1. Oppa Tetangga

2.7K 161 17
                                    

Ada yang mau kenalan sama author abal-abal gak? Kalau gak ada gak papa juga sih, muhehe

Ada yang bilang katanya paket sama mamel 10 tahun lagi akan berjodoh ya?

Gak! Gak bisa! Hati mungilku ini gak bisa kalau harus menunggu 10 tahun, sehingga terbitlah tulisan penuh dengan halu ini.

Selamat menikmati (kalau ada yang baca)! Mari berhalu bersama yeorobuuun........

Happy reading

Hembusan nafas kasar beberapa kali terdengar dari seorang pria yang sedang duduk di depan komputernya. Bukan tanpa alasan pria itu terus melakukannya. Rasa jengah akibat usahanya yang selalu berakhir sia-sia membuat pria tampan itu cukup frustasi.

Bermain video game, kegiatan menyenangkan yang menjadi favoritnya, bahkan tak mampu untuk mengalihkan pikirannya dari seorang gadis yang sialnya terus berputar di kepalanya. Ya, gadis dengan paras cantik menjadi satu-satunya penyebab hancurnya suasana hati pria itu saat ini.

Memilih untuk beralih pada ponsel pintarnya, pria bernama lengkap Byeon WooSeok itu kembali melihat pesan terakhir yang ia kirimkan kepada gadis itu. Sebuah senyum miris tercipta di wajah tampannya.

Membaca pesan-pesan itu membuatnya merasa seperti orang yang sangat menyedihkan. Tak hanya di drama yang baru saja ia bintangi, bahkan di dunia nyata pun ia mendapatkan penolakan dari gadis yang sama.

Meski kalimat penolakan itu terlihat halus sekali pun, tapi Wooseok merasa jika kisahnya lebih menyakitkan dari cerita pada drama yang ia bintangi berasama gadis itu.

Setidaknya Im Sol menolak Sunjae karena ia mencintai pria itu, lalu apa yang membuat Kim Hyeyoon terus menolakku? Batin Wooseok.

Bukan penolakan sebuah ajakan untuk berkencan, Wooseok bahkan hanya mengajak gadis itu untuk makan bersama.

"Maafkan aku Oppa, aku ada acara bersama keluargaku" Balasan terakhir yang ia terima dari patner kerjanya itu.

"Sebenarnya berapa keluarga yang ia miliki, kenapa terus menggunakan alasan itu untuk menolakku" gumam Wooseok yang sebenarnya tak percaya dengan alasan yang Hyeyoon katakan kepadanya.

Kembali pria itu menghela nafasnya. Wooseok sadar jika tidak seharusnya ia merasa kesal dengan penolakan itu. Bukankah itu hak Hyeyoon untuk menolaknya?

Sekarang pria itu menyalahkan hatinya yang merasa tak senang dan tak terima. Untuk pertama kalinya ia memiliki perasaan itu pada makhluk yang dinamakan wanita. Tidak! Lebih tepatnya untuk pertama kali ia mendapatkan penolakan dari seorang wanita.

"Haaah, ada apa dengan diriku?" diiringi hembusan nafas kasar yang entah sudah berapa kali ia lakukan, pria itu kembali bermonolog.

"Bukankah sudah biasa seorang pria mengajak teman kerjanya untuk makan bersama? Aku hanya ingin berterima kasih, tapi kenapa dia terus menolaknya?"

Dengan nada kesal yang sangat kentara pria itu kembali berbicara pada angin. Beruntung ia tinggal sendiri, orang tuanya akan menganggapnya gila jika mendengar anak laki-laki mereka terus berbicara seorang diri.

Merasa sia-sia dengan apa yang dilakukannya, Wooseok beranjak dari kursi nyamannya. Tangan panjangnya meraih jaket yang tergantung, lalu ia gunakan untuk membungkus tubuh kekarnya.

Terus memikirkan Hyeyoon membuat perutnya lapar. Alih-alih memesan seperti biasanya, kali ini pria berusia 33 tahun itu memutuskan untuk pergi ke restoran secara langsung.

Dengan berjalan-jalan mungkin bisa meringankan isi kepalanya, pikir pria itu.

Jam sudah menunjukkan pukul 22:10 waktu Seoul. Cukup larut namun bukan berarti jalanan akan sepi. Pria itu tak lupa mengenakan topi dan masker untuk menyamarkan wajahnya. Kepopulerannya akhir-akhir ini cukup mengerikan, hingga ia harus lebih waspada dari sebelumnya.

Life After DramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang