AN: kemungkinan besar novel ini bakalan agak beda plotnya dari Canon (Game, Anime, LN, Manga). Jadi jangan heran kalau beberapa hal ada yang dibedain dan oiya, bakal lebih banyak first POV/Viewpoint MC karena emang itu niat awalnya, sesekali mungkin bakal pake Third POV.
================================="Hah! hah! hahh!"
Rintihanku cukup kencang, berlari tidak karuan tanpa arah yang jelas, keringat mengucur deras membasahi rambut hingga tubuh, menyebabkan pakaianku lembab dan lengket, beberapa luka sayatan terukir jelas diantara hidung dan mata hingga dahi, beberapa diantaranya juga ada di punggung tangan hingga kaki.
"GRAAAAA!!!!"
Auman tersebut begitu keras. Aku rasa, itu seperti sebuah sirine peringatan untuk kematianku.
"Sial!! Magic Swordsman seperti apa yang tidak bisa memakai sihir!!?? tidak ada gunanya aku belajar sihir sejauh ini!!! sial!!!"
Aku berteriak dengan rasa frustasi, penglihatanku mulai kabur, aku baru saja terpisah dari rekanku karena panik.
"WAAAHH!!!"
Itu suara rekanku, kami terpisah cukup jauh, tapi, karena ukuran lantai yang kecil, suara teriakan putus asanya bahkan masih bisa terdengar sampai sini.
Bell.. sial, tahu gini aku tidak jadi turun ke Dungeon dan lebih baik ajak dia berkeliling Orario..
Blukk!!!
Hantaman keras mengenai wajahku langsung, darah mengalir dari hidung, sesaat mendapatkan penglihatan yang jelas, aku menyadari bahwa aku baru saja terjebak ditengah antara jalan buntu.
Sial.. dikejar monster kuat dan terjebak jalan buntu? hebat.. sepertinya memang sudah waktunya aku mati..
"Grrr..."
"!!!"
Memutar balik tubuhku, dari balik bayangan, muncul seekor monster tinggi penuh dengan otot, memiliki sepasang tanduk melengkung dan mata merah cerah---seekor Minotaur dari lantai bawah yang tidak seharusnya ada di lantai atas khusus pemula sepertiku.
Menggertakkan gigi sekuat mungkin, aku menggenggam rapier logamku sekuat tenaga, dan menatap mata merahnya yang beringas. Aku menunjukkan perlawanan penuh, aku tahu bahwa aku akan segera mati, tepat disini tapi aku tetap menolak keras mati terhina dengan rasa takut.
"Brrrr..."
Dia menghembuskan nafasnya, bahkan rintihannya terdengar cukup kuat di telingaku.
"Haaa!!"
Rasa frustasi menghantui benakku, putus asa dalam membuat keputusan, aku langsung meluncur dengan cepat dengan berlari untuk menghampiri Minotaur tersebut.
Tetapi sebelum aku berhasil mendekati monster besar itu, tiba-tiba saja ada hembusan angin yang kuat, memutus kedua lengan monster itu, mengucurkan darah merah segar, beberapa semburan darah itu mengenai bajuku dan sedikit bercak merah di wajah.
Kemudian setelah angin itu menghilang, sesuatu yang lain muncul, suara seseorang---wanita sedang merapalkan mantra.
"---Rea Laevateinn!!!"
Nadi kemerahan terbentuk dibawah tanah, menyemburkan kobaran api yang sangat panas dari bawah sana, membumihanguskan Minotaur itu tanpa pengecualian menjadi arang, menyisakan batu sihir diantara tumpukan arang itu.
"Kamu, tidak apa-apa!?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Familia Myth: Trinity Oratoria (DanMachi Fanfiction)
FanfictionSetelah menjadi petualang dan singgah di Orario, kota labirin, satu-satunya kota yang memiliki Dungeon demi menuntaskan dendam dan impiannya untuk membasmi monster kemudian menguasai Dungeon. Tetapi, Yukira, seorang petualang pemula dengan peran Mag...