Chapter 2, Beginning II

3 0 0
                                    

"Dia sepertinya sedang keluar entah kemana.. kesampingkan itu, berita tersebut berkaitan dengan Bell." ujar dewi Hestia dengan mimik muka lebih serius.

"Apa ada sesuatu yang terjadi?"

"Ya, itu membuatku senang tapi juga sebal! Dia mendapatkan Skill baru!!"

"Hah!? Skill?"

Sial.. aku iri, Skill katanya? aku juga mau!!! dasar kelinci putih beruntung!!

"Bukankah itu bagus, dewi Hestia?"

"Ya memang.. ah! pokoknya, kamu liat saja sendiri!"

Dia mengeluarkan selembar perkamen, disini tertuang Falna Bell yang sudah diterjemahkan dari Hieroglif ke bahasa umum.

Dari semua parameter, agak sedikit tidak normal karena dia baru saja mendapatkan poin dalam jumlah besar.

"Liaris Freese..."

"Pertumbuhan cepat selama dia masih jatuh cinta. Efek dari Skill bersifat proporsional dengan kekuatan perasaan. Sebagai efek samping, kebal efek gangguan mental."

"..."

Ini pasti efek dari jatuh cinta dengan Ais..

"Sekarang kamu sudah pahamkan?"

Dewi Hestia cukup mencintai Bell, bisa dikatakan, dia anak kesayangannya karena orang pertama yang menjadi bagian dari Hestia Familia sebelum akhirnya tidak lama aku juga direkrut mereka berdua.

Dari semua reaksi berantai ini, aku yakin seratus persen, dewi Hestia pasti sangat cemburu, padahal dia dewi perawan, tapi amat posesif dengan Bell, beruntungnya dia tidak terlalu posesif denganku.

"Iya.. aku paham, tapi.. pertumbuhan cepat? itu sangat gila.. bukankah itu berarti dia bisa naik level dalam waktu singkat?"

"Tentu saja!"

"Tapi itu membuatku kesal, kenapa dia harus jatuh cinta dengan Ais Wallenapalah itu!?" menjambak rambutnya sendiri, frustasinya terlihat begitu jelas tanpa harus disebut.

"Aku tidak tahu, tidak peduli, lagipula mungkin bisa jadi itu memang takdirnya... tapi, omong-omong dewi Hestia.. apa Bell tahu soal Skillnya sendiri?"

Setelah melepas rambutnya sendiri, dewi menggelengkan kepala. "Tidak, dia tidak tahu. Aku memang sengaja tidak memberitahunya, melihat dari sifatnya, dia pasti secara tidak sadar akan membocorkannya. Aku sangat yakin."

Ugh.. sifat Bell sekali.. tapi, aku merasa iri.. dia mendapatkan Skill pertamanya.. apa aku harus meminta dewi Hestia memeriksa Falnaku? siapa tahu aku juga dapat.. ehehe.. apalagi, aku baru saja diselamatkan seorang High Elf cantik.. Riveria Ljos Alf, aku suka sekali wanita itu..

"Ehehe..." dengan air liur sedikit mengucur keluar dan wajah memerah seperti tomat, aku tidak sadar sudah terbenam dalam khayalanku sendiri.

"Hei! kenapa kamu malah berkhayal dan wajahmu memerah!? kamu pasti sedang menghayal sesuatu kan!?"

"!!!"

Suara dewi yang agak keras sambil menepuk pundakku membuatku tersadar kembali dan mengelap air liur di sekitar bibir.

"Ah, tidak.. maaf.. umm.. bisa aku minta tolong sesuatu?"

Ekspresi dewi sedikit melunak sesaat mendengar permohonanku, dia menunjukkan senyuman tipis dan mulai bersuara lebih lembut.

"Ada apa, Yukira-kun? sebutkan saja."

"Anuuu...."

***
Yukira sudah berbaring setengah telanjang, punggungnya benar-benar bagus sekalipun tidak terlalu berotot.

Familia Myth: Trinity Oratoria (DanMachi Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang