Dua

121 22 2
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Siang ini,suara riuh menyambut sang ketua yang baru saja tiba di markas.seluruh anggota derions pun turut hadir untuk mengikuti rapat yang diadakan oleh ketua mereka.pembahasan kali ini masih berhubungan dengan geng verzo.

Lelaki berperawakan tinggi dengan mata elangnya itu, melangkah menuju ke tengah-tengah anggotanya.ia pun segera memulai inti pembahasan.

"Geng Verzo nantang kita buat balapan motor besok malam di Jalan Armada, dan gue mau salah satu dari kalian siap buat maju," ucap Ziro.

"Kenapa nggak lo aja yang maju, Bos?" tanya Galang, salah satu anggota Derions.

"Peraturannya harus anggota," jawab Ziro.

"Yaudah, Arvi aja yang maju," ucap Teo, yang langsung disetujui oleh semua anggota.

"Si Rafka sengaja banget bikin peraturan kayak gitu. Bilang aja takut kalau Ziro yang maju," celetuk Rafael.

"Makanan dan minuman ambil di mobil gue," ujar Ziro, membuat seluruh anggota bersorak gembira.

"Makasih, Bos!" ucap mereka serempak, dan Ziro hanya mengangguk.

Mereka pun segera menikmati makanan dan minuman tersebut.segala canda dan tawa dari mereka,Kebersamaan inilah yang membuat Ziro merasa nyaman berada di lingkungan ini.

Getaran handphone miliknya,membuat ziro teralihkan pada benda pipi itu.cowok itu segera bergegas menjauh untuk mengangkat panggilan barusan.

Setelahnya ia pun kembali ke tempatnya semula,dan kini dirinya dilanda berbagai macam pertanyaan dibenaknya.

Melihat perubahan ekspresi wajah sang ketua,membuat arvi penasaran.
"Kenapa?"

"Ngga," jawab ziro,dengan berusah menyembunyikan ekspresi tegangnya.

***

Keesokan harinya, balapan motor tersebut benar-benar dilaksanakan. Banyak anggota dari Derions dan Verzo, serta kalangan remaja, hadir untuk menyaksikan pertandingan tersebut. Terutama para siswa SMA Galaksi, yang datang untuk mendukung ketua OSIS mereka.

"ARVI,YANG SEMANGAT DONG, YANG SEMANGAT DONG."

"SEMANGAT ARVI SAYANGGG."

"MARLO,SEMANGAT CINTAKUUU!!!"

"MARLO JAGOANNYA BALAP,PASTI MENANGLAH."

Teriakan heboh dari para fans kedua pembalap itu menggema, masing-masing menyemangati idola mereka dengan penuh semangat.

Pertandingan pun akan segera dimulai. Seorang perempuan berambut pirang dengan pakaian terbuka mengangkat tinggi-tinggi kain merah yang berada digenggamnya, dirinya berdiri di tengah-tengah kedua pembalap yang sudah bersiap menancap gas motor mereka.

"Satu,"

"Dua,"

"TIGAA."

Saat hitungan ketiga, perempuan itu melemparkan kain berwarna merah tadi, dan kedua cowok di sebelahnya segera melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.kini Marlo berada diposisi pertama, senyum smirknya tampak jelas di balik helm. Arvi, yang berada di belakang, semakin menambah kecepatan motornya. Di perjalanan, berbagai rintangan muncul, termasuk sebatang kayu yang tiba-tiba melintas di depan. Dengan gesit, Arvi menghindari kayu tersebut. Kini, garis finis sudah di depan mata. Arvi segera menyusul posisi terdepan dan berhasil mengalahkan Marlo.

Sorakan gembira menyambut sang wakil derions itu,banyaknya pujian dari fans dan para anggota derions.

"Anjay, menang dong!" sorak Teo dengan penuh gembira.

"Motor si Marlo jadi milik Arvi, nih!" celetuk Rafael, sengaja memanas-manasi musuhnya.

"Selamat," ucap Ziro sambil menjabat tangan wakilnya.

"Thanks," jawab Arvi.

Berbeda dengan Derions yang merayakan kemenangan Arvi, wajah seluruh anggota Verzo terpancar kesal dan penuh dendam.

"Sialan," umpat rafka melihat musuhnya yang tengah gembira atas kemenangan mereka.

"Bos, maaf. Gue gagal kalahin Arvi," ucap Marlo.

"Santai, masih banyak cara buat hancurin mereka," ujar Rafka dengan senyum miring.

"Motor lo jadi taruhannya, kan?" tanya Rey, wakil ketua geng Verzo.

"Iya," jawab Marlo.sebenarnya,dirinya merasa enggan melepas motor kesayangannya itu.

"Marlo, pulang nggak lo?!" ucap gadis bermata hazel yang baru tiba di depan sepupunya. Semua perhatian tertuju padanya.

Melihat gadis di depannya itu membuat Marlo kaget. "Loh, Cava, kok lo bisa ada di sini?!"

"Siapa?" bisik Rafka.

"Sepupu gue," jawab Marlo, masih terkejut dengan kehadiran Cava.

"Lo itu nyusahin banget, tau nggak? Mana Pakai alasan lagi belajar sama gue!" kesal Cava.

"Buruan pulang," lanjutnya.

"Gue mau selesaikan masalah gue dulu, baru kita pulang," ucap Marlo.

Dengan segera, Marlo bergegas menuju Arvi dan menyerahkan kunci motornya dengan kasar.

"Ambil," ucap Marlo dengan nada ketus.

"Santai, kali," ujar Rafael.

"Si cewe vespa ada dimana-mana ya,bos," bisik Teo.

"jadi dia sepupunya Marlo," batin Ziro.

Cava, yang tidak sabar, melangkah mendekati sepupunya. Namun, langkahnya terhentikan saat melihat wajah-wajah di depannya.

"Ketemu lagi?!" batin Cava.

"Cava!!!" teriak seorang perempuan di tengah kerumunan penonton.

"N-Nasya," lirih Cava, melirik sekitar dan menyadari bahwa banyak anak SMA Galaksi sedang menonton perlombaan ini.

"Ayo, Cav," ucap Marlo, membuat Cava tersadar dari lamunannya.

Sebelum pergi, cava diam-diam melirik kearah sosok lelaki yang pernah membuatnya terjatuh dari motor, dan sialnya lelaki itu juga tengah menatapnya.

Sebelum pergi, cava diam-diam melirik kearah sosok lelaki yang pernah membuatnya terjatuh dari motor, dan sialnya lelaki itu juga tengah menatapnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***
TBC.

ZIROLIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang