06

280 52 3
                                    

Perlahan mata yang tertutup itu kini mulai terbuka, iris ungu yang mengerjap perlahan mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk kerentina nya, ditatapnya langit langit yang dihiasi lampu kristal yang menggantung membuat nya mengernyitkan dahinya, ruangan yang terlihat mewah dengan beberapa barang yang menghiasi tidak terlalu ramai namun sangat nyaman.

"Dimana ini? Ini bukan hutan terakhir kali nya sesaat sebelum aku pingsan, apa luna yang memindahkan tubuhku" berbagai macam pertanyaan bersarang diotak nya, Hazel merasa bingung bukan nya ia pingsan dihutan sesaat setelah berhasil merebut pusaka mata naga yang susah payah ia dapatkan.

Tidak tahu saja setiap pergerakan Hazel telah diawasi oleh mata hitam yang terus menatap Hazel dari saat membuka mata hingga Hazel yang berbicara sendiri membuat sosok yang mengawasi Hazel yang tak lain adalah Gillian.

Gillian terus menatap Hazel yang masih terlihat bingung, ekpresi wajah Hazel yang tengah berfikir begitu lucu dimata Gillian entahlah ia tidak tahu tentang apa yang baru saja ia rasakan.

"Kau sudah bangun"

Suara basah dan berat milik Gillian membuat Hazel terkejut mendengar nya, iris ungu tersebut kini bersitatap dengan iris obsidian yang menatap nya dengan tatapan tajam.

"Siapa kau!" Hazel sungguh tak menyadari kehadiran pria jakun dihadapan nya, meskipun jarak mereka sedikit jauh namun entah kenapa aura yang menyelimuti Gillian terasa sangat pekat untuk nya dan sedikit membuat nya merasa takut.

Gillian sendiri mengernyitkan dahinya saat Hazel bertanya tentang nya, iris obsidian miliknya terus menatap Hazel, "seharusnya aku yang bertanya, siapa dirimu dan bagaimana kau bisa berada dihutan varemis yang dikenal sebagai hutan kematian"

Hazel mengerjapkan matanya, hutan varemis? Oh jadi hutan yang menjadi tempat ia bertarung memperebutkan pusaka naga adalah hutan kematian tapi kenapa hutan tersebut dinamakan begitu padahal hutan tersebut sangat cantik dan tidak berbahaya.

"Aku tidak ingat apapun yang ku ingat hanya aku yang pingsan dihutan varemis yang kau sebut itu" kebohongan yang sangat natural bahkan, Hazel sengaja melakukan kebohongan tersebut karena tidak mungkin ia berkata jujur tentang pusaka mata naga yang berada ditangan nya.

Gillian yang mendengar jawaban Hazel tentu merasa sedikit bingung namun manik ungu yang terlihat tanpa adanya kebohongan tersebut membuat nya mau tak mau akhirnya percaya tanpa diketahui oleh siapapun Hazel bersmirk melihat lawan nya percaya begitu saja kepadanya.

"Sekarang aku yang bertanya siapa dirimu, apa kau yang membawa ku kemari dan dimana ini" berbagai pertanyaan Hazel lontarkan guna menuntaskan rasa penasaran nya.

"Kau bisa memanggilku Gillian, akulah yang menyelamatkan mu saat kau pingsan dihutan varemis dan membawamu kemansion ku" ucap Gillian dengan panjang lebar untuk pertama kali nya setelah kepergian orang tuan nya.

Hazel mengangguk namun tetap saja ia tak menurunkan kewaspadaan nya kepada Gillian.
Gillian menghela nafas, seperti nya Hazel masih belum bisa didekati terbukti dengan dirinya yang masih tetap waspada terhadap nya.

"Kau bisa beristirahat disini selama yang kau mau, aku akan keluar dan para pelayan akan menghantarkan keperluanmu"

Setelah mengucapkan kalimat tersebut Gillian langsung keluar meninggalkan Hazel sendiri dan tak lama setelah kepergian Gillian pintu kamar yang Hazel tempati diketuk dan masuklah beberapa pelayan yang membawa troli serta pakaian untuk Hazel.

"Permisi tuan, kami diperintahkan untuk menghantarkan barang barang ini untuk anda"

"Yah, letakkan saja dan terimakasih"

Kedua pelayan tersebut tertegun dan saling tatap lalu tak lama mereka tersenyum kearah Hazel dan mengangguk.

"Baik tuan muda"

Silver PoisonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang