Musuh with Benefit (3) 🔞

5.4K 14 2
                                    

Warning
Part ini bakalan mulai panas dingin ya gais!🔞🔞

~~

Carcel menahan tangan Lucy yang mendorongnya dengan lemah, ia kunci tangan gadis itu dengan sebelah tangan, sedangkan tangan lainnya masih mencoba masuk ke dalam lubang kenikmatan Lucy yang sempit. Ia dorong kakinya sehingga Lucy semakin mengangkang, memberi akses lebih agar jemari besar dan kasar milik Carcel dapat menyetubuhi vagina perawannya.

Carcel mendesis parau kala merasakan bagaimana eratnya memek Lucy, tapi ia tak berhenti, terus didorongnya jari tengah besar dan panjang miliknya hingga akhirnya masuk seluruhnya ke dalam lubang surga itu.

"Unghh! Anghh, tunggu.. dulu.."
Lucy memohon karena itu terasa nyeri, ia bisa merasakan bahwa kini ada sesuatu yang mengisi lubang surganya yang sedang basah itu. Carcel terkekeh, ia diamkan jemarinya sesaat sebelum perlahan memutar pelan jemarinya agar meregangkan dinding sensitif yang ketat itu.

Perlahan ia gerakkan jari tengahnya keluar masuk ke dalam liang milik Lucy, membuat gadis di bawahnya itu perlahan mengerang dan mendesah nikmat, Lucy perlahan dibawa terbang ke langit ketujuh kala Carcel perlahan mencoba menambah satu jari, menjadikan dua jarinya kini bergerak menyetubuhi memek sang musuh kecilnya itu. Suara kecipak basah terdengar begitu kotor namun justru meningkatkan gairah keduanya.

Carcel bersandar berdekatan sembari terus memegang Lucy agar tak menghindar. "Enak, sayang? Memek binal aku kocokin" Bisiknya pada Lucy. Membuat gadis itu semakin mendesah dan menggeliat dalam pusaran kenikmatan.

Lucy menggelengkan kepalanya, namun wajah memerahnya, serta bagaimana erangan terus lolos dari bibir ranum yang bengkak itu sudah cukup menjelaskan betapa sudah terbawa nafsu dan kenikmatan terlarang yang disodorkan sang musuh padanya sekarang. "Aahh.. Carcel. Janghan! Aah jarinyhaa.. aahh! Ennhakk" desahnya dengan linglung kala merasakan jemari itu terus menawarkan kenikmatan yang setiap detik semakin membuatnya melihat bintang-bintang.

Mulut Lucy ternganga menahan erangan yang tersendat-sendat, punggungnya melengkung kala Carcel mempercepat gerakan tangannya. Ia berpegang pada lengan gagah pria itu saat kini ia begitu kewalahan merasakan perbuatan kotor mereka.

"Basah memeknya, sayang. Enak dikocokin? Dientot jari aku ya?" Ucapnya lagi dengan kotor dan geram, membakar gairah Lucy. Lucy mengangguk cepat.

"Enaakhh, aahh, Carcelhh.." erangnya. Carcel kini mengganti gerakannya, ia pangku tubuh mungil Lucy yang sudah setelah bugil, lalu dengan lihainya ia kocok memek basah itu dengan tiga jari dalam gerakan cepat, menjadikan sofa yang mereka sandari basah oleh cairan Lucy yang terus menetes disertai suara kecipak air, ia akan menunjukkan dominasinya. Ia tahu bahwa Lucy kini sepenuhnya merasakan kenikmatan, maka akan ia buat musuhnya itu melupakan segala hal bahkan hanya dengan jemarinya saja.

"Aaahh! Ahh! Janghaann!! AAHH!" Lucy langsung berteriak, merintih dan mengerang nikmat, ia bergetar hebat kala merasakan kenikmatan yang berkali-kali lipat dari sebelumnya karena kini memek mungilnya penuh oleh jemari Carcel yang terus menggoda dan bergerak mengenai titik manisnya. Matanya menjuling ke atas.

"Memek nakal ya. Minta dientot ya?", ucap Carcel dengan kurang ajar sembari terus bekerja memuaskan Lucy, ia tahu bahwa setiap kata kotor yang keluar dari mulutnya akan membakar nafsu Lucy dan menerbangkannya lebih jauh. "Sayang mau nyemprot? Enak dikocokin?" Ujarnya lagi. "Aahh, ketat banget, uhh, basah dikocok jariku ya?"

Lucy yang sudah tak tahan akhirnya kalah dalam pertarungan dan langsung squirt, "Aahhh! AHHH! Memekkh en-nhaak", ia memuncratkan cairan nikmat yang mengotori tangan Carcel, sofa dan lantai. Gadis itu mengerang nyaring dan bergetar hebat kala mencapai orgasmenya.

Carcel pun semakin bergairah dan menggeram dalam merasakan pijatan otot kenikmatan Lucy, juga saat menyaksikan bagaimana gadis itu sampai terkencing-kencing karena ulah jarinya. Ia tersenyum bangga dan puas, namun bukannya berhenti, ia terus mendorong Lucy ke batasnya. Jemarinya terus bekerja dan bergerak keluar masuk dan naik turun dengan cepat, menjadikan Lucy sudah bergetar dan berkedut-kedut dalam orgasme panjangnya.

Setelah memastikan ia mengorek habis seluruh cairan kenikmatan gadis itu, perlahan gerakan jarinya akhirnya memelan, menghabiskan seluruh cairan yang keluar sebelum berhenti dan mengeluarkan jemarinya yang sudah basah kuyup itu.

Dipandanginya Lucy yang sudah terengah dengan lemas di pangkuannya, dengan vagina mungilnya yang kini basah dan berkedut-kedut, tampak sedikit ternganga sebagai tanda bahwa lubang itu sudah dimasuki, ia peluk dan cium kening musuh kecilnya itu. "Gimana, hm? Enak?", tanyanya sembari terkekeh.

Lucy dengan lemas mendongak menatap musuh bebuyutannya yang sidah berani mencicipi vaginanya dengan jemari nakalnya, napasnya masih tersengal, sisa kenikmatan itu masih begitu jelas dalam ingatannya. "Gila kamu", ucapnya dengan parau. Carcel terkekeh lagi mendengar itu.

"Gila tapi bikin kamu squirt, sampe kencing-kencing", goda Carcel sembari mengecup singkat bibir gadis itu. "Liat, tangan aku basah sama 'air' kamu", bisiknya lagi sembari mengangkat tangannya di hadapan Lucy, tampak jemarinya kini mengkilat basah. Lucy melebarkan matanya saat Carcel dengan kurang ajarnya menunjukkan itu padanya, rona merah kembali melingkupi pipi gadis yang baru saja orgasme itu.

"Carcel!" Lucy berdecak kesal, sedang sang empunya hanya kembali tertawa. Dengan sengaja ia arahkan jemari yang basah oleh cairan kenikmatan gadis itu ke mulutnya. "Aku cicip ya, sayang", bisiknya lagi.

Lucy kembali menganga tak percaya dan langsung meraih tangan Carcel untuk menghentikannya, "Jangan! Kamu gila ya? Itu kotor!", ujarnya dengan panik.

Namun bukannya mendengarkan, Carcel mencondongkan kepalanya mendekat dan menjulurkan lidahnya, perlahan ia jilati cairan orgasme milik Lucy sembari menatap mata sang gadis yang memandangnya dengan horror. "Uhmm.. enak, manis" ujarnya sembari terus menjilat dan menikmati nektar yang berasal dari vagina Lucy. Ia pastikan tak ada jejak yang tersisa, ia ingin semuanya.

Setelah merasa cukup dan tak menyisakan setetes pun cairan kenikmatan Lucy di tangannya, ia menoleh pada Lucy, "Kenapa, hm?" Tanyanya sembari mengecup singkat bibir itu lagi, sepertinya ia akan kecanduan pada manisnya bibir musuhnya itu.

Lucy tampak linglung dan malu-malu menyaksikan bagaimana dengan tidak pantasnya, pria di hadapannya itu menikmati cairan yang ia keluarkan dari lubang surganya tadi. "K-kamu.. jilat.. itu.. itu.." ujarnya dengan tersendat.

Pria itu hanya mengangguk polos, "Iya, kenapa? Enak kok", ucapnya dengan begitu enteng. "Aku mau hidangan utama boleh?", tanyanya pada Lucy.

Yang ditanya tentu saja terbelalak kaget lagi, namun belum sempat ia menjawab, pria itu sudah lebih dulu menggendongnya dan berjalan, "Kamarmu yang mana?" Tanya Carcel.

"I-itu" jawab Lucy dengan linglung. "Kita.. kenapa ke kamar?" Tanyanya lagi, meski ia bisa menebak jawabannya, sek-.

"Ngentot" ujar Carcel dengan blak-blakan, Lucy seketika semakin merah padam mendengar kata kotor kembali terucap di antara mereka. "Atau kamu bilangnya ngeseks? Terserah" Ucap Carcel.

Setibanya di kamar, ia langsung merebahkan Lucy di ranjang gadis itu dan tak menunggu lama, Carcel langsung menelanjangi mereka berdua. Ia sudah tak sabar untuk memasuki lubang itu dengan penisnya yang sudah memberontak ingin keluar sejak tadi. Ia akan bersikap lembut tentu saja, karena ini yang pertama untuk keduanya, dan pasti menyakiti Lucy. Tapi nanti, seks-seks setelahnya, takkan ada ampun.

Lucy terdiam dan membeku kala menyaksikan penis besar dan panjang Carcel yang sudah begitu keras dan kini tak tertutup apapun. Ia meneguk ludah kasar. Itukah yang akan memasukinya? Pikir Lucy.

Carcel melihat wajah syok Lucy dan mengikuti arah pandang gadis itu. Ia terkekeh sembari perlahan merangkak naik ke ranjang, menyusul sang gadis. Ia rengkuh dan posisikan Lucy dengan nyaman lalu ia lebarkan kedua paha gadis itu, mejadikan memek basah itu kembali tampak jelas, memohon untuk dimasuki.

"Cy?" Panggilnya, membuat Lucy tersentak dan tersadar lalu mendongak bingung. "Langsung ya?" Pinta Carcel dan ia langsung memposisikan kepala penis besarnya di depan pintu masuk lubang memek yang sudah basah milik sang musuh kecilnya itu.

Gimana-gimana?

HALO SEMUA
FULL Bab 21+ nya ada di KaryaKarsa yaa
Ga nyampe 100 koin😉
Komen biar aku kasi voucher ya

Usn aku sama kayak di wattpad
@enokiy
Link : https://karyakarsa.com/Enokiy


See you in next chapter.
With luv, Enokiy.

RAHASIA RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang