SG - 15

1.4K 363 10
                                    


Lisa pov.

"Sayang!" Aku yang masih di ambang pintu langsung menoleh menatap Jennie.

Jennie berlari ke arahku dengan senyum manis di wajahnya.

Hug

"I miss you so much"

Aku tersenyum lalu membalas pelukannya sambil mengelus punggungnya.

"I miss you too"

"Ekhm minggir please, ini jalan masuk bukan tempat orang berpacaran" aku menatap Jisoo yang baru datang bersama Rosé.

"A-ah maaf silahkan masuk" aku menggaruk tengkuk belakangku kemudian membawa Jennie ke tempat dudukku.

"Cih iri saja dia" Jennie mendengus.

"Bukan iri Jennie, memang itu jalan masuk dan kita memang salah berdiri di sana. Sudah jangan kesal hemm" aku mengelus lengan Jennie untuk menenangkannya.

"Huh baiklah" Jennie bersandar di lenganku setelahnya.

"Sudah sarapan?" Tanyaku sambil merapikan rambut Jennie.

Jennie tiba-tiba mendongak, senyumnya merekah dan mengangguk-angguk seperti anak kecil.

"Sudah, bersama Appa" cicit Jennie mengulum bibirnya.

Aku menaikkan alisku.

"Kamu-"

"Iya sayang, aku dan Appa sudah berbaikan dan itu karena kamu yang menyuruhku untuk berbicara serius dengan Appa. Terimakasih sayangku.." Jennie menampilkan gummy smile nya.

Aku tersenyum, tanganku terangkat mengelus pipi mandu nya.

"Senang mendengarnya sayang"

Jennie memerah dan sekarang dia menyembunyikan wajahnya di ketiak ku.

"Yaah geli hahaha" aku tertawa karena Jennie menggesekkan hidungnya di ketiak ku.

"Tidak, kamu sangat wangi dan segar, aku suka" kemudian Jennie kembali menyenderkan kepalanya di lenganku.

Aku terkekeh dan menggelengkan kepalaku saja.

"Sayang sudah sarapan?" Tanya Jennie sambil memainkan jari-jari ku.

"Sudah bersama Mommy. Btw, bolehkah aku minta satu hal?"

"Apa?"

"Emmm aku ingin kamu berbaikan dengan Jisoo terutama dengan Rosé. Aku ingin kita berempat akrab"

Jennie mengerutkan keningnya.

"Aku tidak pernah memusuhi mereka apalagi Jisoo, mereka yang menganggap aku musuh"

Aku menghela nafas pelan, berbicara dengan Jennie harus menggunakan bahasa bayi agar dia menurut.

"Kenapa menghela nafas? Apa kamu marah padaku? Ck kenapa jadi aku yang salah sekarang" Jennie menjauh dariku dan melipat kedua tangannya, bibirnya mengerucut seperti anak kecil yang merajuk.

"Bukan seperti itu sayang, aku hanya ingin kita berempat akur dan berteman dengan baik. Kamu tidak lupa kan dulu pernah membuli Rosé? Dia trauma sayang, setidaknya untuk menyembuhkan traumanya darimu, kamu harus meminta maaf dengan tulus padanya. Percayalah, Rosé itu sangat baik dan mudah memaafkan" aku menyentuh bahu Jennie.

Jennie menunduk memainkan jari-jarinya.

Aku menangkup wajahnya agar dia melihat ke arahku, aku menatap matanya dalam.

"Aku menyayangimu" ucapku dengan tulus sambil mengelus pipinya.

Jennie melengkungkan bibirnya kebawah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 6 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

sassy girl [Jenlisa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang