Tetesan Yang Berbicara

162 10 20
                                    

Blaze dilempar ke lantai basement yang dingin. Taufan juga sudah kembali sambil membawa peralatan yang dibutuhkan.

"halohhhh guehhhh kembalihhhh" Ucap Taufan dengan senyum lebarnya "Wihhhh mauuuuuuuu" Ucap Thorn mendekati Taufan "boleh-boleh, mau yang mana?"

"hmmm, tongkat baseball!!"

"oke" Taufan memberikan tongkat baseball itu kepada Thorn "kalau kalian mau pake apa?" Halilintar mengambil sebuah tongkat golf yang masih mengkilap.

Gempa membawa sapu injuk, Taufan mengambil tongkat baseball, sedangkan Solar mengambil cambuk.

"Mau main rempug apa solo?"

"solo aelah!! biar puas + gue takut kena salah satu dari kalian kecuali tikus ini" timpal Taufan melirik tajam kearah Blaze.

"bang hali duluan kalau gitu" Ujar Gempa, Halilintar hanya mengangguk dan berjalan mendekati adiknya dibaca pembunuh.

"bang...jangan" Lirih Blaze, Halilintar tak menghiraukan lirihan Blaze ia mengangkat tongkat nya tinggi-tinggi dan...






BUGHHHH!!!

PRAKKK!!!

Tongkat itu berhasil meluncur ke punggung dan tengkuk Blaze. Terlihat para saudaranya sangat menikmati kejadian ini sedangkan sang empu? dia hanya bisa meringis kesakitan tanpa ada perlawanan.

Karena ia tau semakin ia melawan, maka semakin parah mereka akan berbuat jadi mendingan Blaze diam saja.

5 menit berlalu kini Halilintar sudah digantikan oleh Gempa ia memegang sapu tersebut dan memukul seluruh area tubuhnya kec kepala.

BUGHHHHH!!!

BUGHHH!!!

PLAKKK!!!

Blaze hanya merintih kesakitan dan terus memohon agar berhenti, Namun apalah daya mereka sama sekali tak peduli. Malahan mereka semakin kuat memukul tubuh rapuh Blaze.

Setelag Taufan dan Solar selesai tibalah giliran Thorn yang memakai tongkat baseball. Blaze sendiri sudah sangat kelelahan dan kesakitan.

Tubuhnya penuh luka memar kebiru-biruan, sang empu hanya tersungkur lemah di lantai.

Thorn mengambil ancang-ancang lalu

BUGHH!!!

BUGHHH!!!!

TRAKKK!!!

Dan serangan terakhir diluncurkannya

BUGHHHHHHH!!!!!!!!

Tongkat itu berhasil memukul kepala Blaze cukup keras sampai-sampai kepalanya mengeluarkan darah segar.

Blaze hanya tersungkur lemas tak berdaya dengan darah yang masih mengalir dari kepalanya.

Tubuhnya benar-benar serasa mau remuk se remuk-remuknya, Tapi penderitaan Blaze tidak sampai disitu saja.

Kini HTGTS bermain keroyokan Taufan, Thorn memegang kedua tangan Blaze.

Blaze mencoba memberontak kali ini, tapi nihil karena kondisinya juga yang tidak memungkinkan dirinya bisa memberontak dengan keras.

Dan pada akhirnya...

BUGHH!

Satu pukulan melayang ke arah perut milik Blaze lalu

BUGHHH!!

Itu merupakan tendangan yang cukup keras dan teruslah mereka seperti itu sampai puas, Sedangkan Blaze? dia tak sadarkan diri dengan darah yang masih mengalir dari kepalanya.

𝐃𝐈𝐀𝐍𝐓𝐀𝐑𝐀 𝐊𝐄𝐁𝐄𝐍𝐂𝐈𝐀𝐍 || Tahap RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang