Tiga

112 21 3
                                    

~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~

Pagi yang cerah, secerah senyuman para murid kelas 10 yang antusias karena mereka akan memulai hari pertama pembelajaran setelah kegiatan MOS selama tiga hari kemarin. Gadis yang tengah mengendarai vesmet berwarna abu-abu itu baru saja tiba di area parkiran sekolah. Ia langsung disambut oleh teriakan heboh dari sahabatnya, yang berlari menghampirinya.

"CAVAAA!!!" teriak Nasya, gadis keturunan Korea, yang menampilkan senyum manisnya hingga matanya menyipit seperti bulan sabit.

"Akhirnya lo datang juga," lanjutnya.

"Kenapa sih, Nas, harus teriak-teriak segala?" tanya Cava heran.

Nasya segera mengeluarkan handphonenya dan memperlihatkan foto yang berisi nama-nama siswa di kelas 10 MIPA 1.
"Lihat, kita sekelas lagi!" serunya.

"HUAAA, apa yang sudah kita lakukan, Nas? Sampai-sampai doa kita dikabulin!" ucap Cava penuh haru.

"Gue juga senang, Cav, bisa satu kelas lagi sama lo," balas Nasya dengan senyum lebar.

"Yaudah, yuk, kita ke kelas," ajak Cava.

Namun,Nasya hanya terdiam di tempatnya dan menatap lekat wajah sahabatnya itu.

"Tapi sebelum itu, gue mau nanya, kenapa lo bisa ada di acara balap kemarin?" tanya Nasya, penasaran.

"Gue disuruh Tante Nila, cari si Marlo," jawab Cava singkat.

"Udah yuk, buruan ke kelas," lanjutnya, mencoba mengalihkan pembicaraan.

Sesampainya di kelas, kedua sahabat itu segera mencari tempat duduk, seperti halnya teman-teman sekelas mereka yang sibuk memilih tempat. Saat Cava dan Nasya memutuskan mengambil meja di barisan kedua, tiba-tiba seseorang menaruh tasnya di kursi tersebut. Melihat hal itu, emosi Cava dan Nasya pun terpancing.

"Kalian nggak lihat kita apa? Kami berdua duluan nunjuk tempat ini," ucap Nasya kesal.

"Tapi, kemarin mami aku udah nunjuk tempat ini. Jadi, meja ini milik aku dan temanku," jawab gadis berambut coklat dengan nada tenang.

"Kayak anak SD aja, ih," sindir Cava, yang langsung disambut gelak tawa teman-teman sekelasnya.

"Bangku depan juga masih kosong, kenapa kalian nggak duduk di situ aja?" tambah gadis dengan gaya tomboy itu, sambil melipat tangannya.

"Yaudah, ayok Cav," ajak Nasya, memilih mengalah karena takut melihat wajah gadis tomboy di depannya.

"Seorang Cava duduk di depan? Nanti gue nggak bisa makan cokelat diam-diam dong!" ucap Cava dengan nada dramatis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ZIROLIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang