little cat pt.6

306 38 10
                                    

Setelah beragam ancaman dan paksaan yang Jungoo terima, akhirnya ia terduduk di mobil Jonggun sekarang.

Ia menyilangkan tangan di depan dada, giginya bergemeletuk dan pandangannya yang terfokus ke jendela mobil, tak mau sedikitpun melirik Jonggun.

"Kau hanya terlihat semakin lucu jika begitu."

Jungoo tak berhenti mengutuk pria itu dalam hatinya, ia terlalu malas menjawabnya dan terus saja memalingkan wajahnya menghadap jendela mobil.

Jonggun hanya terkekeh kecil, menggelengkan kepalanya. Tak terlalu ambil pusing dengan silent treatment dari kucingnya itu dan tetap fokus mengemudi.

°°°

Jungoo merasakan laju mobilnya melambat, berhenti di depan sebuah bangunan setelah beberapa menit mengemudi.

Ia pikir Jonggun akan langsung membawanya pulang, tetapi ini bukan rumah pria itu. Bagian depan bangunan ini sangat terang, lampunya terpasang dimana-mana membuat silau mata.

Jungoo melongokkan kepalanya membaca papan nama yang terpajang sangat besar di depannya, lengkap dengan lampu neon menghiasi.

'Midnight Sips'

Oh, Jungoo tahu. Ini pasti semacam tempat yang sering dikunjungi Papa nya, dan kemudian pulang-pulang dengan keadaan sempoyongan. Di lingkungan tempat tinggalnya juga ada, tetapi tidak sebesar dan semegah ini. Sangat berbeda jauh.

Jonggun merapikan jasnya, "Mau ikut masuk? Aku akan sedikit lama."

Apa yang akan dilakukan pria ini disana? Jungoo penasaran tapi kan dirinya masih marah kepada pria itu, tapi jika dirinya ditinggal sendirian disini juga tidak mau. Ia memutuskan untuk ikut.

"Iya." Jungoo berkata singkat tanpa melirik ke arah Jonggun.

Jonggun keluar dan membukakan pintu untuk Jungoo, ia menggenggam pergelangan tangan Jungoo dengan tegas tetapi tak sampai menyakitinya dan ia membawa Jungoo masuk.

Jungoo dapat mendengar musik yang keras beradu dengan tawa dan obrolan orang-orang disana, sangat ramai. Bau khas dari alkohol masuk ke indra penciumannya, ia juga melihat beberapa orang sedang asik menari di atas lantai dansa dan terdapat pelayan yang berjalan mondar-mandir membawa nampan.

Namun Jonggun membawanya masuk lebih dalam, melewati semua hiruk pikuk tadi untuk menuju sebuah pintu. Seseorang didepannya membungkuk melihat Jonggun, mempersilahkannya masuk.

Walaupun tak sebanyak tadi, disini juga terdapat banyak orang yang tidak Jungoo kenal, mereka semua memakai jas, sepertinya mereka rekan-rekan Jonggun. Jungoo mengendikkan bahunya, tidak peduli.

Seorang pria dengan surai berwarna merah muda berjalan mendekat, dengan tertawa ia menepuk-nepuk pundak Jonggun.

"Tuan kita akhirnya datang."

"Diamlah, Dagyeom. Cepat dan mulai saja."

Jonggun membawa Jungoo berjalan meninggalkan pria itu menuju meja besar yang berada disana, kursi-kursi berjejeran rapi mengelilinginya.

Pemuda yang dipanggil Dagyeom itu memutar matanya malas,

"Ayolah, hei kau belum mengenalkan dia padaku. Bukankah dia yang kau bilang padaku kemarin malam?"

"Tidak perlu."

Jungoo hanya duduk diam tak mengindahkan mereka yang sedang berbincang-bincang, ia ingin pulang saja.

Ia mengedarkan pandangannya. Di seberang mejanya, ia melihat seseorang sedang menatapnya. Mereka beradu pandang sesaat, pria yang memiliki tan skin dan rambut pirang sepertinya itu tersenyum kepadanya. Jungoo mencoba memutar ulang memorinya, bukankah ia-

this jerk! -gungooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang