Part 9

313 61 47
                                        

Akhirnya setelah beberapa Minggu menikah dengan Reyna, Satya baru memberanikan diri untuk mengajak Reyna kecan.

Satya sangat mempersiapkan kencannya dengan Reyna, ia ingin kencan ini tak akan terlupakan oleh Reyna, ia merencanakan banyak hal agar malam ini menjadi malam yang indah untuk Reyna dan Satya.

Satya menghubungi temannya yang memiliki restoran yang mewah, ia ingin menyewanya untuk kencannya dengan Reyna nanti malam, dan ia pun membeli villa sebegai hadiah pernikahan untuk Reyna.

"Triiiiiiiiing....." Suara notifikasi ponsel Reyna berdering.

Reyna pun langsung mengambilnya dan membaca pesan dari Satya.

"Kamu siap-siap ya Rey, setelah aku pulang mengajar kita akan pergi makan malam berdua" begitu isi pesannya, walaupun singkat tapi membuat Reyna jingkrak-jingkrak kegirangan, ia merasa kini telah mulai mengenal jatuh cinta lagi..

"Iya bang, Reyna akan siap-siap setelah Abang otw pulang." Balas Reyna

"Oke Rey" balas Satya singkat.

"Huhu, kenapa hati ini jedag-jedug di buat nya" batin Reyna

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Setelah selesai merapihkan kamar, Reyna bergegas menuju kamar mandi, ia begitu senang hari ini, hatinya seperti sedang berbunga-bunga karna di ajak makan malam berdua dengan Satya.

Mungkin sudah biasa mereka makan berdua, namun kali ini berbeda, ia yakin Satya akan memberikan sebuah kejutan untuknya.

"Ah jadi tak sabar menunggu om Satya pulang" batin Reyna.

Kini menunjukkan pukul 16:00 Reyna mondar-mandir di depan TV, ia begitu gelisah, karna Satya belum juga datang,tetapi tak lama kemudian suara klakson mobil Satya bunyi beberapa kali, hingga membuat Reyna begitu terkejut.

Kemudian Reyna berlari menuju gerbang dan membukakan pintu gerbang agar mobil suaminya itu masuk ke dalam bagasi.

"WELLCOME HOME BANGSAAAAAT" teriak Reyna dengan penuh semangat.

"Dek bisa ga jangan panggil BANGSAT " ucap Satya sambil menekan kata terakhirnya.

"Hehe bercanda Abang, yok masuk" ajak Reyna.

"Oh ia dek, kenapa kamu belum siap-siap " tanya Satya.

"Ah elah Abang, nanti aja barengan sama Abang, nanti kalo adek siap-siap dari jam 11 siang yang ada make-up adek luntur duluan" cerocos Reyna.

"Yaudah, Abang mandi dulu ya"

"Okey, Ade juga baru mau siap-siap kalau begitu " Reyna bergegas mengganti pakaiannya dan merias wajah nya agar Satya terpesona dibuatnya.

Beberapa menit berlalu akhirnya Satya selesai mandi, ia pun melihat Reyna dari pantulan Kaca riasnya, dia begitu anggun sekali.

"Dek, dress yang kamu pake sangat cantik" Satya memuji Reyna, yang dipuji pun tersenyum lebar.

"Ohh jadi yang cantik dress-nya aja ya"cibir Reyna tetapi jantungnya kini telah ajeb-ajeb karna Satya memperhatikan Reyna seperti ingin menerkam mangsanya.

"Kamu juga cantik, hari ini kamu cantik" Satya memuji Reyna kembali, tapi kali ini Satya berbisik ditelinga Reyna.

Seluruh bulu halus Reyna meremang, entah kenapa ia menjadi seperti ini, Satya begitu membuatnya seperti melayang di udara.

"A-abang jangan terlalu dekat" lirih Reyna sambil menepis dagu Satya.

"Kenapa hmm? Apa salahnya aku begini ? Kita kan sudah sah" Satya menggoda Reyna.

Lalu Satya mengecup bibir mungil Reyna

"CUUP"

Blussssh

Kini pipi Reyna memerah bagaikan kepiting rebus, detak jantungnya berdetak lebih cepat, ia begitu merinding dengan sikap Satya, Reyna heran kenapa beruang kutub ini bisa cair dengan cepat sekali.

SKIIP

Setelah selesai merapihkan diri, Satya dan Reyna pun langsung memasuki mobil, dan menancapkan gas menuju ke restoran yang sudah ia booking.

Di saat dalam perjalanan, Satya memberikan Reyna Ice cream agar Reyna tak terlalu gugup, karna sedari tadi setelah insiden itu Reyna hanya diam membisu, tak seperti biasanya yang bar-bar dan cerewet sekali.

Tubuh Reyna mendadak kaku, pikirannya mengarah ke insiden tadi, ia merasa begitu senang namun ia merasa terkejut, entah setan apa yang merasuki suami kakunya itu, sampai sifatnya berubah 180 derajat.

Satya merasakan bahwa Reyna kini masih saja melamun meski sudah menghabiskan 2 ice cream, rasa gugupnya masih belum hilang, Satya menghela nafas dalam-dalam, dan mulai mengajak Reyna mengobrol agar mencairkan suasana.

"Dek ko diem aja sih?" Tanya Satya.

"Eh anu, itu bang eh ngga apa-apa"jawabannya.

"Hah ? Kenapa dek? Apa gamau di ajak jalan-jalan?" Tanya Satya.

"Bu-bukan bang, cuma aku heran aja sama Abang, ko jadi begini sama adek" ucap Reyna terbata-bata saat pandangan mata mereka beradu.

"Hmmm, nanti setelah sampai restoran Abang ceritain ke adek ya" ujar Satya sambil kembali fokus menyetir.

"Iya bang" sahut Reyna.

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

30 menit berlalu, akhirnya mereka sampai juga ke restoran yang Satya booking, Reyna turun dari mobilnya dan Satya menggandeng tangan Reyna.

Lagi dan lagi, sikap Satya membuat bulu halus nya merinding, ia takut lelaki yang bergelar suaminya ini akan memakannya hidup-hidup.

Satya dan Reyna pun duduk di kursi yang mewah, di sekeliling kursi dan meja itu dihiasi dengan bunga-bunga dan lilin-lilin kecil.

Reyna terharu, matanya sembab ingin sekali ia menangis, karna baru kali ini ia diperlakukan lelaki seromantis ini.

Lelaki yang membantu Satya pun datang mengantarkan beberapa makanan dan minuman serta desert kesukaan Reyna.

Sang pemilik restoran itu tersenyum kepada Reyna dan Satya, dan berdiri di samping Satya sahabat dekatnya.

"Tunggu deh, perasaan pernah ketemu sama om, tapi dimana ya aku lupa" Reyna berusaha mengingat-ingat.

Lelaki itu memperkenalkan dirinya, ia sebenarnya tinggal di Bandung, restoran ini selalu di kelola oleh adik sepupunya, namun atas permintaan Satya, jadi dia pergi dan melayani Satya beserta Reyna.

"saya Rendi sahabat kecil Satya" ucap Rendi sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Reyna.

"Oh hai om, aku Reyna, salam kenal ya, tapi jujur aja ya dulu kaya pernah lihat om tapi ntah lah lupa juga aku kapan ketemunya" ujarnya sambil terkekeh.

Setelah berbincang-bincang akhirnya Reyna dan Satya pun fokus ke hidangan yang ada di atas mejanya, Satya memilih makan terlebih dahulu, Karna ia tau sedari dalam mobil istrinya cosplay menjadi patung.

"Dek apa kamu suka dengan Susana di restoran outdoor ini" tanya Satya.

"Suka bang, Reyna belum pernah melihat restoran semegah dan seindah ini"ucap Reyna sambil mengamati setiap sudut restoran.

"Dek Abang punya sesuatu buat adek" Satya mengeluarkan cincin diamond untuk Reyna.

Sepasang mata milik Reyna berbinar-binar, rasanya ingin sekali ia jingkrak-jingkrak, namun ia malu karna ini malam yang spesial untuknya.

"Dek Abang harap, walaupun awalnya pernikahan ini atas dasar perjodohan dan pakasaan, Abang ingin kita membina hubungan ini selama-lamanya hingga maut yang memisahkan" ucap Satya sambil memegang tangan Reyna.

Wajah Reyna kembali memerah bagaikan kepiting rebus, ia begitu terharu, terkejut.

"I-iya bang, Reyna akan mencoba untuk membuka hati untuk Abang " lirih Reyna sambil menundukkan kepalanya.

Satyapun menautkan cincin itu ketangan Reyna, dan mengecup tangan Reyna.

My teacher my husband (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang