II

9 5 0
                                    

***

Vania berjalan di belakang wali kelasnya untuk menuju kelas. Sesampainya di kelas Vania langsung disuruh untuk memperkenalkan diri, dan dapat Vania lihat banyak anak-anak yang terkejut akan kedatangan Vania, Vania pun tidak mengerti hal itu. Semua orang seperti memandang Vania bingung.

"Vania bisa tolong kamu untuk memperkenalkan diri," ucap sang Wali Kelas.

Vania mengangguk kemudian mulai memperkenalkan diri. "Hai, perkenalkan nama saya Vania Clarissta, bisa dipanggil Vania. Saya pindahan dari SMA Negeri Mega Kencana."

"Lo Viona kan?" tanya Angel.

"Saya Vania bukan Viona."

"Tapi kok, muka kalian mirip, lo pasti Viona kan?" ucap Angel sekali lagi. "Eh tapi kayaknya gak mungkin sih, Viona penampilannya gak kayak lo, Vania orangnya anggun, bersih. Sedangkan lo, kotor. Tuh lihat aja sepatunya."

"Seluruh anak-anak di kelas menertawai hal itu.

"Angel," tegur sang Wali Kelas. "Baik Vania, kamu bisa duduk di ...."

Kemudian ada seorang cowok yang melambai-lambaikan tangannya. "Nah kamu bisa duduk di seberang Bian ya," ucap Wali Kelas kepada Vania.

"Baik Bu." Vania jalan menuju meja di seberang Bian dan duduk.

Bian senang akhirnya sekarang dia mempunyai teman baru

"Oke anak-anak jam pertama kita masih kosong nanti akan diisi pada jam ke dua," ucap Wali Kelas kemudian meninggalkan kelas.

"Hai, kenalin gue Bian. Abbian Putra Mahendra," ucap Bain sambil mengulurkan tangannya.

Dengan senang hati Vania pun membalas uluran tangan Bian. "Gue Vania."

"Vania. Nama yang bagus," ucap Bian sambil tersenyum.

"Makasih."

Kemudian dengan tiba-tiba seorang cowok melemparkan banyak buku ke meja Bian. "Kerjain tugas anak 12A."

Dapat Vania lihat anak itu bernama Adit. Dan di sebelah Adit ada dua orang lagi yaitu bernama Farel dan Christ.

"Gue gak mau," ucap Bian.

Dengan cepat Adit langsung menendang kuris Bian hingga menyentuh tembok. Bian memegang punggungnya yang terasa sakit.

Adit menjambak rambut Bian. "Ngelawan lo? Ngerasa jagoan gitu?"

Vania menutup mulutnya dengan tangan, baru kali ini ia melihat pembullyan secara langsung. Buru-buru Vania mengambil handphone-nya hendak merekam kejadian itu untuk menjadi bukti. Kemudian Angel menahan tangan Vania. "Gak usah ikut campur."

Vania melihat ke sekeliling kelas, anak-anak mengerjakan aktivitasnya dengan tenang tanpa memedulikan Bian, seperti tidak terjadi apa-apa. Vania mengepalkan tangannya kenapa bisa semua orang seperti menutup mata dan telinga?

Bian menatap balik Adit dengan tajam. "Asal lo inget gue bukan kacung lo."

Christ memukul wajah Bian dengan keras. "Ini balasan karena lo gak nurut. Lo harus nurutin perkataan anak-anak kelas 12A. Tanpa uang mereka mungkin kita tidak akan bisa ke sini!!!!"

"Tapi gue bisa dapet beasiswa karena gue belajar!"

Farel menarik kerah baju Bian. "NURUT APA SUSAHNYA LO?!" Farel memukul wajah Bian.

Bian terbatuk hingga mengeluarkan darah.

Vania tidak bisa diam saja, Vania harus menolong Bian. Vania harus ke ruang guru sekarang dan menemui wali kelasnya. Sesampainya di ruang guru Vania langsung menceritakan semuanya ke Wali Kelas, akan tetapi apa jawabannya? "Dia hanya sedang bermain aja Vania, biarkan saja."

WHO ARE YOU? [ONGOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang