III

7 5 0
                                    

***
Di kelas 12A Kevin sedang mencatat materi, di kelas hanya ada beberapa anak saja. Dan dapat Kevin lihat Aurora dan Sean belum datang.

Tak berapa lama ada dua anak yang masuk ke kelas sambil berbicara, Kevin menghentikan aktivitasnya karena ia mendengar nama Viona disebut oleh kedua anak itu.

"Katanya di kelas 12C ada anak baru yang mukanya mirip Viona ya?" tanya anak itu kepada temannya.

"Iya, tapi katanya sih dia bukan Viona, gue lupa namanya siapa. Nanti istirahat kita lihat seberapa mirip dia sama princess nya Excelsior International School."

"Mana mungkin sih itu Viona, lagian dia kan udah mati ... Eh," Ia menghentikan ucapannya karena ia tersadar bahwa di kelas sudah ada Kevin.

Kevin menatap kedua anak itu dengan tatapan dingin. Kemudian ia langsung pergi menuju ke kelas 12C untuk melihat anak baru yang diduga mirip dengan kekasihnya.

Sesampainya di kelas 12C Kevin melihat ke sekeliling kelas untuk mencari anak baru itu, tapi ternyata tidak ada. Sebenarnya yang dikatakan kedua anak itu tuh benar atau tidak.

"Nyari siapa Vin?" tanya Angel.

Kevin tidak menjawab pertanyaan Angel, saat ia hendak keluar dari kelas, Kevin terdiam melihat seseorang yang baru saja masuk ke kelas 12C. Benar kata dia anak itu, seseorang yang ada di hadapannya sangat mirip dengan Viona. "Viona?" Dengan cepat Kevin langsung memeluk. "Aku yakin kamu masih hidup, kamu kemana aja, aku kangen kamu." Tanpa sadar mata Kevin sudah mulai memerah.

Angel yang melihat hal itu pun langsung berdiri. "Kevin, tapi dia bukan Viona."

Vania yang dipeluk Kevin merasa terkejut, ia mencoba untuk melepaskan pelukan itu, tapi Kevin tetap memeluknya dengan erat.

"Beri aku waktu untuk melepas kerinduan, dua tahun kamu ninggalin aku."

Tak lama juga Aurora datang bersama Sean, mereka mendapatkan kabar kalau Kevin sedang berada di 12C, Aurora sudah bisa menduga pasti Kevin akan melakukan hal itu kepada anak baru yang mirip Viona. "Kevin! Sadar, itu bukan Viona, Viona udah meninggal dan pemakaman Viona kita juga lihat."

Mendengar itu Kevin tersadar, ia kemudian melepaskan pelukannya kepada Vania.

Vania melihat Kevin menangis, ia merasakan bagaimana rasanya menjadi Kevin, mungkin dia amat sedih karena ditinggal oleh orang tersayangnya.

"Tapi kenapa mukanya ..." ucap Kevin.

Vania tersenyum kemudian mengulurkan tangannya. "Kenalin gue Vania, Vania Clarissta."

Tidak, ini terlalu mirip bagi Kevin, senyuman itu, mata itu.

"Udah Vin, banyak anak yang lihat, kita harus pergi dari sini, dia bukan Viona sahabat kita," ucap Sean sambil membawa Kevin untuk pergi dari kelas 12C.

"Vania lo gak papa?" tanya Bian khawatir karena saat ia baru sampai di kelas ia melihat Kevin sedang berdiri di depan Vania.

"Gue gak papa."

Kini seluruh anak menatap Vania dengan tatapan tidak suka, Vania tidak memperdulikan itu, ia langsung duduk di kursinya, sambil memikirkan kejadian yang baru saja terjadi. Sesayang itu Kevin sama Viona?

***

Kevin, Aurora, dan Sean sedang makan di kantin. Tak berhenti-hentinya Kevin memandangi Vania, ia masih tidak percaya akan ini semua. Kevin juga bingung kenapa bisa ada orang semirip Viona, padahal Viona tidak memiliki saudara kembar.

Aurora yang kesal melihat Kevin terus-terusan memandang Vania menaruh sendoknya dengan kasar. "Sampai kapan lo mau lihatin tuh cewek hah?"

Kevin langsung mengalihkan perhatiannya. "Sorry, gue hanya kangen aja, gue merasa Viona hidup lagi."

"Lo masih belum percaya kan kalau itu bukan Viona? Mau gue buktiin?" tanya Sean.

Kevin menatap Sean. "Maksud lo?"

Sean menatap udang yang ada di depannya. "Kita buktiin dengan itu."

Aurora tersenyum. "Bagus juga ide lo."

"Gila lo, Viona gak suka udang! Dia pasti akan muntah."

Aurora tertawa. "Makanya kita buktiin, dia beneran Viona atau bukan."

"Viona, katanya di kantin ini ada menu baru loh," ucap Aurora dengan gembira.

"Oh ya? Apa menunya?" tanya Viona.

"Udang balado," jawab Sean.

"Hah, udang?"

"Kenapa?" tanya Kevin. "Kamu gak suka? Yaudah kamu gak usah makan udang itu ya, kita cari menu lain aja."

"Nggak Kevin, ayo kita makan udang balado itu, kelihatannya enak."

Aurora tersenyum kemudian mengangguk. "Yaudah gue sama Sean yang pesen ya kalian tunggu di sini, oke." Kemudian Aurora dan Sean pergi untuk memesan udang balado.

"Sayang, kamu yakin? Udah biar aku pesen menu uang lain," ucap Kevin.

Viona memegang tangan Kevin. "Aku gak papa Kevin, kamu kenapa sih."

"Yaudah." Kevin mengacak-acak rambut Viona.

Aurora dan Sean membawa empat porsi udang balado. Viona menatap makanan di depannya, ia harus memakan makanan itu agar sahabatnya tidak merasa sedih.

Baru saja Viona memakan satu suap udang, ia sudah merasakan mual, sejujurnya Viona sangat tidak menyukai udang. "Aku ke toilet dulu."

"Eh, Viona gak suka udang kah?" tanya Aurora merasa bersalah. "Harusnya kita gak usah makan udang."

Kevin langsung menyusul Viona, tak lupa ia membeli susu cokelat untuk meredakan mualnya Viona, susu cokelat adalah kesukaannya.

Vania memuntahkan semua makanan di wastafel. Melihat Viona seperti itu Kevin sanget merasa bersalah. "Viona, kamu gak papa?" tanya Kevin.

"Aku gak papa," ucap Viona. "Kevin, maaf ya, karena aku kalian gak maka udang itu dengan enak. Kamu jadi harus ke sini untuk nemuin aku." Viona menundukkan kepalanya.

"Hei, harusnya aku yang minta maaf, udah bikin kamu mual kayak gini," ucap Kevin. "Nih, aku bawain susu cokelat kesukaan kamu."

Viona tersenyum melihat itu. "Makasih ya."

Aurora menghampiri meja Vania, dia sedang makan sendirian, dapat Aurora lihat Vania hanya makan bekal dari rumah. "Hai Vania. Gue Bokeh duduk di sini?" tanya Aurora.

Vania mengangguk.

"Lo gak pesen makanan?"

"Gue bawa makanan dari rumah."

Aurora hanya mengangguk mendengar itu. "By the way, gue bawa udang krispi nih, Lo mau gak? Enak loh, lo pasti belum nyobain kan udang krispi sekolah ini?"

"Tapi ...."

Aurora mendekatkan wajahnya ke telinga Vania. "Buktiin kalau Lo bukan Viona," ucap Aurora dengan tersenyum.

Vania melihat udang krispi di depannya, ia terdiam haruskah dia memakan makanan ini?

"Ayo, tunggu apa lagi? Lo gak mau makan makanan yang gue kasih? Yaudah gue buang aja makanannya," ucap Aurora hendak mengambil makanan itu.

"Eh. Gue makan, kebetulan gue suka kok sama udang krispi," ucap Vania.

Vania mengambil udang itu, saat ia hendak memasukkan udang itu ke mulut, tiba-tiba terdengar suara Kevin.

"Cukup, lo gak perlu makan ini."

Melihat Kevin menggagalkan aksinya, Aurora melihat Kevin dengan tatapan tajam. "Vin, lo apa-apaan sih, Vania mau makan udang krispi dari gue."

"Kita cari cara lain, gak harus ini." Kevin mengambil piring yang berisi udang krispi milik Aurora.

Kemudian Kevin membawa Aurora pergi dari hadapan Vania.

***

WHO ARE YOU? [ONGOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang