SG - 08

2.1K 438 23
                                    


Lisa pov.

Aku tersenyum melihat kantong kresek di tanganku.

Saat pulang sekolah tadi, aku menyempatkan membeli eskrim di toserba, hanya merindukan saat-saat aku dan Mommy menikmati eskrim sambil menonton televisi.

Begitu memasuki rumah, aku mengerutkan kening begitu melihat Jennie sedang mengobrol dengan Mommy.

Aku berjalan tergesa-gesa, semakin marah saat aku melihat Mommy mengeluarkan air mata dan Jennie yang tersenyum tipis.

Sialan Jennie! Aku tidak akan pernah memaafkan mu! Kamu membuat Mommy ku bersedih!

"Yaaakk!" Aku meletakkan eskrim dengan kasar di atas meja, tanganku terkepal dan aku langsung mendorong Jennie.

Dugh

"Aaah sakit" aku tidak peduli Jennie kesakitan, aku tidak peduli!

"Lisa!" Mommy terkejut membulatkan matanya.

Author pov.

"Apa yang kamu lakukan pada Mommy ku!" Lisa marah, tangannya terkepal dan matanya menajam menatap Jennie.

"Ak-"

"Aku tidak masalah kamu menggangguku Jennie! Tapi ini ibuku, aku tidak akan membiarkan mu menyakitinya sialan!" Lisa meneriaki Jennie.

"Hei nak, Mommy tid-" lagi-lagi Lisa memotong ucapan Mommy nya dan kembali meneriaki Jennie.

"Pergi kamu dari sini!" Lisa menarik kasar tangan Jennie keluar rumah, dia hendak mendorong Jennie ketika Mommy nya menghentikannya dengan cepat.

"Lalisa Manoban! Sejak kapan Mommy mengajarimu bersikap kasar hah"

"Aku begini karena dia membuat Mommy menangis" Lisa menunjuk Jennie yang sudah memperlihatkan raut wajah sedihnya.

"Jennie tidak membuat Mommy menangis, mata Mommy terkena debu, Mommy mengucek mata Mommy tapi terhenti ketika Jennie membantu meniup mata Mommy. Mommy berterimakasih dan Jennie hanya mengangguk dan tersenyum menanggapi  Mommy" jelas Mommy nya.

Lisa menghela nafas, dia salah paham tapi tetap saja dia tidak suka Jennie datang ke rumahnya.

"Kamu, untuk apa kamu datang kemari? Ingin menjelek-jelekkan ku hah? Atau kamu ingin pamer harta?" Lisa menatap Jennie.

"Lalisa! Jangan berbicara seperti itu pada temanmu, Jennie datang untuk mencarimu, dia ingin mengajakmu mengerjakan tugas. Mommy tidak tau apa masalah kalian, tapi yang pasti selesaikanlah dengan cara baik-baik. Mommy masuk dulu" setelah mengatakan itu, Mommy nya pergi masuk kedalam rumah.

"Cih, teman katanya" Lisa berdecak tidak suka.

Jennie menatap Lisa, matanya sayu dan bibirnya melengkung ingin menangis melihat sikap Lisa yang kasar padanya.

"Apa!" Lisa menatap galak mata Jennie.

"L-lisa mmm bolehkah kita bicara?" Jennie mengulum bibirnya, dengan hati-hati mengajak Lisa berbicara.

"Tidak! Sana pulang" Lisa melipat kedua tangannya.

"Lis-"

"Tidak tetap tidak" Lisa menatap datar wajah Jennie.

"Huhhh" Jennie menghembuskan nafas panjang, menunduk memainkan jemarinya.

Lisa mengernyitkan keningnya, dia berpikir untuk apa gadis kejam ini masih di rumahnya.

"Jangan pernah datang kesini lagi" tegas Lisa dan melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah.

"Semua orang meninggalkan ku! Semua orang tidak peduli padaku! hikss semua orang membenciku hmph hikss.." langkah kaki Lisa terhenti, mendengar suara lirih Jennie, dia berbalik badan untuk melihat Jennie.

"Hikss sakit sekali mmphh- huhh sakit hikss kamu tidak tau alasan ku bersikap seperti ini, kamu hanya meneriaki ku tanpa mendengar penjelasan dari ku hikss" Jennie luruh ke lantai, menangis terisak-isak memukuli dadanya.

"Appa ku mengacuhkan ku semenjak Eomma tiada, Appa sangat terpuruk dan sebagai gantinya menyibukkan diri dengan bekerja. Aku tidak di perhatikan lagi sekarang Appa hanya peduli dengan pekerjaan sialan itu! Hikss Appa tidak mengingat bahwa ada aku, seorang anak yang masih membutuhkan kasih sayang darinya. Hikss.. aku membuat ulah untuk menarik perhatian Appa , tapi kamu tau apa yang Appa lakukan saat aku membuat onar? Appa membiarkanku berbuat semauku! Appa bersikap cuek dan hanya membereskan kekacauan yang aku buat, Appa jahat! Huwaaaa sakit sekali disini hiks aku ingin mati saja rasanya huwaaa" Jennie terus memukuli dadanya, dia terisak hebat dengan tubuh yang bergetar.

"Aku hanya butuh teman untuk berbagi hikss aku butuh sandaran, hiks aku membutuhkan mu Lisa aku membutuhkan mu hikss.." Jennie menangis sejadi-jadinya sambil memeluk lututnya.

Lisa tertegun, tidak menayangkan menjadi Jennie sesakit ini.

Lisa mendekati Jennie, dia berjongkok dan memegang lembut pundak Jennie.

"Aku tidak tau masalahmu sebesar ini, maafkan aku karena bersikap kasar padamu" Lisa mengelus-elus pundak Jennie.

"Hikss bolehkah aku memeluk mu?" Jennie mendongak menatap mata Lisa, mata kucingnya sudah membengkak akibat banyak menangis.

"Hemm kemari" Lisa mengangguk membawa Jennie Kedalam pelukannya.

"Hiksss terimakasih, ini yang aku rasakan saat kamu memeluk tubuhku di lapangan tiga hari yang lalu, sangat hangat dan terasa nyaman" Jennie memeluk erat leher Lisa, dia sesegukan meringsek di lekukan leher gadis tinggi itu.

"Ssh tidak papa, semua akan baik-baik saja" Lisa mengusap lembut punggung Jennie.

Lisa berdiri dan otomatis dia jadi menggendong Jennie, kemudian melangkahkan kakinya membawa Jennie masuk kedalam rumah.

"Maaf karena hmph aku telah jahat padamu" lirih Jennie.

"Semua orang pasti pernah melakukan kesalahan. Jadi mulai sekarang berubah lah perlahan-lahan" kata  Lisa dengan senyum teduhnya.

"Eumm aku akan mencobanya" setelah itu Jennie menenggelamkan wajahnya di leher Lisa.

•••

Tbc

28/09/24

Ututu kacian Nini 😿

Vote komen.

sassy girl [Jenlisa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang