#20

264 21 5
                                    

VOMENT JUSEYO!♡

.
.
.
.
.
.
.


Seorang gadis cantik berbalut dengan dress berwarna hitam melangkahkan kakinya menuju sebuah ruangan di perusahaan terkenal.

Seorang gadis cantik berbalut dengan dress berwarna hitam melangkahkan kakinya menuju sebuah ruangan di perusahaan terkenal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia melangkahkan kakinya masuk ke ruangan yang ia tuju dan terhenti ketika seorang wanita cantik bertanya kepada nya.

"Maaf permisi, sebelum nya apa anda sudah membuat janji?" tanya wanita itu menghalangi jalan. Yang ditanyai hanya memutar bola matanya malas.

"Gue anak direktur di sini, gue dipanggil ke sini, kalau engga, gue juga ga mau." jawab gadis cantik itu penuh arogan. Membuat wanita dihadapannya menelan ludahnya kemudian mempersilahkan masuk.

Kriet..

Pintu ruangan itu terbuka dan seseorang yang sedang duduk membelakangi pun menoleh.

"Kenapa manggil aku pah?" tanya gadis cantik itu to the point —Kim Minjeong.

"Papah mau kamu nanti malam ikut dinner bersama keluarga Lee." jawab pria paruh baya itu, "Pah? kan aku udah bilang aku gak mau dijodohin! Aku punya pilihan sendiri!" balas Minjeong sambil memutar bola matanya malas dan menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Seterah kamu, pokoknya kamu harus mau malam ini! sudah cukup kemarin gak jadi dinner bersama, kamu harus ikut." final pria paruh baya itu membuat gadis itu merengut kesal sambil menghentakkan kakinya kemudian keluar dari ruangan sang ayah.

*****

Di sini lah pemuda Lee berada, di apartemen milik sang kakak. Ya, Haechan pemuda itu masih menginap di apartemen Hendery. Kali ini ia seorang dari di apartemen kakaknya, karena Hendery ada kelas pagi katanya.

Pemuda itu memainkan ponsel nya sambil duduk menyandarkan punggungnya ke sofa. Ia sedang berada di ruang tamu apartemen Hendery.

Haechan sudah bosan hampir seharian ia di kamar sang kakak, maka dari itu ia keluar kamar dan memainkan ponsel nya. Tetapi itu tidak menghilangkan rasa bosan nya.

Sedang asik dengan ponsel nya, Haechan mengalihkan pandangan nya pada pintu apartemen Hendery yang terdengar seperti ada yang memasukan password. Ia melihat ke arah jam dinding yang masih menunjukkan pukul setengah sembilan pagi.

Ia berpikir, apakah kakaknya pulang cepat? Sedang bergelut dengan pikiran nya ia menoleh pada pintu dan menampilkan sang ibu—Irene yang sudah berdiri di ambang pintu apartemen.

Pemuda bermarga Lee itu menghela nafas kemudian mengalihkan pandangannya kembali pada ponselnya.
"Haechan!" panggil Irene seraya menghampiri putra bungsunya.

Berandal [hyuckren]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang