Author POV
Setelah melewati rangkaian interogasi, Gita dan Oniel menyusul ke rumah sakit.
Tepat di depan ruang jenazah telah ada Marsha dan kedua orang tuanya beserta Gracia, Feni dan Indah.
Gita menghela nafas, tidak bisa ia pungkiri, ia membutuhkan bantuan Feni untuk menyelesaikan masalah ini.
"Ka Gita..."
Gita terkejut ketika Marsha tiba-tiba memeluknya sambil menangis.
"Terima kasih sudah membantu menemukan putri kami." Mereka akui, ayah dari Marsha adalah sosok yang kuat. Pria paruh baya itu bisa menyembunyikan kesedihannya dan menguatkan istrinya.
Gita membalas pelukan Marsha dengan erat, mengusap punggung gadis itu mencoba menenangkannya.
Seorang petugas keluar dari kamar mayat itu, memberi izin mereka untuk masuk dan melihat jasad Vienny.
"Masuklah, hmm." ucap Gita pada Marsha.
Marsha menggeleng dan malah semakin mengeratkan pelukannya kepada Gita. "Ka, temani aku ya?" pinta Marsha.
"Kita masuk bersama." ujar ayah Marsha.
Merasa mendapat lampu hijau, mereka memasuki ruangan itu beramai-ramai. Mereka berdiri mengelilingi bangsal di mana jasad Vienny terbaring dengan kain putih menutupinya.
"Ka Vienny."
"Putriku..."
Tangisan Marsha dan ibunya beradu pilu menyakiti hati setiap orang yang mendengarnya.
Indah dan Feni reflek menangkap tubuh Gracia ketika tubuh gadis itu luruh menyadari salah satu sahabatnya pergi dengan cara seperti ini.
Tidak ada seorangpun yang membuka kain penutup itu, keluarga Vienny tidak sanggup dan yang lainnya tentu tidak ingin lancang.
Setelah sekitar sepuluh menit mereka di sana, Marsha dan keluarganya memutuskan untuk keluar.
"Kamu keluarlah bersama Indah dan Oniel. Kami akan menemani ci Gre sedikit lebih lama." ucap Gita.
Indah merangkul Marsha keluar dari ruangan bersama Oniel. Gita sendiri menarik Gracia ke dalam pelukannya ketika Feni membuka kain yang menutupi tubuh Vienny.
Gita mengalihkan pandangannya ketika tengkorak kepala Vienny mulai terlihat. Sial, dirinya bahkan tidak sanggup melihatnya, bagaimana dengan keluarga Vienny?
Feni menyentuh rambut Vienny lalu menutup matanya. Feni mulai masuk ke dunianya.
Di dalam kepalanya, Feni bisa melihat kilasan yang terjadi. Ketika seorang gadis asing yang ia yakini adalah Vienny berlari di tengah hujan karena beberapa orang mengejarnya.
Ketika akan menyebrangi jalan, sebuah mobil berkecepatan tinggi menabrak gadis itu hingga terpental beberapa meter.
Feni melangkah mendekati pengemudi dan beberapa pria yang terlihat panik melihat tubuh penuh darah gadis itu.
Beberapa pria itu dengan panik membopong tubuh gadis itu ke dalam mobil dan membawa gadis itu pergi.
Mereka sempat berhenti di sebuah tokko dan membeli sebuah koper berukuran besar dan membawanya ke kampus. Di dalam mobil itu, mereka memaksakan untuk memasukkan tubuh Vienny dan membawa koper itu keluar.
Merasa mengetahui apa yang selanjutnya mereka lakukan, Feni berhenti mengikuti mereka. Ia mencoba memperhatikan mobil itu, dari jenis, tipe dan juga plat nomor yang tertera di mobil sebelum akhirnya dia kembali ke kesadarannya.
Feni meraih ponselnya, mengetik pesan untuk ia kirimkan kepada Gita sebelum ia melupakan apa yang telah ia ingat.
Feni menjelaskan keadaannya kepada Gita dan Gracia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Things You Can't See
FanfictionThey are here around us Do you believe it, or not? Di dunia ini, manusia hidup berdampingan dengan banyak hal. Fisik maupun nonfisik. Terlihat ataupun tidak terlihat. Mereka ada di sekitar kita, menatap dan memperhatikan kita tanpa kita tahu. Terkad...