Mobil yang dikendarai oleh Rami telah sampai dikediaman keluarga Lee, dia memarkirkan mobilnya di dekat mobil si sulung Lee. Rami segera keluar darik mobilnya dan berjalan memutar ke pintu penumpang, dia membukakan pintu untuk Pharita.
"Silahkan nona." ujar Rami sambil mengulurkan tangannya.
Pharita tersenyum, dia menerima uluran tangan Rami dan keluar dari mobil "Terimakasih kekasihku."
Rami memalingkan wajahnya yang memerah, Pharita terkekeh sambil menggelengkan kepalanya. Rami kembali menutup pintu mobil itu, dan menggandeng tangan Pharita untuk masuk ke dalam rumah.
Tangan Rami membuka pintu rumah uang berwarna putih itu dan keduanya masuk ke dalam rumah, saat mereka tiba diruang keluarga ternyata sudah ada Jeno, Karina, dan Ningning yang sedang mengobrol santai disana.
"Selamat sore tuan, nyonya." sapa Rami dan tak lupa membungkukan badannya.
"Sore Rami." balas Jeno dan Karina.
"Cih, sekasat mata itu kah aku?" desis Ningning yang menatap sebal pada Rami.
Rami memutar matanya malas, dia tersenyum paksa lalu membungkukan badannya "Selamat sore nona muda pertama." ujar Rami yang menekan kata pertama.
Ningning tersenyum sombong "Ya, selamat sore juga Rami-sii."
Rami mendengus kesal yang membuat Ningning terkekeh, Pharita mengusap punggung Rami dan memintanya untuk sabar.
"Kau duduklah disini dan Pharita pergi dan bersihkan badanmu." kata Jeno sambil meminta Pharita untuk pergi ke kamarnya.
Pharita menggelengkan kepalanya, dia memeluk manja lengan Rami "Tidak mau! Aku mau disini dengan Rami, ayah."
Jeno menyiritkan dahinya saat melihat Pharita yang begitu manja dengan Rami.
"Tumben, biasanya kau malas berdekatan dengan Rami. Tapi sekarang? Kau menempel seperti prangko." kata Ningning, dia juga cukup bingung dengan tingkah adiknya.
"Susuku lah." balas Pharita.
"Hah?"
Mereka semua terkejut apa lagi Rami, apa dia tidak salah dengar dengan apa yang dikatakan Pharita? Susuku? Maksudnya apa? Payudara kah?
"Susuku?" beo Karina.
Pharita mengangguk.
"Iya susuku, suka-suka aku." jawab Pharita yang membuat mereka semua langsung mengangguk paham, Rami merutuki pikirannya yang menjalar kemana-mana.
Karina terkekeh sambil menggelengkan kepalanya "Hais kau ini! Bunda pikir apa ternyata itu, astaga."
"hehe..."
"Sana cepat bersihkan badanmu, ayah ingin bicara sebentar dengan Rami." kata Jeno sambil mengayunkan tangannya.
Pharita menggeleng tidak mau, dia semakin mengeratkan pelukannya pada lengan kekasihnya. Rami menepuk-nepuk pelan kepala Pharita sambil tersenyum lembut "Bersihkan badanmu, setelah selesai nanti kau boleh menyusulku."
Pharita mengangguk, dia melepaskan pelukannya lalu berlari menuju tangga menuju kamarnya yang ada dilantai 2 rumah besar itu.
"Giliran sama pawangnya aja nurut, dasar bocah." ketus Ningning.
Rami hanya melirik malas pada Ningning, dia sudah tidak aneh dengan gadis itu. Ningning akan terus mencari celah untuk mengajaknya bertengkar.
"Baiklah Rami, silahkan duduk."
Rami mengangguk, dia duduk disebelah Ningning dan sedikit memberi jarak. Ningning yang melihat itu juga menggeser sedikit tubuhnya agar tidak bersentuhan dengan Rami.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bodyguard (Phami)
Fanfic"Kau itu galak dan menyebalkan." - Pharita "Kau itu gila dan merepotkan." - Rami