Marco memanggil putra satu-satu nya itu, beruntungnya Mario menurut dan datang meski ia sendirian dan ketika ditanya kemana Lisa lelaki itu hanya menjawab Lisa ada di jaga oleh seseorang
Jennie yang tengah duduk di seberang Mario bersama kedua orang tua nya pun terus menatap lekat sang suami dengan kedua mata nya yang sembab
"Rio, dengarkan daddy. Daddy disini akan berbicara mungkin sedikit panjang mengenai dirimu dan Jennie"
"Kamu mau mendengarkan dad ?" Tanya Marco, Mario menghela nafas lalu mengangguk
"Oke. Ehm ya, kemarin kamu datang kesini membawa selembar surat yang berisi gugatan perceraian. Daddy sebenarnya tidak menyangka bahwa kamu akan seperti itu, karena apa ? Iya, benar seperti apa yang di katakan mommy mu kalau kita itu sangat hafal dirimu Mario"
"Dad sekarang akan bertanya, apa kamu benar benar ingin melakukan hal itu ? Lantas alasan mu ingin menceraikan Jennie karena perihal kemarin ? Apa hal ini sudah tidak berlaku ?" Marco menepuk dada kiri Mario
"Daddy tau seberapa besar cinta dan sayangnya kamu terhadap istrimu jagoan, tapi daddy tidak menyangka kamu akan bersikap seperti ini karena perihal kemarin"
"Oke daddy tau kamu pasti lelah, daddy mengerti itu bahkan semua pun juga sama. Tapi daddy sekarang bertanya, bagaimana jika posisi nya di balikan. Kamu ada di posisi Jennie, apakah kamu akan langsung menerima semua nya ? Daddy rasa tidak akan langsung seperti itu"
"Sebenarnya hal wajar bagi Jennie masih sulit untuk menerima semuanya tapi sekarang istrimu akan belajar dan memulai semuanya dari awal. Mungkin satu bulan memang lama, tapi sekarang dia sadar akan keinginan dirinya sendiri meski ingatan nya belum kembali"
"Rio, tolong pikirkan baik-baik. Mengambil jalan cerai juga bukan satu-satunya jalan keluar, apa kamu tidak memikirkan Lili ?" Tanya Marco, Mario terdiam sembari menunduk
"Bagaimana jika ingatan Jennie nanti kembali sepenuhnya dan dia ingat segala hal manis denganmu tapi kamu malah meninggalkan nya, selemah itu kah dirimu ?"
"Rio, perceraian itu bukan suatu hal yang mudah. Ada begitu banyak dampak setelah perceraian terlebih ketika kita sudah memiliki anak"
"Daddy minta kamu pikirkan baik-baik dengan benar, jangan gegabah boy" Marco mengusap kepala Mario
"Dad juga izin berbicara, dad juga ingin meminta maaf atas sikap putri dad yang memang sulit di kendalikan. Dad juga mengerti kondisi kalian berdua sedang sama sama sulit, tapi ya dad harap bukan dengan cara perpisahan kalian mengambil jalan keluar" Ucap Min ho
"Jennie gak mau pisah dad" Lirih Jennie hendak menangis
"Jennie tau Jennie salah, tapi kalau untuk berpisah Jennie juga gak mau"
"Terserah kamu mau percaya atau tidak, tapi Rio jujur meski aku bingung aku sempat menolakmu pada saat aku bangun dari koma tapi percayalah aku juga tidak bisa menampik perasaan nyaman dan aman ketika berada dekat denganmu"
"Lantas mengapa kamu malah meninggalkanku dan Lili ?" Tanya Mario
"Ya aku tau aku tau, kesalahanku disana. Kemarin aku benar benar tidak bisa menerima kehadiran Lisa tapi ternyata aku sadar sekarang bahwa aku juga tidak bisa terus-terusan egois. Aku sadar Mario, Lili dan kamu butuh aku, kalian butuh sosok seorang istri sekaligus ibu"
"Aku minta maaf hiks"
"A-aku benar benar minta maaf hiks, aku menyesal. Konselor Juhyun sudah membuka pikiranku Rio hiks, apa yang dia katakan benar dan selama ini sikapku itu salah"
"Aku minta maaf hiks, silahkan hukum aku tapi jangan berpisah dariku"
"Lihat istrimu" Ucap Marco
Mario yang berkaca kaca itu memutuskan untuk beranjak dari sofa ia pergi begitu saja. Daranee menyusul Mario, putra satu-satu nya itu pergi ke area backyard
KAMU SEDANG MEMBACA
Amnesia
FanfictionSeorang wanita cantik yang sudah memiliki suami juga putri yang cantik harus kehilangan ingatan nya karena insiden kecelakaan. Semua hal memori dalam hidupnya seketika lenyap begitu saja, ketika dirinya bangun dari koma nya Namun bagaimana jadinya k...