Jungoo kini berdiri di depan sebuah mansion yang tak kalah megah dengan kepunyaan Jonggun. Bukankah tadi Taejin itu hanya mengajaknya berbincang di sebuah kafe saja, tapi disinilah Jungoo berada sekarang. Kediaman Taejin.
'Lebih nyaman mengobrol di tempatku. Lagipula banyak yang harus dipersiapkan, bukankah begitu?' itu alasan Taejin yang membuat Jungoo manut-manut saja.
Taejin berjalan mendekati Jungoo, berniat menggandeng tangannya masuk namun langsung ditarik oleh Jungoo. Taejin hanya menyeringai, "Ayo masuk."
Jungoo berjalan tepat dibelakang Taejin. Tak jauh berbeda dengan mansion Jonggun, disini juga terdapat banyak sekali para pengawal juga pelayan berlalu lalang.
Taejin menunjuk sofa di ruang tamu, "Duduklah, aku akan menyuruh pelayan membuatkanmu makanan."
Orang ini sangat bertele-tele, "Tidak perlu. Cepat dan jelaskan apa maksudmu tadi." Jungoo menyilangkan tangan di depan dadanya dan menatap Taejin jengah.
Taejin tersenyum, "Tidak usah terburu-buru, bukankah itu sudah jelas? Aku akan membantumu bertemu kembali dengan Papa kesayanganmu itu."
"Tetapi lihatlah, di luar masih sangat gelap. Tengah malam. Tidakkah kau butuh istirahat? Kita bisa pergi besok pagi. Ayo, aku akan menyiapkan makanan." Lanjut Taejin. Lalu ia berjalan menuju dapur, tidak menghiraukan Jungoo yang menatapnya hendak protes.
Namun Jungoo tetap duduk diam di atas kursi meja makan sekarang, melihat Taejin berjalan mendekat dengan sebuah nampan di tangannya.
"Kau bisa makan apa saja, kan?"
"Asal tidak beracun, iya."
Taejin terkekeh, ia meletakkan nampan di hadapan Jungoo dan duduk di sampingnya. Ia menyaksikan Jungoo yang mulai melahap makanan di depannya.
'Tidak beracun, ya? Sayang sekali.'
°°°
Jungoo melangkahkan kakinya ke sebuah kamar di rumah Taejin, ia melepas semua perban yang mengganggunya dan membersihkan diri, lalu mencoba beristirahat sebentar seperti yang Taejin suruh.
Jungoo terbangun saat merasa suhu disekitarnya ini perlahan menjadi sangat panas, badannya berkeringat dan kepalanya pusing. Baru sekitar satu jam ia terlelap, ia terpaksa bangun saat merasakan sesuatu yang aneh di tubuhnya saat ini.
Ia duduk, mengusap keringat di dahinya dan memutuskan untuk melepas hoodienya, menyisakan hanya kaos putih yang ia kenakan.
Pandangannya mulai terfokus, ternyata didepannya, Taejin sedang berdiri memunggunginya.
Sejak kapan Taejin masuk? Jungoo tidak bisa berpikir jernih, kepalanya pusing. Pria didepannya ini terlihat sibuk berbicara dengan seseorang melewati telepon genggamnya. Punggung lebarnya terlihat jelas karena pria itu berdiri dengan keadaan shirtless dihadapannya.
"...Taejin?"
Taejin yang mendengar suara dari belakangnya langsung berbalik badan. Ternyata Jungoo sudah bangun. Ia tersenyum lebar,
"Yes, Sweetheart?"
°°°
Jonggun yang pikirannya kalut, tak bisa berpikir dengan benar. Setelah Jonggun melangkahkan kakinya keluar toilet tadi, ia berniat untuk langsung saja menuju kediaman bajingan yang membawa kucingnya ini.
Untung saja Dagyeom yang melihat itu menghentikan paksa langkah kaki Jonggun, ia menyaksikan Jonggun yang mengamuk di toilet tadi, "Ada apa?"
"Lepaskan."
"Tenangkan dirimu dulu, kau hanya akan menambah masalah jika seperti itu."
Jonggun menggertakkan giginya, jari-jarinya menyisir rambutnya ke belakang, ia menghembuskan napas kasar. "Jungoo, kucing itu.. sedang bersama Taejin sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
this jerk! -gungoo
Fiksi PenggemarEntah dosa apa yang telah Jungoo perbuat hingga ia berakhir di kerangkeng besi ini, terkurung seperti hewan saja. Yah, ia tau dirinya memang seorang manusia separuh kucing. Tapi tetap saja, apa apaan ini? Terjebak dengan pria yang menyebut dirinya s...