Naik lagi ke permukaan, aku sudah disambut oleh cuaca langit sore hari dan matahari terbenam.
Dari kejauhan aku melihat Bell keluar dari dalam kantor Guild dengan wajah merah merona dan senyuman tipis terukir diwajahnya, jadi, aku langsung menghampirinya.
"Bell." ucapku sembari menepuk pundaknya.
"Eh? Yukira-san? apa yang kamu... kenapa kamu berkeringat, apa kamu baru saja balik dari Dungeon?"
"Ya, hanya sekedar menguji sesuatu.."
"Menguji? apa kamu melakukan sesuatu dibawah sana?"
"Ya... itu..." aku hampir menjawab seterang-terangnya, tapi, aku baru ingat kami berdua ada di tengah keramaian.
"Ada sedikit kejutan, tapi aku tidak bisa kasih tahu disini, mari kita pindah tempat."
"Eh!? kemana?"
***
Beberapa menit kami berjalan, kami menemukan titik sepi bagus didalam persimpangan gang."Kamu lihat saja." ujarku biasa dengan menyodorkan perkamen berisi transkrip status.
Setelah dia menerima perkamen itu, Bell mulai membacanya dari atas hingga bawah sedetail mungkin.
"Ehhh! ini beneran kan!? 1 sihir dan 3 Skill??"
"Tentu, mana mungkin aku bohong, Falna tidak bisa di bohongi."
"Hahh... aku iri! kapan ya aku bisa dapat Skill buatku sendiri.. huff.." keluhnya sambil menghela nafas dengan perasaan lemas.
Padahal dia juga dapat satu Skill... dewi Hestia benar-benar serius menyembunyikannya, bahkan dari orangnya sendiri.. aku jadi sedikit kasihan..
"Semangatlah, pasti akan ada waktunya kamu dapat Skillmu sendiri.." kataku sambil menepuk pelan pundaknya untuk memberikan dia semangat.
"Ayo kita pulang saja, Bell. Bentar lagi sudah malam, dewi Hestia pasti sudah menunggu kita, aku yakin malam nanti kita akan makan banyak Jagamarukun."
"Benar juga.. ayo kita pulang."
Dengan begitu, kami berdua sepakat untuk keluar dari gang kecil ini.
"Jadi, Bell, sedang apa kamu di dalam gedung Guild."
"Ahh! itu..." dia mulai memainkan jarinya dan tersipu merah. "Aku sebetulnya bertemu Eina-san dan menanyakan beberapa hal tentang Ais-san.. seperti hobi, makanan kesukaannya.."
"Hahh.. kupikir apa, kamu benar-benar setertarik itu dengan dia? bukannya kamu dulu bilang ingin mengumpulkan wanita sebanyak-banyaknya dan membuat Harem?"
"Ahh! aku malu.. jangan ingatkan aku soal itu lagi!" dia terkejut malu dan berteriak sedikit kesal.
"Ahaha, tapi kamu sendiri yang bilang, sekarang malah kamu menyangkalnya. Omong kosong apa itu." balasku sambil tersenyum dan memukul pelan pundak belakangnya.
"Hei. Apa kalian ada waktu?"
Saat kami tengah suasana bercanda gurau, tiba-tiba ada suara sayu dan lemah datang dari arah samping.
Karena itu, kami spontan teralihkan fokus dan menengok kearah samping, yang menyapa kami adalah seorang Chientrope rambut coklat, dari baju dan tangan prostetiknya, kami berdua kenal orang ini---Naaza Erisuis dari Miach Familia.
"Naaza-san."
"Naaza..""Yup, ini aku, apa kalian punya waktu sebentar?" dia bertanya sedikit pelan sambil mengayunkan tangan prostetik itu saat berjalan mendekat.
"Umm.." aku hendak menolaknya, tapi sebelum menjawab, aku melirik kearah Bell. "Bagaimana? mau mampir?"
"Uhh! kurasa kenapa tidak? kami sedikit luang, Naaza-san. Memangnya ada apa?" ucap Bell setelah memilih untuk mengiyakan permintaan Naaza.
KAMU SEDANG MEMBACA
Familia Myth: Trinity Oratoria (DanMachi Fanfiction)
FanfictionSetelah menjadi petualang dan singgah di Orario, kota labirin, satu-satunya kota yang memiliki Dungeon demi menuntaskan dendam dan impiannya untuk membasmi monster kemudian menguasai Dungeon. Tetapi, Yukira, seorang petualang pemula dengan peran Mag...