Semoga ini yang terakhir kalinya.
Bulir air mata lolos membuat anakan sungai di pipi Nona Muda Mashmell yang baru saja terbangun dari satu-satunya mimpi buruk dalam hidupnya.
"Mimpi ini?" keluh Liera sembari menangkup wajahnya. Kalut merajang di setiap hembus napasnya yang terengah. "Aku tak boleh berpikir sembarangan. Setahun lagi, semua ini akan berakhir. Ya, aku harus bertahan," cicitnya pelan sekedar ingin menenangkan diri sendiri.
Setahun lagi merupakan ulang tahunnya yang ke dua puluh sembilan. Ini merupakan sebuah kutukan keluarga. Di umurnya yang ke dua puluh sembilan tahun itu, ia harus berpulang ke sisi Tuhan. Liera selalu menolak adanya cinta yang datang padanya, bukan semata-mata hanya untuk egonya. Bukan karena tak mau meninggalkan cintanya, akan tetapi ia juga tak ingin jika memiliki anak, kelak hidupnya akan dibatasi dengan umur yang pendek seperti dirinya. Memiliki sihir namun dituntut untuk melakukan hal terburuk selama hidupnya.
Keluarga terkutuk.
"Kau baik-baik saja?" ucap Niki yang baru saja masuk dan melihat keadaan Liera sangatlah menyedihkan. Niki mengusap bulir air mata di pipi Liera. "It's okay, ada aku di sini. Jangan takut," tuturnya menenangkan. Perihal semua yang wanita Mashmell telah alami, Niki mengetahuinya. Niki tahu semua. Pria itu mencoba mengubah, akan tetapi segala upayanya gagal. Mungkinkah Moon Goddess tak menyetujui? Mungkin saja, iya.
"Di mana dia?"
Niki tampak gugup, seolah bingung harus menjawab pertanyaan Liera. Merasa tak segera mendapat jawaban, lantas Liera mengambil ponselnya. Tak butuh waktu lama untuknya berkutik dengan ponsel tersebut, wajahnya langsung berubah. Terkejut ketika ada beberapa artikel menuliskan bahwa Tuan Muda Vankoo tengah mempersiapkan acara pertunangan.
Ini? Benarkah? Evan, kau ....
Terkadang, hidup memang sebercanda itu. Kini Liera sadar, cintanya harus berhenti saat ini juga. Sejak awal, ia memang tak mengharapkan kisah romansa sempurna dalam hidupnya. Maka, kini Liera ingin sebuah ketenangan di sisa-sisa hidupnya.
"Aku akan pergi ke Roma. Bisakah kau menguruskan semua untuk kepergianku?" pinta Liera tersenyum pelik. Terlihat jelas wanita itu mencoba keras untuk mengatur napasnya yang masih saja tak teratur.
Keputusan terakhir, yaitu dengan pergi jauh dari cintanya.
Namun keputusan itu juga membuat kejut pria di hadapannya, bola matanya melebar, degup jantungnya mendadak semakin cepat dan menegang beberapa saat. "Tiba-tiba? Kenapa—"
"Kau mengenalku, Vy. Kau tahu bagaimana aku. Aku hanya ingin sebuah ketenangan. Untuk satu tahun kedepan, boleh 'kan jika aku ingin menikmatinya? Sendiri."
Mata Niki mendadak buram. Ia tak mengerti kenapa hari ini rasanya begitu menyesakkan sekaligus menakutkan. Wanitanya tidak hanya terluka, akan tetapi juga hancur. Kali ini ia kembali tak ingin egois. Lantas Niki mengangguk pelan. Menyetujui kemauan Liera. Niki sangat paham bagaimana kekalutan yang wanita itu alami. Ketakutan parah sampai membuat jiwanya terguncang, lalu berakhir tak sadarkan diri untuk waktu yang cukup lama.
Malam itu, Liera sebenarnya tak ingin mempengaruhi Leo dengan sihirnya. Ia hanya mencoba memastikan untuk terakhir kalinya, apakah Leo itu benar-benar Evan, sosok yang teramat ia cinta dengan sakit luar biasa menyiksa. Akan tetapi, Liera malah menjadi semakin buruk dipandangan Leo. Wanita itu sempat berpikir untuk menjelaskan, namun terhalang oleh efek samping dari sihirnya yang datang terlalu cepat. Lambat laun Liera kembali tersadar jika itu sebuah teguran yang ia dapat dari Moon Goddess. Di saat ia membaca artikel itu, Liera semakin dibuat sadar jika kini waktunya ia benar-benar pergi.
Mungkin memang benar, mulanya Niki tak mau mereka bertemu, namun setelah perjodohan pun Liera tak pernah serius menganggapnya sebagai tunangan, ia mulai pasrah dan kemudian memilih mempertemukan keduanya. Namun kini Niki menyesal, karena adanya pertemuan itu membuat keduanya semakin buruk.
Ada bibit penyesalan yang tumbuh dalam diri Niki. Tapi beberapa saat pikirannya kembali bekerja, ia hanya menemukan jika inilah takdir yang harus mereka lalui. Takdir yang harus mereka terima selamanya. Meninggalkan luka serta resiko yang cukup besar. Tidak akan pernah ada yang bisa mengusik itu.
"Kuharap kau bahagia, Lie. Maaf, jika selama ini aku hanyalah tunangan yang buruk bagimu."
"Tidak, kau akan tetap menjadi yang terbaik dihidupku. Terima kasih, Vy."
-END-
Anyeong Yeorobunnim 👐🏻
Dhee ucapkan banyak terima kasih ke kalian yang udah mau baca sampai sini. Maaf kalau kurang feel atau mungkin ga sesuai ekspektasi kalian. Tapi Dhee lega bisa nyelesain E-book project X-BLISS' author sampai sini.
Sejauh ini, bagian favorit kalian yang mana?
Oh, iya. Kalian vote keberapa, nich?
Ada yang kurang puas? Bilang aja kalau mau ada sequel bakal dikasih, kok 🤭.
Ingin kenal Dhee lebih dekat? Resapi berbagai cerita DarkRomance yang Dhee buat!
Jangan lupa untuk Follow akun Dhee, ya ....
Temukan kisah-kisah penuh luka lainnya.
Mafia? CEO? Gangster? Atau sesuatu yang berbau fantasy? Semua ada, dari yang masih on going sampai yang sudah tamat!
Anyways, jangan lupa juga buat follow member SOVELY-GLOW lainnya, ya ....
Okay, segitu dulu informasi dari Dhee
Sekian dan Terima Leo jadi Tuan Muda Vankoo ❤🔥 pye ... pye ....
KAMU SEDANG MEMBACA
Lilith • Leo Xodiac ✔
FanfictionE-book project X-BLISS' author by [SOVELY-GLOW 𝜗𝜚˚⋆ ©nadhealeer_] A Lee Ou Yin fanfiction. [A. Romance Fantasy Dark Angst] ִֶָ𓂃 ࣪˖ ִֶָ་༘࿐ Evelie Ra Mashmell. Definisi dari rasa sakit yang sesungguhnya. Umumnya, setiap wanita ingin diakui atas se...