Part 8

29 6 5
                                    

SEBELUM LANJUT BACA BUDDY KALIAN BAHAGIA GAK DENGAN KABAR KALAU GFRIEND BAKAL REUNIAN DI ANNIV KE 10 MEREKA TAHUN DEPAN?

























HAPPY READING................

Yuna tiba di rumah dengan wajah lelah. Begitu ia membuka pintu, Seokjin langsung muncul dari ruang tamu, menatap putrinya dengan tatapan penuh tanya.

"Yuna! Kenapa kamu pulang telat?" tanya Seokjin, nadanya penuh kekhawatiran seperti biasa. Baginya, Yuna tetaplah anak kecil yang harus selalu ia lindungi, meskipun Yuna sudah dewasa.

Yuna meletakkan tasnya dan melepas sepatu dengan perlahan.

 "Ayah, tenang saja. Aku tadi bantu Jungkook," jawab Yuna sambil mengusap lehernya yang pegal.

 "Aku janji akan merawatnya sampai dia sembuh."

"Ada apa dengan Jungkook?"tanya seokjin

"Pagi tadi, waktu aku mau berangkat kerja, ada kejadian...," kata Yuna pelan.

Seokjin mengernyit, terlihat makin penasaran. 

"Kejadian apa? Apa yang terjadi? Ceritakan semuanya."

Yuna menarik napas dalam-dalam, lalu mulai bercerita.

 "Pagi tadi, saat aku jalan menuju mobil, tiba-tiba ada beberapa preman yang menggangguku. Aku nggak tahu dari mana mereka datang, tapi mereka mulai mengejek dan mencoba mendekatiku."

Mata Seokjin langsung melebar, darahnya berdesir mendengar kata "preman."

 "Apa?! Preman? Kenapa kamu nggak bilang dari tadi?! Apa mereka menyakitimu?!" Seokjin tampak panik dan siap berlari keluar rumah, seolah preman-preman itu masih ada di sana.

"Tunggu, Ayah," Yuna mencoba menenangkan Seokjin.

 "Belum selesai ceritanya."

Seokjin berhenti, meski jelas-jelas gelisah. 

"Lalu apa yang terjadi? Bagaimana Jungkook terlibat?"

"Jungkook tiba-tiba muncul dari arah yang berlawanan. Aku nggak tahu dia ada di sana, tapi begitu melihat aku diganggu, dia langsung menghadapi para preman itu. Dia melawan mereka dan menyuruh mereka pergi. Mereka sempat melawan, dan Jungkook akhirnya terluka karena melindungiku," Yuna menjelaskan, nada suaranya lebih pelan saat mengingat bagaimana Jungkook jatuh karena melawan preman-preman itu sendirian.

Seokjin menatap Yuna dengan mata yang semakin membesar.

 "Jungkook? Dia terluka?! Apa dia baik-baik saja?"

Yuna mengangguk pelan. "Ya, dia terluka. Tapi dia bilang tidak perlu ke rumah sakit. Karena itu aku berjanji untuk merawatnya sampai dia sembuh sebagai rasa terima kasih."

Seokjin terdiam sejenak, lalu tanpa peringatan, dia mulai memeriksa tubuh Yuna dengan cermat. Tangannya memutar bahu Yuna, memeriksa lengannya, seolah mencari tanda-tanda cedera.

"Ayah! Apa yang ayah lakukan? Aku baik-baik saja!" seru Yuna, mencoba menghentikan Seokjin yang memeriksanya dengan panik.

"Kamu yakin? Mereka nggak menyentuhmu? Mereka nggak menyakiti kamu? Apa Jungkook benar-benar melindungimu?" Seokjin terus bertanya, jelas masih terguncang oleh cerita Yuna.

Yuna tertawa kecil, meskipun masih kelelahan.

 "Iya, Ayah. Aku baik-baik saja. Jungkook melindungiku. Dia yang terluka, bukan aku."

Seokjin berhenti memeriksa Yuna, namun kekhawatiran di wajahnya belum sepenuhnya hilang. Dia menghela napas panjang.

 "Aku tahu Jungkook dari dulu selalu ada di sisimu, tapi aku masih tidak percaya dia bisa begitu gegabah menghadapi preman sendirian. Apa dia benar-benar baik-baik saja?"

JODOHKU, YA  MUSUHKU (97 LINE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang