BAB [5]

2.1K 292 151
                                    

Don't forget to leave your vote and comment for support 🥰🫶🏼
•••

Dicaci maki seperti itu oleh rekan kerja Rafael, Raven hanya bisa menunduk menahan sedih. Padahal semuanya sudah tercampur dengan baik pikirnya. Susu, cokelat, dan kopi di dalam gelas itu adalah bahan yang sama yang dia gunakan dari dapur. Tapi kenapa pria itu tidak menyukainya? Apa yang salah?

"Kau harus memecat orang ini!"

Raven terkejut, kalimat seperti itu membuatnya sedikit trauma. Kepalanya menggeleng menatap Rafael yang sejak tadi diam saja.

"Saya sangat minta maaf." Raven inisiatif membungkuk padanya.

"Apa kau sadar bahwa kau mencampur pewarna tembok di gelas kopiku! Sialan Rafael, kenapa gelandangan sepertinya ingin mencelakaiku?"

"Aku tidak melakukannya." Raven menatap Rafael dengan mata basah, "Pak sungguh, aku tidak begitu. Percaya denganku."

"Kau masih saja mengelak, bajingan?!"

"Maaf Edukas, kurasa ini bukan salahnya."

Rafael terlihat menahan gemuruh emosi, lalu keduanya terkejut saat dia berteriak,

"Keluar dari situ, Dybala William!!!"

Dybala yang sejak tadi bersembunyi dibalik pintu sama terkejutnya, tak menyangka sang ayah mengetahui keberadaannya. Dengan terpaksa dia keluar dari sana, berjalan masuk dan mendapati tatapan tajam dari Rafael.

Para karyawan Onyx yang ikut mendengar keributan pun berbondong mengintip.

"Edukas, jika kau mau meneriaki seseorang bajingan, maka teriaki dia."

Pria bernama Edukas itu menatap Rafael bingung. "Tapi dia anakmu kan?"

"Ya, dia anakku. Dia juga yang mencampur kopimu dengan cat. Anak sialan ini tak bisa berhenti membuat kekacauan."

Dybala berdecih.
"Apa kau punya bukti?"

"Aku tak butuh bukti, aku tahu kau selalu melakukan ini pada Raven."

"Dia tukang fitnah." Dybala melirik sinis pada Raven yang tengah menunduk.

"Jangan membantah, minta maaf pada Edukas dan juga Raven."

"Apa? Minta maaf? Untuk apa? Aku tidak melakukan apapun."

"Kubilang minta maaf!" Bentak Rafael.

Dybala menyeringai.
"Seolah kau bisa mengaturku," ejeknya.

Rafael mengepal tangan, mati-matian berusaha menahan sesuatu yang tidak seharusnya terjadi disini.

"Lagian kalau petinggi sekolah saja bisa dia racuni, kenapa rekanmu tidak? Orang tuanya pasti tak pernah mengajarinya banyak hal."

Raven tergesa mengusap air matanya yang tiba-tiba jatuh mendengar itu.

"Orang miskin sepertinya memang pantas dicurigai," lanjut Dybala.

"Raven bekerja dan menghasilkan uangnya sendiri. Tapi kau? Kau sibuk mengemis uang padaku, tanpa uang ayahmu ini mungkin kau tidak bisa melanjutkan hidup. Jadi yang pantas disebut orang miskin adalah kau."

Tawa Dybala terdengar menahan sakit akibat ucapan Rafael barusan.

"Kenapa kau selalu membelanya? Apa kau takut kehilangan pelacurmu?"

Semua orang terkejut, kata-kata Dybala berhasil menyulut murka Rafael yang lantas melangkah mendekati anaknya untuk melayangkan dua tamparan keras, hingga membuat tubuh Dybala terhempas.

He's Kinda Hot [SungJake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang