Aku tidak tahu puisi apa yang paling indah selain mata yang terpesona oleh jejak jingga dari matahari yang 'kan tertidur sementara.
Aku tak mampu merangkai pesonanya selain terpukau, menelisik setiap jengkal semburat kemuning nun jauh di seberang gunung yang makin menggelap
Angkot ini kembali meluncur, melesat bak burung membelah angin
Jejaknya masih terlihat
Dan ia makin terlelap
KAMU SEDANG MEMBACA
Lingkar Temaram
PoetryJejak-jejak redup sepatu lusuh Ia tahu setiap garis kisah dari tangan-tangan yang berjuang, peluh-peluh yang bercucuran, dan kaki yang senantiasa berjalan Dan temaram yang tak pernah berhenti berteman Jingga dan magenta yang juga bergandengan tangan...