangat menyayangi Laura. Berbanding berbalik dengan bunda Laura, bundanya lebih memilih teman-teman arisannya daripada menghabiskan waktu bersama putrinya hal itu membuat hubungan keduanya merenggang seiring berjalannya waktu.

  Reno sebenarnya adalah sosok suami yang baik, namun Anggita selalu saja mencari-cari kesalahan suaminya. Membuat keduanya hampir setiap hari bertengkar.

To Be Next Continue☆

Thank you again beib sudah vote dan baca sampai akhir, love you all💞

THAT DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang