"pantesan dicariin gaada kamu sha, ikut Kevin ternyata" ucap Gracia
"iya ci, aku bangun kepagian tadi jadi ikut aja sama kak Kevin" ucap Marsha mengangguk
"awas loh sha hati-hati, kita aja gaada yang bisa ngikutin gaya hidupnya Kevin" ucap Jelita memperingati Marsha
"maksudnya gimana tante" tanya Marsha bingung
"mama, papa sama adek gw pernah mau ikutin gw bangun pagi-pagi buta terus ikut gw latihan abis itu mereka jadi males-malesan di rumah seharian dan ngeluh badannya pegal semua" kekeh Kevin menjawab pertanyaan Marsha lalu berjalan menuju kulkas dan mengambil air mineral
"badan aku emang pegal-pegal sih cuma biasa aja kok" ucap Marsha
"awalnya tante juga begitu sha tapi makin lama malah jadi makin males gerak tau kayak ada beban berat gitu" ucap Jelita terkekeh kecil
"aku juga bingung vin, kamu kok bisa gitu jalanin hidup kayak gitu kan keras banget" ucap Gracia "aku aja bangun pagi rada susah apalagi kayak kamu tiap hari begitu terus" lanjut Gracia heran
"itulah perbedaan antara orang yang berhasil dan yang engga, kalo cici nyerah karena 'ahh cape banget' atau 'ah susah banget sih' sampe kapanpun cici bakal jadi biasa-biasa aja, sampe kapan pun member JKT48 semuanya ya biasa-biasa aja kalo mereka semua punya mindset kayak gitu, kalo cici dan yang lain gabisa mendisiplinkan diri buat ngelakuin hal-hal yang gak nyaman, jangan berharap deh buat sampe ke mimpi tertinggi kalian....kalian cuma sampah yang penuh harapan-harapan yang gaakan bisa kalian gapai sampai kapanpun" ucap Kevin sedikit keras
"tapi itu cape tau kak, aku aja juga begitu coba displin tapi ya ga tahan karena terlalu cape" ucap Marsha
"cape itu bagian dari proses, lu pikir gw robot gitu ga pernah cape? lu pikir gw bangun pagi setiap hari selalu semangat? GAK! ada kalanya gw benci kenapa gw harus bangun sepagi itu, tapi disiplin bukan tentang apa yang pengen lu lakuin, itu tentang lu ngelakuinnya karena lu ga punya pilihan lain" ucap Kevin berhenti sejenak untuk minum sebelum melanjutkannya
"kalo lu gabisa komitmen buat itu, lu gaakan pernah mencapai potensi lu, kalo lu pikir lu sekarang berhasil....TCIH!!" ucap Kevin seraya meludah ke luar halamannya
"lu gaakan berhasil tanpa maksa diri lu terus-menerus, kalo lu bilang lu bisa berhasil tanpa ngelakuin itu...LU BOHONG!! LU BOHONG SAMA DIRI LU SENDIRI!!" ucap Kevin seraya menunjuk ke arah Marsha dan Gracia
"jadi yang terbaik butuh lebih dari sekedar bakat, itu butuh obsesi dengan disiplin, kalo lu gabisa dan gamau menderika karena itu....jangan harap lu bisa berhasil" ucap Kevin menunjuk ke arah mereka lagi lalu memberikan jempol ke bawah dengan tatapan meremehkan
Itu Kevin, ia benci dengan orang yang katanya mau menjadi yang katanya mau berhasil namun untuk punya tingkat displin dan konsistensi yang tinggi saja mereka enggan
Marsha dan Gracia juga Azizi, Christy, Greesel dan Kathrina yang menguping dari lantai atas karena mendengar Kevin sedikit berteriak pun tertegun dan berpikir keras tentang apakah mereka sudah benar-benar all out dalam hal yang mereka lakukan sekarang
"berapi-api memang Kevin tuh kalo udah bahas kayak gitu, jangan tersinggung ya" ucap Jelita kepada Gracia dan Marsha seraya mengelus punggung Kevin
"iya tante kita ngerti kok dan emang yang dibilang kak Kevin tuh bener" ucap Marsha tersenyum dan mengangguk mengerti
DRTT...DRTT...DRTT
Smartphone Kevin tiba-tiba berbunyi dan Kevin pun langsung mengangkatnya dengan wajah bahagianya
"Olá, Kevin. Como estás? Eu ouvi sobre o que aconteceu, e queria falar contigo" (Halo, Kevin. Apa kabar? Aku sudah mendengar apa yang terjadi, dan aku ingin bicara denganmu) Cristiano dari seberang sana langsung berbicara
"Oi, Cristiano. Sim... não está fácil, mas estou a tentar lidar com isso." (Hai, Cristiano. Ya... itu tidak mudah, tetapi aku mencoba mengatasinya)
"Eu entendo. Todos nós passamos por momentos difíceis, mas é nesses momentos que mostramos quem realmente somos. Tu és forte, Kevin. Já mostraste isso no campo, e agora tens de mostrar fora dele" (Aku mengerti. Kita semua mengalami masa-masa sulit, tetapi di masa-masa seperti inilah kita menunjukkan siapa diri kita sebenarnya. Kamu kuat, Kevin. Kamu sudah menunjukkannya di lapangan, dan sekarang kamu harus menunjukkannya di luar lapangan)
"Eu tento ser forte, mas às vezes parece que tudo está a desmoronar" (Aku mencoba untuk menjadi kuat, tetapi terkadang rasanya semuanya berantakan)
"Olha, o futebol e a vida são parecidos. Há alturas em que vais perder, em que tudo parece difícil, mas desistir nunca é uma opção. Concentra-te no que te faz feliz e continua a trabalhar. A disciplina é o que sempre te levou mais longe, e agora é o que te vai levantar novamente" (Dengar, sepak bola dan kehidupan itu serupa. Ada kalanya kamu kalah, ketika semuanya tampak sulit, tetapi menyerah bukanlah pilihan. Fokuslah pada apa yang membuat kamu bahagia dan teruslah bekerja. Disiplin adalah hal yang selalu mendorong kamu lebih jauh, dan sekarang itulah yang akan mengangkat kamu kembali)
"Tens razão. É difícil, mas vou continuar" (Kamu benar. Memang sulit, tapi aku akan terus berusaha)
"Tu já provaste no campo que tens o que é preciso para ser o melhor. Agora tens de provar o mesmo fora dele. E lembra-te, ninguém consegue fazer-te cair, só tu próprio. Mente forte, Kevin. Se precisares de mim, estou aqui" (Kamu telah membuktikan di lapangan bahwa kamu memiliki apa yang dibutuhkan untuk menjadi yang terbaik. Sekarang kamu harus membuktikan hal yang sama di luar lapangan. Dan ingat, tidak ada yang bisa menjatuhkanmu selain dirimu sendiri. Kuatkan pikiranmu, Kevin. Jika kamu membutuhkan aku, aku di sini)
"Obrigado, Cristiano. Vou lembrar-me disso. Obrigado mesmo" (Terima kasih, Cristiano. Aku akan mengingatnya. Sungguh, terima kasih)
Kevin mematikan smartphonenya dan wajahnya kini kembali menampilkan semangat yang tinggi dan dari matanya menyala api semangat yang membara
"pasti Cristiano" ucap Jelita dan Kevin pun tersenyum seraya mengangguk
"kak Kevin kenal Cristiano Ronaldo" ucap Marsha terkejut
"role modelnya dia selain Kaka ya Cristiano sha" ucap Jelita tersenyum
"kalo Messi" tanya Marsha
"kenal, pernah beberapa kali ketemu juga" jawab Kevin
"wuih keren" ucap Marsha menepuk-nepukan tangannya
"apa kerennya sih sha, kan Kevin pemain bola ya wajar lah dia kenal dan pernah ketemu" kekeh Gracia membuat yang lain ikut terkekeh
Kathrina dan yang lain pun ikut turun dari lantai atas sambil tertawa-tawa sementara Marsha sudah menutupi wajahnya yang memerah karena malu
To Be Continued
KAMU SEDANG MEMBACA
KEVIN
Fanfiction‼️BACA‼️ ⚠️ Walaupun ini cerita olahraga lebih tepatnya sepakbola tapi ga banyak scene sepakbolanya (tapi tetep ada) lebih fokus ke perjalanan si karakter dan perkembangan sepakbola ⚠️ Beberapa dialog pake bahasa inggris dan tidak gw translate cuma...