6. Sebuah Misi

76 21 3
                                    

==

Setelah nyaris dua minggu tak ada job yang masuk untuknya, seminggu Shakira disibukan dengan pekerjaannya sebagai model iklan dari minuman berenergi. Ia jarang pulang ke apartemen dan lebih sering menghabiskan waktu di apartemen Barbara. Selain karena jarak yang lebih dekat dari tempat event promosi minuman berenergi itu, Shakira juga sedikit malas kembali ke apartemen karena ia pikir Hani pasti akan datang lagi ke sana untuk kembali mengancamnya.

Sampai saat ini Shakira belum berkomunikasi lagi dengan sang ayah, memang sudah biasa, Papi akan datang menemuinya di saat sedang butuh bantuan. Jujur, Shakira malah berharap Papi tak lagi menghubunginya, lebih baik ia dicap sebagai anak yatim dibanding harus kembali berkomunikasi dengan sang ayah yang pasti ada inginnya saat mencarinya.

Tengah malam tadi ia baru saja tiba di apartemen, badannya masih remuk. Sebagi model dari salah satu minuman berenergi, Shakira diminta benar-benar berenergi saat melakukan promosi di event terbuka kemarin, padahal olah raga saja ia malas. Tidurnya sangat nyenyak meski ketika pagi datang, Shakira dikejutkan dengan kehadiran Tante Rengganis di apartemennya. Lebih dari itu, harusnya Shakira sudah memprediksi akan ada sebuah tamparan saat Tante Rengganis tahu apa yang sudah ia dan Sagara lakukan.

Bukan hanya menahan sakit karena ditampar, ia juga harus menahan malu karena saat kejadian itu berlangsung, tetangganya yang menyebalkan keluar dan melihat semua adegan itu. Ughh! Shakira benar-benar tak punya muka, maka itu cara terbaik agar tidak terlihat mengenaskan ia bersikap galak dan menyebalkan, tapi yang terjadi selanjutnya, tetangga resek itu malah membuat Shakira lumer seperti jelly.

Duh!! Shaka kemasukan setan apa sih? Sudah dua kali lelaki itu membuat dadanya berdebar hanya karena tingkahnya yang di luar prediksi. Setelah seminggu yang lalu membantunya terbebas dari ancaman Hani, kali ini Shaka memberinya obat gel pereda memar. Coba bayangkan, wanita mana yang tidak melayang diperlakukan seperti itu, meski Shaka melakukannya hanya karena kemanusiaan, tapi hati Shakira kan mudah lumer.

"Ini obat gue balikin gak ya?" gumamnya seraya menatap obat oles di tangan yang tadi Shaka berikan. "Masa balikin ginian doang? Apa gue traktir dia makan aja ya?" ucapnya lagi seraya berpikir. Tak lama kepalanya menggeleng. "Eh, jangan deh, emang gue cewek apaan traktir cowok."

Shakira lantas berguling-guling di atas kasur, tadi saat ditampar oleh Tante Rengganis, pipinya sakit sekali, tapi setelah diberi obat oleh Shaka, mendadak sakitnya hilang. Duh! Kenapa sih ia mudah sekali terbuai? Padahal Shaka melakukan itu tak lebih karena kasihan padanya. Atau, bisa saja karena lelaki itu ingin meledeknya?

"Sshh, pikiran gue buruk mulu sama tuh tetangga." Lalu beranjak, duduk sambil menatap obat gel di tangan. "Tapi gue harus berterima kasih sama dia, kan? Kira-kira kasih apa ya? Gak mungkin dong gue berterima kasih gak ngasih apa-apa?"

Shakira lantas berpikir, karena sudah dua kali ia dibantu oleh shaka, jadi pemberiannya juga harus yang spesial, sesuatu yang harus dibuat sendiri. Mungkin, seperti sarapan buatannya?

"Ahh, ide bagus. Besok gue buatin omelet deh."

☆☆☆

Senin pagi adalah hari yang harus Shaka mulai dengan menghubungi sang asisten untuk mengetahui jadwalnya selama sehari ke depan. Perusahaan sedang sibuk-sibuknya karena akan ada produk baru yang akan launching satu bulan ke depan, tapi sampai saat ini produk itu masih dalam perbaikan komposisi hingga membuat jadwal launchingnya mengalami keterlambatan.

Shaka menikmati kesibukannya, ia melakukan itu karena ingin segera meminta cuti untuk bisa berangkat ke Bogor dan menemani Nazeera yang akan melakukan gugatan cerai pada sang suami. Shaka tahu, banyak yang mengatakan ia bodoh karena menunggu Nazeera menjanda, padahal ia bisa mendapatkan wanita mana pun yang lebih dari wanita itu, tapi Shaka tak bisa membohongi hatinya kalau ia memang menginginkan wanita itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Perfect MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang