"Ayo, lama sekali!"
Jungoo duduk di tepi kasur, menunggu Jonggun yang sedang berganti pakaian dengan tidak sabaran.
Yang ditunggu akhirnya keluar dengan setelan biasanya, celana panjang hitam dan kemeja dengan warna yang senada.
Si surai hitam menggelengkan kepala, "Sabar, sayang." Ia melipat lengan kemejanya dan merapikan pakaian untuk terakhir kalinya.
Jonggun menyambar salah satu kunci mobilnya, juga menyambar si pirang yang sedari tadi merengek itu ke dalam gendongannya. Ia tidak mau berjalan. Masih sakit, katanya.
°°°
Jungoo sudah berjalan mendahului Jonggun di belakang, menolehkan kepalanya ke kanan-kiri dengan mata yang berbinar. Melupakan bahwa dirinya sedang berbohong jika masih sakit. Ia hanya malas berjalan, sedikit tumpangan juga tidak salah kok.
Pesawat yang biasanya hanya bisa dilihat Jungoo di langit ternyata sebesar ini. Ia membenarkan posisi topinya lalu berjalan dengan riang menaiki tangga menuju pintu masuk si pesawat.
Jonggun yang sadar terkena tipu daya kucingnya ini hanya bisa tersenyum gemas, awas saja nanti. Ia melempar kunci mobilnya ke salah satu pengawal dan melangkahkan kakinya membuntuti Jungoo.
Seorang pramugari menyambut kedatangan mereka, senyum hangat terpatri di wajahnya. Jungoo ingin membalasnya hanya saja pria di sampingnya ini menggenggam lengannya dan langsung menariknya masuk. Ia siap untuk protes sebelum matanya menangkap pemandangan di dalam pesawat.
Terdiam, apa benar isi pesawat seperti ini? disini terasa seperti rumah. Sofa panjang yang terletak di sepanjang jendela dengan meja di hadapannya, juga tersusun rapi botol-botol minuman di atas rak di sampingnya. Lengkap dengan layar lebar di seberang.
Jungoo melepas genggaman tangan Jonggun dan segera mendudukkan dirinya di sofa empuk itu. Ia baru melihat bagian depannya, bagiamana dengan yang di belakang? Jungoo tidak ingin tahu, matanya sudah fokus dengan apa yang ditayangkan layar lebar di depannya ini.
°°°
Pesawat sudah mengudara, Jonggun yang duduk di sebelah Jungoo hanya bisa menghela napas, ia sedari tadi dicueki. Layar yang menampilkan film seekor kucing belang itu berhasil menarik semua perhatian Jungoo. Di tangannya kini bertengger satu bungkus jajanan, lengkap sudah.
Dirasa haus, Jungoo meraih satu botol kaca di rak sebelahnya,
"Aku mau-"
"Jangan." Jonggun mengambil botol itu dari tangan Jungoo, "Ini bukan untuk anak kecil."
Jungoo menatap tak terima, "Aku bukan anak kecil?!"
Jonggun hanya terkekeh, "Tetap saja, ini bukan untukmu. Tidak baik."
Tidak baik apanya? Lihat saja di atas meja di depan Jonggun, pria itu menghabiskan satu botol minuman tadi, dan tidak terjadi apa-apa kok!
"Aku akan meminta pramugari membuatkanmu minuman yang lain saja."
Jungoo berdecak malas, "Terserah."
°°°
"Kenapa disini sepi? hanya ada tiga orang."
Jonggun mengoreksi, "Empat dengan pilot." Ia menolehkan kepala dari layar laptop untuk menatap Jungoo. "Ini adalah salah satu jet pribadi milikku. Biasanya untuk perjalanan bisnis, jadi aku bisa membawa siapapun sesukaku. Kenapa?"
Jungoo menguap dan hanya mengangguk-angguk tanpa mengalihkan pandangannya dari layar, ia sebenarnya tak terlalu mendengarkan, filmnya sudah hampir selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
this jerk! -gungoo
FanficEntah dosa apa yang telah Jungoo perbuat hingga ia berakhir di kerangkeng besi ini, terkurung seperti hewan saja. Yah, ia tau dirinya memang seorang manusia separuh kucing. Tapi tetap saja, apa apaan ini? Terjebak dengan pria yang menyebut dirinya s...