#16

519 57 2
                                    

Voment juseyo!
.
.
.
.
.
.

Langit sore sudah lumayan gelap karena cuaca. Mendung, itulah langit sore hari ini. Hujan sebentar lagi mungkin akan turun.

Kini seorang pemuda manis sedang berjalan seorang diri di koridor sekolah yang sudah sepi. Ia tidak bersama kedua sahabatnya itu, dengan alasan ada rapat sebentar. Sebenarnya ia hanya ingin sendiri dahulu.

Renjun, ia lesu, khawatir kenapa kekasihnya dari tadi pagi belum mengabarinya? bahkan waktu istirahat pertama hingga kedua kekasihnya itu tidak kelihatan. Apa mungkin kekasihnya itu bolos? pasalnya mereka terakhir ketemu tadi pagi, saat Haechan mengantarnya ke kelas setelah itu pergi.

Hening tidak ada suara, sampai suara bising motor menyapa pendengarannya. Ia menoleh pada sumber suara itu dan melihat Jeno yang baru saja dari area parkir sekolah.

"Renjun? kok belom pulang?" tanya Jeno memberhentikan motornya tepat di hadapan Renjun, yang di tanyai tersenyum simpul.

"Iya Jen, ada rapat. Ini mau pulang." jawabnya masih mempertahankan senyum simpulnya. Jeno hanya mengangguk.

"Ga bareng Haechan?" tanya Jeno lagi, kali ini membuat sang empu terdiam. Renjun tidak tahu harus menjawab apa.

"Eum, enggak Jen. By the way lo tau gak Haechan kemana?" tanya Renjun ragu membuat Jeno mengerutkan keningnya.

"Kemana tu anak, dia beneran bolos? tapi kok sampe sekarang ya. Bahkan pacarnya aja gak di kabarin?" batin Jeno.

Melihat keterdiaman Jeno, Renjun kembali berucap "Soalnya dari tadi pagi dia gak ada ngasih gua kabar. Pas istirahat juga gua gak liat dia sama teman-teman lo. Kita terakhir ketemu sih tadi pagi pas Haechan nganter gua ke kelas dan abis itu gua gak tau lagi dia kemana. Lo tau Jen?" Jeno mengerjapkan mata dan menatap Renjun yang terlihat lesu.

"Gini Ren, tadi pagi dia tu bilang sama gua dan temen-temen gua kalo dia mau bolos. Tapi gua kira dia ada ngabarin lo, gua juga ga tau kemana Haechan." mendengar jawaban dari Jeno si pemuda manis menghela nafas pendek, kemana kekasih nya itu?

"Yaudah Jen, makasih ya." ucap Renjun sembari tersenyum simpul dan segera beranjak pergi dari hadapan Jeno.

Belum juga melangkahkan kakinya, suara Jeno kembali terdengar, "Ren, lo mau pulang kan? bareng aja ayo sama gua." ajak Jeno.

Renjun tersenyum, "Gapapa Jen, gua naik bus aja. Makasih tawarannya."

"Bentar lagi hujan loh Ren, nanti lo kehujanan. Ayo bareng sama gua, gua ini temennya pacar lo jadi gua ga mungkin ngebiarin lo kedinginan nunggu bus, yang ada gua malah kena omel sama Haechan gara-gara ngebiarin lo." Renjun terkekeh mendengar coletahan teman kekasihnya itu.

"Mau ya? ga bayar, tenang aja." ajak Jeno sembari menerbitkan senyuman nya lalu dijawab anggukan oleh pemuda manis di hadapan nya.

Lalu motor Jeno mulai meninggalkan area sekolah.

******

Di sisi lain, terdapat pemuda yang berbalut seragam sekolah duduk di sofa apartemen. Ia sedari tadi terus menghisap nikotin di sela-sela jarinya. Siapa lagi kalau bukan, Lee Haechan.

Pemuda itu memutuskan untuk bolos sekolah dan langsung mendatangi apartemen kakaknya yaitu Lee Hendery. Sedikit menjelaskan bahwa Hendery sudah kuliah semester akhir saat ini. Dan kedua orangtua mereka memutuskan untuk membelikan unit apartemen ini untuk Hendery karena jarak apartemen dengan tempat kuliahnya lumayan dekat, jadi tidak usah harus pagi-pagi berangkatnya jika ada kelas pagi.

Berandal [hyuckren]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang