Order by whatsapp:
0887-0721-6975
•••Dua orang bertempramen keras sedang dihadapkan dengan keheningan mobil. Rafael sendiri yang memaksa agar Dybala pulang bersamanya malam ini, tentu saja dengan ancaman uang saku.
"Kau tahu apa kesalahanmu?"
Dybala menaikkan volume earphone miliknya, sengaja tak mau mendengar suara sang ayah. Namun Rafael dengan emosi mencabut paksa benda itu dari telinganya.
"Teruslah begini maka kau tidak akan mendapatkan sepeserpun uangku."
Sang anak memutar bola matanya.
"Yang sudah kau lakukan pada Raven benar-benar keterlaluan. Apa kau pernah berpikir sebelum melakukan semua itu? Beruntung dia adalah Raven, kalau itu orang lain maka kau sudah dipenjara."
"Aku tidak akan melakukan itu kalau bukan dia orangnya."
"Apa masalahmu dengannya?"
Mendengar ayahnya bertanya seperti itu membuat Dybala tersenyum miring, si bajingan ini bahkan tak tahu apa-apa soal Raven. Kalaupun Rafael tahu, apa dia akan memihak Dybala? Sepertinya dia bahkan tidak akan peduli.
"Jawab aku. Apa masalahmu dengan Raven?"
"Kenapa kau selalu ikut campur dengan urusanku?"
"Karena aku ayahmu." Rafael melihatnya tajam untuk kemudian beralih melihat jalanan lagi.
Dia harus benar-benar fokus menyetir jika tak mau mereka menabrak sesuatu dijalanan yang gelap dan sepi ini, hanya ada lapangan rumput di kedua sisi jalan dan penerangan yang seadanya, alternatif seperti ini memang selalu Rafael ambil ketika jalanan kota cukup macat.
"Kau seharusnya belajar menghargai ayahmu."
"Kenapa bukan kau saja? Apa kau pernah menghargaiku sebagai anakmu? Kalau kau menganggapku anakmu, kau tidak akan berbohong soal ibu!"
"Dybala." Suara baritonnya bernada tegas kali ini.
"Aku benar, kan?" Dybala tertawa hambar, "Ibu tidak akan pergi dan menikah dengan pria itu lalu mempunyai anak yang lain kalau kau tidak mengusirnya. Karena keegoisanmu aku kehilangan ibuku."
Decit ban mobil yang Rafael rem mendadak terdengar nyaring dan membuat tubuh keduanya terhuyung sedikit, kedua tangan Rafael mengepal kuat pada stir kemudi, binar kecewa dimatanya memandang sang anak dengan murka.
"Jaga mulutmu saat kau bicara denganku."
"Aku tidak akan diam lagi setelah semua yang kau lakukan! Kau tidak pantas kupanggil ayah! Kau pembunuh!"
"Keluar!!!"
Bentakan itu kuat, sangat kuat sampai Dybala merasakan matanya memanas menahan tangis. Dengan geram dia melepas sabuk pengamannya, menyandang tas ranselnya lalu keluar sebelum berkata lagi,
KAMU SEDANG MEMBACA
He's Kinda Hot [SungJake]
FanfictionRaven pikir, dia tidak mudah tertarik dengan seseorang, tapi sial, pria beralis tebal itu terlalu seksi untuk dia tolak. "Aku berani sumpah, hanya pria tua keladi yang tertarik denganmu." "Persis, salah satunya adalah ayahmu." a story by: jajangmyeo...