JAGA-JAGA YA NJING!! PART INI DI ISI OLEH KEBRUTALAN RAMI DAN KETOLOLAN SAKANJIYEON!!!
18++
Bocil minggir dulu!!!.
.
.
Rami membawa Pharita ke atap sekolah atau sering disebut rooftop, begitu bayak kursi disana dan juga ada beberapa puntung rokok yang pastinya bekas murid-murid nakal langganan guru BK.
"Rami, untuk apa kita kemari?" tanya Pharita.
Rami menggelengkan kepalanya "Tidak tahu, yang penting kita jauh dari manusia-manusia siluman itu."
Pharita tertawa, dia menarik kursi yang tidak jauh darinya. Pharita mengatur nafasnya lalu duduk disana, matanya menatap punggung tegap Rami yang ada di depannya.
"Salahkah aku jika aku mencintaimu, Rami? Kau selalu maju satu langkah untuk melindungiku, membuatku tertawa bahkan selalu mengerti apa yang aku mau. Tapi, pantaskah aku mencintaimu?"
Pharita mengubah posisi duduknya menjadi bersidekap dada sambil menyilangkan kakinya, ingatannya terlepar ke kejadian 1 bulan yang lalu, dimana kali pertamanya mereka berciuman tanpa diduga. Kedua sudut bibir Pharita terangkat membentuk sebuah senyuman.
"Bisakah aku mengulang kejadian yang sama? Sepertinya bisa."
Pharita terkekeh dengan isi pikirannya sendiri, entahlah kejadian dimana mereka berciuman selalu saja terlintas dalam benaknya.
Pharita berjalan mendekati Rami yang masih setia diposisi berdirinya, dia berdiri tepat disamping Rami yang sedang menatap lurus ke depan.
Pharita memasukan tanganya ke dalam saku almamater miliknya, matanya ikut menatap lurus ke depan lalu dia memejamkan matanya saat hembusan angin menerpa wajahnya dengan lembut.
Rami menunduk lalu melirik Pharita, dia menatap lamat wajah itu hingga tatapannya jatuh pada bibir berwarna merah muda itu milik Pharita. Rami tersenyum kecil saat mengingat saat dia dengan lancang mencium bibir tipis itu.
"Rami kau tau?" tanya Pharita tanpa membuka matanya.
"Apa?"
Pharita membuka matanya lalu dia menghadap pada Rami, dia mendongak menatap wajah Rami yang benar-benar sempurna dimatanya.
"Ada sesuatu yang ingin aku berikan padamu." jawab Pharita.
Rami mengangkat sebelah alisnya "Apa itu?"
Pharita menarik tangan Rami menuju kursi yang sempat dia duduki tadi, dia meminta Rami untuk duduk disana. Rami menurut, dia duduk dikursi sesuai permintaan Pharita.
Pharita langsung duduk dipangkuan Rami yang membuat gadis Park itu terkejut, dia melingkarkan tangannya dileher Rami. Tangan kirinya mengelus kening Rami lalu turun ke hidung bangir Rami dan berhenti di bibir yang berbentuk hati itu.
"Kau mau apa?" tanya Rami dengan gugup, jangan tanyakan soal kondisi jantungnya karena jantung Rami benar-benar berdegup dengan kecang.
Pharita menaruh jari telunjuknya di bibir Rami "suttt... Aku sudah kan bilang jika aku ingin memberikan sesuatu untukmu."
Pharita mengibaskan rambut yang menutupi lehernya ke belakang punggungnya, dia kembali melihat melingkarkan tangannya dilehar Rami.
Perlahan tapi pasti, Pharita mendekatkan wajahnya pada wajah Rami hingga akhirnya dia menempel bibirnya di bibir hati Rami.
"Sebuah ciuman." ucap Pharita lalu mulai menggerakkan bibirnya dengan perlahan.
Tangan kiri Rami memeluk pinggang Pharita agar gadis itu tidak terjatuh, dia masih mencerna dengan apa yang dilakukan Pharita.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bodyguard (Phami)
Fanfic"Kau itu galak dan menyebalkan." - Pharita "Kau itu gila dan merepotkan." - Rami