Haii subeomdeul....
Author mau ngucapin terima kasih buat yang udah follow, komen dan vote. Maacih yaa...walaupun harus ada unsur ancaman segala awokawoak
Tidak bermaksud untuk mengancam sebenarnya, hanya saja author menjadi tidak bersemangat menulis akhir-akhir ini dan tentunya butuh dukungan dari subeom semuanya yang ada di sini.
Di part ini ada sedikit konten 18+ nya, ya anggaplah hadiah kecil buat yang udah mau mendukung author. Bukankah itu yang kalian inginkan yeorobun??? Muhahahahah
Semoga dapet feel-nya ya....
Selamat menghaluuu
Profesionalitas Byeon Wooseok dalam bekerja benar-benar diuji. Aktor yang sedang berada di puncak popularitas itu harus tetap melakukan semua pekerjaannya di kala hatinya sedang terluka sekalipun.
Tak peduli dengan kantung matanya yang semakin menghitam karena sulit untuk tidur. Tak peduli dengan tubuhnya yang lemas karena nafsu makan yang menghilang. Ya, pria itu tahu lagipula kontrak kerja itu tak mungkin batal hanya karena ia sedang patah hati bukan?
Terhitung sudah seminggu Wooseok tak berkabar dengan kekasihnya. Bolehkah ia memanggilnya seperti itu? Tapi bukankah keputusan itu hanya sepihak? Pria itu bertekad untuk tidak akan pernah menyetujui keinginan Hyeyoon yang ingin berpisah dengannya.
Dan seperti yang sudah Wooseok bayangkan begitu Hyeyoon mengucapkan kalimat keramat itu kepadanya. Semua akses komunikasi darinya diblokir oleh Hyeyoon. Satu hal yang Wooseok sadari tentang Hyeyoon. Gadis itu mempunyai sisi kekanak-kanakan yang cukup menyebalkan di balik sikap dewasanya.
"Bagaimana tubuhmu, sudah lebih baik?"
Seseorang yang selalu mengikuti Byeon Wooseok kemanapun masuk ke dalam ruang tunggu di mana artisnya itu sedang terbaring lemah di sofa. Wooseok memang tengah mendapatkan suntikan cairan infus karena kondisi tubuhnya yang melemah saat pemotretan sedang berlangsung.
Kondisi tubuhnya memang sedang tidak sehat karena kesibukannya. Hal itu diperparah dengan nafsu makannya yang hilang karena seorang gadis yang berhasil memporak-porandakan hatinya.
"Setidaknya aku sudah mempunyai sedikit tenaga" jawabnya dengan datar.
Senyum ceria yang selalu muncul di wajah tampannya menghilang sejak seminggu yang lalu. Wooseok hanya akan menampilkan senyuman itu di depan kamera, itupun dengan terpaksa karena urusan pekerjaan.
"Sebenarnya ada apa denganmu seminggu ini Wooseok-ah?" tanya Kang Beomseok yang mulai penasaran dengan kondisi artisnya.
Awalnya ia berpikir jika Wooseok hanya kelelahan, namun sikap diam yang tiba-tiba ditunjukkan membuat pria berkaca mata itu bertanya-tanya masalah apa yang sebenarnya menimpa artisnya itu.
Wooseok hanya diam. Pria itu lebih memilih untuk memejamkan mata, berharap ia mendapatkan tenaga tambahan untuk menjalankan pekerjaannya hari ini. Tidak bermaksud menyembunyikan masalahnya, Wooseok hanya tak ingin kembali mengingat ucapan menyakitkan yang terakhir kali ia dengar dari gadisnya.
"Baiklah aku tak memaksamu untuk bercerita" ujar Beomseok diiringi helaan nafas kasar.
"Dan aku minta maaf karena harus mengatakan ini di saat kau sedang sakit, tapi kau harus kembali bekerja saat ini"
Wooseok membuka matanya perlahan. Pria itu bangkit dari posisi berbaringnya, lalu melihat cairan infus yang sudah berkurang banyak. Ditatapnya satu-satunya orang yang bersamanya saat ini dan untungnya manajernya itu langsung mengerti tanpa harus diperintah.
Tatapan Wooseok terus mengikuti sang manajer yang telah keluar dari ruangan untuk memanggil petugas medis yang bertugas melepas infusnya. Pria itu kembali menghela nafas kasar karena mengingat ia harus kembali bekerja di saat kondisinya seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life After Drama
FanfictionDrama yang melejit membuat kedua pemeran utama diharapkan oleh penggemar untuk benar-benar menjalin hubungan romantis di kehidupan nyata. Lalu bagaimana kehidupan sepasang aktor dan aktris asal Korea Selatan itu setelah drama mereka berakhir?