SG - 05

2.2K 425 23
                                    


Author pov.

Tok.. tok

"Ya sebentar" Lisa buru-buru berjalan untuk membuka pintu.

Ceklek

"Eonnie, hai" seorang gadis tersenyum sambil melambaikan tangannya.

Lisa tersenyum lalu mengacak-acak rambut gadis itu.

"Pharita, ada keperluan apa hem?" Tanya Lisa dengan lembut.

Pharita adalah tetangga Lisa, dengan malu-malu dia mengulum bibirnya, salah tingkah mendengar suara lembut Lisa.

"Emm anu, aku ingin mentraktir eonnie makan malam di restoran" Pharita mengigit bibirnya.

"Ohoo sekarang kamu banyak uang ya, aku makannya banyak loh nanti uang mu bisa habis" goda Lisa.

"Y-yah aku baru mendapatkan uang bulanan dari Papa, eonnie. Pesan apa pun yang eonnie mau, aku akan membayarnya"

Lisa tertawa.

"Tidak aku hanya bercanda. Baiklah, tunggu sebentar akan akan mengambil Hoodie" Lisa segera berlari kecil menuju kamarnya.

Pharita kesenangan, dia berhasil mengajak crush nya makan malam.

"Yes yes yes" Pharita mengepalkan tangannya sangat bersemangat.

"Ayo" Lisa kembali dan menarik tangan Pharita.

Pharita memerah, menatap tangannya yang sedang di genggaman Lisa.

"Pake helm dulu anak kecil" Lisa memberikan helm pada Pharita.

"Y-yah eonnie" gugup Pharita memakai helmnya.

Setelah keduanya memakai helm, Lisa menaiki motor duluan lalu di susul oleh Pharita yang kini duduk di jok belakang.

"Peluk saja jangan malu-malu" Lisa mengambil kedua tangan Pharita dan melingkarkan nya di pinggangnya.

Pharita membenamkan wajahnya di punggung Lisa, dengan senang hati memeluk Lisa.

Setelah itu Lisa mulai menjalankan motornya menuju restoran terdekat.

-

Lisa memilih restoran sederhana dan Pharita hanya menurut, yang terpenting baginya adalah berdua bersama Lisa. Dan keduanya juga sepakat memesan hot pot di tengah-tengah dinginnya cuaca malam hari.

"Ngomong-ngomong ada acara apa kamu mentraktir ku makan malam?" Tanya Lisa sambil memakan daging.

"Tidak ada acara apa-apa eonnie, aku hanya ingin" kata Pharita dan menatap dalam wajah rupawan Lisa.

Dia sangat terpesona.

Lisa manggut-manggut kemudian membuka minuman kaleng dan memberikannya pada Pharita.

Pharita mengedipkan matanya berkali-kali, sungguh dia semakin menyukai Lisa!

"Eonnie harus jadi milikku pokoknya" batin Pharita.

"Eonnie, ada yang ingin aku sampaikan" Pharita berdehem ingin segera mengungkapkan perasaannya.

"Eoh katakanlah" Lisa meminum segelas air putih dan berhenti makan.

"Ekhm, eonnie sebenarnya aku me-"

"Waah sungguh kebetulan sekali ya, aku mendapati pacarku sedang makan malam bersama gadis lain" itu Jennie, tiba-tiba saja muncul dan langsung duduk di samping Lisa. Jennie bahkan tidak segan-segan memeluk lengan Lisa.

Lisa membulatkan matanya sedangkan Pharita sudah berkaca-kaca karena tidak menyangka orang yang di sukai nya sudah memiliki kekasih.

"Kamu, jangan berani-berani nya kamu merebut pacarku. Aku akan mencakar mu lihat saja" ancam Jennie menatap tajam Pharita.

"Yaak kamu bu- hmph" Jennie menutup mulut Lisa.

"Diam! Kamu di larang membuka suara disini. Kamu sungguh berani bermain di belakang ku" Jennie melayangkan tatapan garang pada Lisa.

Glek

Lisa seketika menelan ludahnya dengan susah payah, bukan karena takut melainkan sekarang Jennie dengan berani menekan payudaranya ke lengannya.

"Shit! Apa-apaan" batin Lisa tiba-tiba merasakan panas.

Melihat Lisa yang patuh dengan Jennie, Pharita segera mengemas barangnya lalu bangkit dan menatap Lisa.

"Aku pulang duluan eonnie, makanannya sudah aku bayar. Terimakasih untuk waktunya" lirih Pharita dan berlari keluar dari restoran.

Lisa menghela nafas berat lalu mendorong pelan tubuh Jennie.

"Apa lagi sekarang Jennie, tidak puas kah kamu menyakiti orang di sekitarku?" Lisa menatap dalam mata kucing Jennie.

Seketika Jennie terpana melihat mata hazel Lisa.

"Semakin kamu tidak mendengarkan ku maka semakin gencar aku menganggu mu" Jennie melipat kedua tangannya, skarang berubah menatap Lisa dengan tatapan angkuh.

"Kamu kejam. Apa kamu mengikuti sampai ke sini? Jika iya kamu sudah gila"

Jennie tertawa mengejek.

"Ya memang aku kejam, tapi untuk mengikuti mu aku tidak. Ini murni hanya kebetulan saja. Well aku memang sudah gila sayang" seringai Jennie lalu mengedipkan sebelah matanya.

Lisa berdecak kemudian bangkit dari tempat duduknya, nafsu makannya hilang karena Jennie.

Jennie buru-buru menahan pergelangan tangan Lisa.

Tanpa menoleh Jennie berucap sesuatu.

"Temani aku makan, aku belum makan dari tadi siang"

"Untuk apa aku menemani orang yang jahat padaku?"

Jennie terkekeh hambar lalu melepaskan tangan Lisa.

"Aah iya juga ya. Baiklah silahkan pergi, aku juga ingin pulang saja kalau begitu" Jennie juga bangkit bersiap pergi.

Lisa menghela nafas panjang, entah kenapa dia jadi tidak tega dan ada rasa iba di hatinya.

"Makan dulu, aku temani" Lisa kembali duduk.

"Tidak usah kalau terpaksa" Jennie hendak pergi namun Lisa menahan tangannya.

"Aku ikhlas. Duduklah dan pesan makanan mu"

Jennie mengulum bibirnya, ada rasa senang dan bahagia saat Lisa mengalah mau menemaninya.

"Hem" Jennie pura-pura cuek, kembali duduk dan memesan makanannya.

Sambil menunggu Jennie makan, Lisa memainkan ponselnya bermain game.

Jennie curi-curi pandang ke arah Lisa, tanpa sadar senyumnya merekah melihat raut wajah Lisa yang sangat fokus bermain game.

"Cool" batin Jennie.

•••

Tbc

22/09/24

Lisa kurang baik apalagi Jen? Ekhm benih-benih cinta 😳

Vote komen.

sassy girl [Jenlisa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang