Prolog

304 41 4
                                    

==

Ballroom hotel itu diubah layaknya gedung acara yang megah, hamparan bunga ada dimana-mana, lampu gantung menyinari seluruh ruangan lalu berjejer berbagai macam makanan yang dimasak oleh koki bersertifikat. Wine dan minuman segar lainnya dijajakan oleh berbagai pelayan. Shakira yang menjadi bintang utama di acara pertunangan itu merasa sangat gugup, tangannya berkeringat.

Tentu ini bukan pesta pertunangan sungguhan, ia ada di sini karena dibayar. Sagara—sahabatnya sejak SMA—meminta Shakira untuk berpura-pura menjadi kekasih lelaki itu, yang alasannya demi menutupi statusnya yang sudah menikahi seorang gadis yang sang ibu benci. Demi pundi-pundi uang yang masuk ke dalam rekeningnya, Shakira tentu langsung menerima tawaran Sagara.

Tiga tahun menjadi kekasih bohongan lelaki itu, Tante Rengganis—ibu Sagara tiba-tiba meminta mereka untuk bertunangan. Shakira tentu panik, kalau hanya berpura-pura berpacaran, ia masih bisa mengatasi, tapi kalau harus melakukan pertunangan, bukan kah itu sudah berlebihan? Namun sayangnya Shakira tak punya pilihan, lagi-lagi Sagara memberinya bayaran yang luar biasa besar, setidaknya cukup untuk membeli tas Hermès.

"Ini gila gak sih, Gar?" keluhnya pada sosok yang sejak tadi berdiri di sebelahnya itu dengan raut tanpa ekspresi. Shakira merasakan perutnya mulas, dadanya berdebar tak keruan, kebat-kebit, merasa takut. "Kenapa harus tunangan sih, Gar? Gak ada cara lain gitu?"

Sagara dengan wajah dingin khasnya menggeleng. "Gak bisa, nyokap gue udah curiga. Gue gak mau Nazeera kenapa-napa."

Nazeera, wanita yang Sagara nikahi secara siri dan disembunyikan agar sang ibu tidak mengetahui keberadaannya. Intinya kisah percintaan mereka berdua sangat rumit, ada dendam, cinta, dan juga benci. Tante Rengganis membenci Nazeera, anak dari wanita yang telah merusak rumah tangganya, tapi sialnya sang anak malah jatuh cinta pada gadis itu.

Tak ingin kembali kehilangan, Sagara lalu menikahi Nazeera tanpa sang ibu tahu, lantas demi menutupi rahasianya itu, Sagara mengajak Shakira untuk berpura-pura berpacaran hingga kemudian pertunangan penuh kobohongan ini terjadi. Sejujurnya Shakira cukup prihatin dengan kisah cinta sahabatnya itu, tapi setelah dipikir-pikir untuk apa sibuk mengasihani orang kaya, toh yang menyedihkan di sini itu dirinya.

Shakira rela mencari uang dengan cara seperti ini demi memenuhi isi perutnya, kalau bukan karena kedua orang tuanya yang bercerai dan masing-masing sibuk pada dunianya sendiri hingga melupakan Shakira yang merupakan anak mereka, mungkin ia tak harus menipu orang banyak hanya demi selembar uang. Tapi, masa bodo lah, yang penting Shakira bisa membeli tas Prada terbaru.

"Selamat ya, Kira, Gara." Satu persatu tamu yang hadir di acara itu memberikan selamat untuknya yang jujur saja Shakira balas dengan senyum tipis dan datar. Di sebelahnya berdiri Sagara yang juga menunjukan raut serupa.

"Makasih, Tante, Om." Shakira membalas ucapan selamat itu sambil tetap memamerkan senyuman palsu.

Satu persatu tamu mulai mereka sapa, tangan Shakira pun melingkar di lengan Sagara demi meyakinkan semuanya kalau mereka berdua memang saling mencintai. Senyum tertarik lebar penuh kepura-puraan itu tak hilang sedikit pun dari wajahnya.

Hingga kemudian langkah kaki mereka membawa keduanya untuk bertemu dengan seseorang yang seharusnya tak mereka temui. Nazeera di sana, datang dengan seorang laki-laki yang Shakira kenal. Namanya Arshaka, adik kelas mereka saat duduk di bangku SMA dulu. Sagara terkejut pun dengan Shakira, tentu keduanya bertanya-tanya bagaimana bisa Nazeera ada di sini? Apalagi dia datang dengan lelaki lain.

Shakira tebak, pasti Shaka tak tahu kalau Nazeera sudah bersuami, karena tak mungkin lelaki itu memperkenalkan istri orang sebagai kekasihnya, apalagi di depan suami wanita itu sendiri. Jujur, ini benar-benar memusingkan, Shakira pun merasa bersalah saat melihat wajah Nazeera yang terluka. Apalagi wanita itu seketika memucat saat bertemu dengan Tante Rengganis. Hubungan mereka tidak baik.

"Selamat, Gar." Shaka menyodorkan tangannya ke depan, berniat menjabat tangan Sagara yang sama sekali tak berniat membalasnya. Shakira melihat ketegangan itu dengan hati berdebar, ia lantas memaksa menaikan tangan Sagara ke depan untuk membalas jabatan tangan Shaka. "Semoga lancar sampe hari H. Doain juga gue sama Nazeera cepet nyusul."

Bisa Shakira lihat Sagara yang mengeratkan rahang dan juga menajamkan matanya menatap Nazeera. Kalau tidak segera dihentikan Shakira rasa situasi itu akan semakin kacau. Maka Shakira mengambil inisiatif untuk mengurai ketegangan itu agar Sagara tak lepas kendali.

"Makasih, Shaka." Ia mengambil alih jabatan tangan Shaka, lalu saat mata mereka bertemu, Shakira melepaskan senyumannya.

☆☆☆☆

Perfect MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang