•••
Wah...
Orang-orang benar tentang Onyx Corp, perusahaan aksesoris terbesar di Australia itu mempunyai gedung pencakar langit yang luar biasa megah. Raven hanya pernah melewatinya beberapa kali saat bekerja menjadi pengantar pizza, tapi baru hari ini dia menginjakkan kaki disana, lantai granit itu seolah tak pantas ia pijak dengan sepatu kusamnya.
Bermodalkan kartu nama Rafael, dia bisa dengan mudah masuk. Penjaga menuntunnya naik ke lantai atas, melewati beberapa seluk lorong bersama tatapan takjub yang tak bisa Raven sembunyikan. Memasuki satu ruangan berpintukan kayu jati raksasa, Raven bisa melihat Rafael disana, duduk dihadapan tiga orang pegawainya, berbicara serius entah tentang apa. Raven menunggu di sudut ruangan sambil mengatur kegugupannya, tak sopan memotong diskusi pria itu kan?
"Produk kondom Onyx mengalami penurunan minat saat ini, yang kita butuhkan adalah sesuatu yang baru, yang membuat pelanggan tertarik untuk membelinya."
"Apa sebaiknya kita ciptakan pelumas sebagai inovasinya?"
Tunggu, Raven kira perusahaan ini hanya mengeluarkan produk perhiasan, dia baru tahu kalau alat seks semacam itu juga berasal dari Onyx? Wah, sekali lagi.
"Ada banyak produk pelumas di pasaran, kita hanya perlu mencari satu keunggulan yang tidak dimiliki produk-produk itu."
"Tapi apa..."
Keheningan membawa mata mereka mengarah pada Raven, termasuk Rafael yang juga baru menyadarinya. Ditatap begitu Raven berdehem pelan.
"Permisi, Pak William."
Ya, tentu. Raven akan memanggilnya dengan sebutan itu mulai sekarang.
"Kalian boleh keluar, kecuali kau, Hera."
Dua orang pegawainya keluar dan Raven diminta duduk di sofa, berhadapan dengan Rafael dan bersampingan dengan wanita hitam manis bernama Hera.
"Hera, beri dia kursi kosong di kantor kita."
Hera seorang HRD memperhatikan Raven, menelisik dengan heran betapa masih muda laki-laki ini terlihat.
"Berapa umurmu?"
"Tujuh belas."
"Pak?" Hera menatap Rafael kebingungan, pria itu mengalihkan pandangannya dari Raven untuk memberi anggukan.
"Ya baiklah, Pak William sudah merekomendasikanmu, jadi aku akan memberikan beberapa tawaran posisi di kantor kami. Saat ini kami membutuhkan asisten keuangan, pendamping asisten direktur utama, manajer produksi, direktur periklanan, anggota pemasaran, dan satu tempat kosong dibagian pegawai administrasi. Masing-masing bidang itu memiliki tingkat gaji yang berbeda tapi apapun yang kau pilih aku bisa memastikan kau akan mendapat paling tidak 20 sampai 30 juta setiap bulannya."
Hera menarik udara panjang setelah menjelaskan semua itu dalam satu nafas, lalu dia tersenyum pada Raven,
"Jadi, kau mau yang mana?"
Raven menggaruk tengkuknya yang tak gatal, dengan suara sungkan dia menjawab,
"Apa tidak ada tempat kosong dibagian petugas kebersihan, Bu?"
"Hah?" Hera melemah. "Kau mau jadi OB?"
Raven mengangguk.
Kembali Hera menatap Rafael yang sekarang tengah mengulum rapat bibirnya.
"Kau yakin?" tanya wanita itu lagi.
"Saat ini aku belum lulus sekolah menengah, aku pasti akan merepotkan perusahaan kalau menerima tawaran tadi. Masih banyak sarjana lain diluaran sana yang menunggu untuk posisi itu, aku cukup dengan menjadi OB saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
He's Kinda Hot [SungJake]
FanfictionRaven pikir, dia tidak mudah tertarik dengan seseorang, tapi sial, pria beralis tebal itu terlalu seksi untuk dia tolak. "Aku berani sumpah, hanya pria tua keladi yang tertarik denganmu." "Persis, salah satunya adalah ayahmu." a story by: jajangmyeo...