"Kamu, tidak apa-apa!?"
Ujar wanita dengan telinga runcing disertai suara keibuan, rambut hijau panjang yang indah.
Orang ini, Riveria Ljos Alf, Penyihir terkuat Orario dari salah satu Familia terkuat---level 6, Nine Hell.
Tidak mungkin... orang hebat seperti High Elf ini... menyelamatkanku..
Melongo diam dan terkesima, tampangnya terlalu memukau, jika dilihat dari dekat, kecantikannya melebihi yang dirumorkan.
Dan fakta bahwa orang seperti dia baru saja menyelamatkanku, sesuatu terbentuk di benak hatiku.
Wajahku memerah merona, jantungku berdebar-debar sedikit lebih kencang dari biasanya, tubuhku membeku seakan-akan terhipnotis karena kecantikannya.
Tidak, tidak, Yukira.. jangan lupa tujuan awalmu kesini untuk apa..
"Hei! apa kamu baik-baik saja?"
Suara dia yang indah menyebabkan kesadaranku balik ke realita. Aku baru ingat lagi bahwa aku sedang dikejar Minotaur sampai akhirnya penyihir ini---Nona Riveria menyelamatkan nyawaku.
"Ah.. maaf.. aku hanya sedikit melamun.. umm.. terimakasih." sontak ucapku tertunduk malu karena kecantikannya terlalu menawan sembari memainkan jari tak karuan.
Kalau aku sedikit mengintip ke atas, wajahnya menunjukkan ekspresi sedikit khawatir, tapi sial, dia melengkapi ekspresi itu dengan senyuman manis.
Justru itu membuat jantungku semakin berdebar-debar. Sebelum aku menyadarinya. Aku mengakui dalam diam.
Aku... jatuh cinta dengan Elf ini..
"Kalau begitu.. maafkan aku, tapi syukurlah kamu tidak apa-apa.. ini.. untukmu."
Dari tas kecilnya, dia mengeluarkan sebotol kaca kecil berisi ramuan.
"Ini adalah Elixir, aku seharusnya menyimpan ini, tapi... sebagai kompensasi.. aku memberikanmu ini secara gratis."
Ujarnya sambil memanjangkan tangan dan menawarkan Elixir itu secara cuma-cuma apalagi sambil menunjukkan senyuman yang lebih manis, aku semakin kagum dengan wanita ini.
Sungguh??? orang ini baik sekali... aku tidak tahu harus bagaimana caranya membalas budi ke wanita ini..
"Sungguhan? umm.. tapi bukankah itu barang mahal.. sebaikny---"
"Tapi kamu terluka!" paksanya dengan bersemangat setelah memotong perkataanku, binar matanya benar-benar menunjukkan kalau dia serius.
Sepertinya aku memang harus terima..
Itu membuatku agak sedikit takut tapi juga senang dan nostalgia, perasaan ini seperti mengingatkanku terhadap seseorang.
Ibu...
"B-baiklah.. t-terimakasih.. Riveria-sam---" balasku sembari malu-malu menerima Elixir itu ke tanganku.
"Tidak perlu pakai -sama, cukup Riveria!"
Dia memotong ucapanku sekali lagi, kali ini nadanya agak tegas dan sedikit kasar tapi juga disiplin, membuatku semakin segan terhadap wanita ini.
"K-kalau begitu permisi.. Riveria.."
Tidak berlama-lama, aku langsung berlari secepat mungkin menjauh darinya.
"Ah! yahh.. aku lupa bertanya nama anak itu..." ucap Riveria sebelum menyadari kehadiranku sudah tidak ada disana saat dia memutar balik badannya.
"Tapi.. anak itu mirip seseorang.. rambut perak dan kedua mata tertutup.. perilakunya mirip orang itu.. tapi agak berbeda.. apa mungkin---!? tidak.. itu mustahil.. orang itu sudah mati lama tanpa keturunan... tapi.. dipikir-pikir.. anak itu cukup imut.." Menggoyangkan kepala sembari tidak percaya dengan asumsi liarnya dan senyuman tipis terukir diwajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Familia Myth: Trinity Oratoria (DanMachi Fanfiction)
أدب الهواةSetelah menjadi petualang dan singgah di Orario, kota labirin, satu-satunya kota yang memiliki Dungeon demi menuntaskan dendam dan impiannya untuk membasmi monster kemudian menguasai Dungeon. Tetapi, Yukira, seorang petualang pemula dengan peran Mag...