SG - 11

1.9K 397 9
                                    


Jennie pov.

"Jennie tunggu" aku berdecak, apalagi yang diinginkan manusia satu ini.

Karena tidak ingin berlama-lama aku berbalik badan dan melipat kedua tanganku.

"Apa?" Aku menunjukkan raut wajah jutek ku pada Taeyong.

"Kamu tidak bisa di hubungi akhir-akhir ini, kemana saja babe"

Apa babe?! Aku tidak salah dengarkan kan, babe katanya? Cih aku tidak sudi!

"Memangnya kamu siapa harus tau aku di mana? Dan jangan panggil aku babe, itu sangat menggelikan bagiku"

Taeyong tampak kaget.

"Tapi Jen, aku pacarmu" lirih Taeyong.

Aah aku hampir lupa, hahah ternyata dia serius menganggap aku pacarnya, padahal aku hanya menganggapnya mainan saja.

"Dengar baik-baik Lee Taeyong, aku Jennie tidak pernah benar-benar serius denganmu. Kamu hanya mainan bagiku, jadi enyahla dari hidupku mulai sekarang!" Aku menatap tajam Taeyong.

Mata Taeyong berkaca-kaca.

"J-jennie tapi aku serius padamu, aku menyukaimu tolong jangan begini hemm" Taeyong hendak menyentuh tanganku namun aku langsung menampar keras pipinya.

Plak

"Jangan berani menyentuhku! Pergi sebelum aku menyuruh orang untuk memukuli mu!" Teriakku benar-benar sudah muak melihat wajahnya.

Sebelum pergi Taeyong menatap ku dengan tatapan melasnya.

Aku mengepalkan tangan kuat-kuat guna meredakan emosi ku.

Setelah cukup tenang aku masuk kedalam kelas.

Aku langsung mengambil posisi duduk di samping Lisa, jujur aku membutuhkannya sekarang.

"Jen-"

"Sekali ini saja" lirihku menatap mata indahnya.

Lisa menatapku cukup lama sebelum membawaku kedalam pelukannya.

"Ada yang membuatmu marah?" Tanya Lisa sambil mengelus lembut punggungku.

Aku mengangguk dan menyakankan posisi kepalaku di dadanya.

"Taeyong, kamu masih ingat dia kan?" Aku mendongak menatap Lisa.

Lisa mengangguk dan tersenyum.

"Dia pacarmu kan?"

Aku mendengus sebal memukul pundaknya.

"Tidak, dia tidak pernah menjadi pacarku" aku cemberut.

"Tapi kamu mengakuinya di hadapanku waktu itu, kamu bahkan mencium pipinya" Lisa terkekeh.

"Aaah aku hanya berpura-pura waktu itu, jangan menggodaku Lisa.." aku merengek sambil memukul-mukul pundaknya.

"Benar kan? kamu bahkan dengan bangga memperkenalkan Taeyong padaku. kamu berkata seperti ini, ini Taeyong kekasihku, tampan bukan?. Hahaha masih teringat jelas di pikiran ku"

"Tidak!" Aku kesal dan malu bagaimana Lisa menggoda dan menertawakan ku.

"Lisa" aku langsung menoleh melihat orang yang memanggil Lisa ku.

"Aku disini" kataku sambil menatap Sana dengan tajam.

"Tapi ini kursi ku" Sana terlihat tidak senang aku duduk di samping Lisa.

"Ini sekolahku, bagaimana dong?" Aku menyeringai.

"Jennie" Lisa menggenggam tanganku lalu menggelengkan kepalanya, seperti memperingati ku.

Aku memutar mata malas.

"Aku ingin duduk di dekat mu titik" malas berdebat, aku memilih memeluk Lisa dan meringsek di leher jenjangnya.

Hemm wangi, Lisa sangat wangi dan segar.

"Sana, kali ini saja biarkan Jennie duduk denganku ya?"

Sana menghela nafas.

"Baiklah, kali ini saja dan ini karena kamu baik padaku Lisa" cih dasar ular berbisa.

"Ah yah, aku ingin meluruskan soal Taeyong, tadi dia datang padaku dan dia membuatku kesal dengan memanggilku babe terlebih lagi mengaku-ngaku sebagai pacarku. Padahal sudah jelas dia hanya mainan bagiku. Ingat Lisa, dia bukan pacarku dan tidak akak pernah"

"Yeah seperti yang kamu lakukan padaku waktu itu kan, aku juga mainan" huh aku sedih jika Lisa menyinggung tentang ini.

"Kamu membuatku sedih mengingatnya" lirihku kemudian memilih memejamkan mata.

Lisa menghela nafas.

"Maaf"

Aku menggeleng pelan.

"Tidak papa, itu memang kesalahanku"

"Jangan bersedih, aku benar-benar minta maaf dan tidak akan mengungkitnya lagi. Maaf Jennie" Lisa mencium puncak kepala ku, dari suaranya dia tampak menyesal.

"Kalau begitu cium aku" aku membuka pejaman mataku untuk menatapnya.

Wajah Lisa kaget dan memerah.

"A-apa tidak mungkin disini banyak orang" Lisa gelagapan.

Aku tertawa pelan.

"Cupu" ejek ku memberikan jempol kebawah.

"Tidak aku hanya, hanya-" Lisa mengigit bibir bawahnya berhenti berbicara.

"Hemm?" Aku tersenyum sambil menyipitkan mataku.

Lisa melihat sekeliling lalu kembali menatapku.

Chup

Dengan gerakan cepat Lisa mencium pipiku.

"Aissh aku malu.." cicit Lisa dan menyembunyikan wajahnya di dadaku setelahnya.

Aku tersenyum mengelus rambut Lisa, setiap Lisa mencium ku hatiku selalu berdebar tak karuan.

"Malu tapi mau hemm" aku menggodanya.

"Jangan menggodaku" Lisa meremas lembut pinggangku.

Aku tertawa.

"Diam atau aku tidak mau mencium mu lagi" ancaman Lisa yang terdengar lucu.

Tidak ingin Lisa bertambah kesal, aku berhenti tertawa dan memilih mengelus-elus punggungnya saja.

•••

Tbc

02/10/24

Emang boleh cium cium tapi belum jadian?

Vote komen.

sassy girl [Jenlisa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang