Satu Malam, Seribu Cerita

96 10 21
                                    

"apa gue kelewatan?"

__________________________


Setelah memutuskan untuk menginap di rumah Vanno. Mereka kini sedang dalam perjalanan pulang.

Sepanjang jalan Blaze masih merasa tidak enak. Ia takut kalau dirinya akan merepotkan sahabatnya, apalagi notabenenya dia hanyalah orang asing yang di cap oleh Vanno sebagai sahabatnya.

Ditengah-tengah lamunannya, Ia dikejutkan oleh suara Vanno yang memanggilnya.

"Oy!, Bara api!"

"e-eehh, iya?"

"lo kenapa ngelamun mulu dah"

"gue... ngerasa gak enak sama lo"

"yaudah enak-enakin aja"

"gak gitu jugaa!"

Vanno terkekeh kecil. "Lalu gimana hm?"

"g-gue takut ngerepotin lo, gue gak mau jadi beban"

"huft, nih denger ya. Blaze lo gak usah sungkan sama gue. Kalau lo emang lagi butuh tempat bersandar atau apapun itu lo bisa nge-hubungin gue. Gue bakal usahain untuk selalu ada buat lo. Gue tau, dulu gue pernah jahat sama lo. Gue ngaku Blaze, tapi sekarang gue berubah, berubah karena lo. Kalau aja lo gak nyelamatin gue waktu itu, gue gak tau gimana nasib gue seterusnya. Lo gak boleh memendam semuanya sendirian. Gue tau itu pasti sakit, sangat sakit. Gue gak mau liat lo nangis lagi gara-gara saudara Lo yang brengsek itu. Lo kuat Blaze lo kuat. Lo manusia terkuat yang pernah gue temuin. Mulai sekarang lo gak usah sungkan sama gue. Lo gak usah bersikap gak enak sama gue. Intinya kalau lo lagi butuh seseorang buat ngehibur diri Lo di kala apapun. Gue siap Blaze. Gue bakalan jadi garda terdepan untuk lo".

Blaze menunduk dan tersenyum kecil. Sebenarnya ia ingin menangis tapi ia menahannya.

Blaze tak mau jika Vanno khawatir kepadanya. Ia tak mau merepotkan Vanno lebih jauh lagi.

"Makasih... Lo udah mau nerima gue. Walaupun lo tau kalau gue ini seorang pembunuh"

"Blaze denger ya, lo gak salah dalam insiden itu. Itu takdir Blaze takdir!. Lo gak usah nyalahin diri lo terus menerus. Gue yakin orang tua lo disana juga gak mau liat lo sedih kayak gini. Orang tua lo juga pasti gak mau persaudaraan kalian hancur karena kejadian itu"

"Please Blaze, You are not wrong"

Blaze kemudian terdiam lagi mendengar tuturan yang diucapkan oleh Vanno.

"Van"

"hm?"

"Kira-kira kapan ya mereka nerima gue kayak dulu lagi?"

"entah Blaze, kita serahkan saja kepada tuhan"

"Vann"

"iya? apa lagi?"

"Emmm, Gimana ya kalau gue kalah sama penyakit gue"

DEGGG!

"lo gak boleh ngomong gitu"

Blaze kembali terdiam. Waktu kini sudah menunjukkan pukul 23.13.

𝐃𝐈𝐀𝐍𝐓𝐀𝐑𝐀 𝐊𝐄𝐁𝐄𝐍𝐂𝐈𝐀𝐍 || Tahap RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang