Part 9

28 2 0
                                    

HAPPY READING..........

Malam semakin larut. Setelah berbincang dengan kedua orang tuanya, Yuna masuk ke kamar dan mengambil ponselnya. Seperti yang ia janjikan pada Jungkook, ia akan menghubunginya setelah sampai di rumah. Sambil merebahkan diri di kasur, Yuna membuka aplikasi panggilan video dan mengetuk nama Jungkook. Jantungnya sedikit berdebar, mungkin karena kelelahan, atau mungkin karena perasaan aneh yang muncul sejak kejadian pagi tadi.

Di rumah Jungkook, suara nada dering video call membuat Jungkook terkejut. Dia yang sedang duduk di kasur, langsung bergegas mengambil ponselnya. Wajahnya langsung berubah cerah, penuh antusiasme. Dengan cepat, dia menatap layar dan melihat nama "Yuna" muncul di sana.

"Ya Tuhan, dia benar-benar meneleponku!" gumam Jungkook, setengah seperti orang gila, tidak bisa menahan senyumnya. Dia bahkan melakukan sedikit tarian kecil kegirangan sebelum akhirnya menggeser layar untuk menerima panggilan.

Wajah Yuna muncul di layar, dan senyum lebar Jungkook makin terlihat. 

"Hey, kau benar-benar meneleponku," katanya, mencoba terdengar tenang meskipun jelas-jelas dia sangat senang.

Yuna tertawa kecil melihat ekspresi berlebihan Jungkook

 "Tentu saja aku menelepon. Bukankah aku sudah janji?" jawab Yuna, mengangkat alisnya dengan senyum tipis.

"Ya, tapi aku kira kamu bakal lupa atau... terlalu capek," Jungkook mencoba menyembunyikan rasa senangnya. 

"Aku bisa memaklumi kalau kamu nggak menelepon," tambahnya pura-pura cuek, meski matanya memancarkan rasa bahagia.

"Jungkook, aku baru saja pulang dan ini pertama kali aku bisa duduk tenang hari ini. Kalau aku nggak menelepon, kamu pasti bakal ribut, kan?" balas Yuna dengan canda, memiringkan kepalanya sambil menatap layar.

Jungkook terkekeh.

 "Mungkin, tapi aku nggak seburuk itu kok," katanya dengan senyum jahil.

Mereka berbicara beberapa saat, saling bertukar lelucon ringan, dan suasana menjadi lebih nyaman. Jungkook, yang biasanya suka bersikap dingin saat di sekitar Yuna, kini tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya. Yuna, di sisi lain, merasa suasana di antara mereka sudah jauh lebih hangat dari sebelumnya.

Tiba-tiba Yuna berkata

 "Besok aku akan menjemputmu. Kamu perlu istirahat. Aku yang akan mengurus semua."

Jungkook, yang sebenarnya sangat senang mendengar Yuna berkata seperti itu, berpura-pura menolak.

 "Hah? Kamu nggak perlu repot-repot. Aku bisa pergi sendiri. Lagipula, aku nggak selemah itu," ucapnya sambil mencoba terlihat serius, meskipun di dalam hati dia sangat menantikan hari esok.

Namun, Yuna langsung menanggapi dengan tegas

 "Tidak ada penolakan, Jungkook. Aku yang bilang aku akan merawatmu, dan itu artinya aku yang akan menjemputmu. Titik."

Jungkook berpura-pura menghela napas, berpura-pura seolah dia menyerah.

 "Baiklah, kalau kamu memaksa..." katanya dengan nada terpaksa.

Namun, begitu panggilan berakhir, senyum lebar langsung muncul di wajahnya. Dalam hatinya, Jungkook sangat gembira. Akhirnya, ia punya alasan untuk bisa berduaan dengan Yuna besok. Dan meskipun ia pura-pura menolak, Jungkook tidak bisa berhenti memikirkan betapa senangnya ia bisa menghabiskan waktu bersama Yuna.

Setelah panggilan video dengan Jungkook berakhir, Yuna merasa senang. Ia kemudian memutuskan untuk menghubungi teman-temannya. Dengan penuh semangat, ia membuka aplikasi panggilan video lagi dan menekan grup chat yang berisi Eunha, Rose, Lisa, Jihyo, Mina, dan Chaeyeon. Tak lama, wajah-wajah ceria mereka muncul di layar.

JODOHKU, YA  MUSUHKU (97 LINE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang