happy readingtidak terasa sudah satu minggu tian tinggal di desa, pikiran buruknya tentang tinggal di rumah neneknya ternyata 100% BENAR!
tian baru saja selesai menanam sayur di ladang neneknya, ia berbaring di sofa sembari memejamkan matanya mengatur napas nya
melihat cuaca siang ini yang begitu panas, nenek yang melihat tian hanya menggelengkan kepalanya
"kenapa mama harus nyiksa gue kayak gini.." monolog tian yang masih mengatur napas dan mengipasi dirinya
kantuk mulai menyerang tian, mungkin efek kelelahan, bagaimana tidak lelah, dari pukul 10 pagi hingga 12 siang tian berada di ladang bergelut dengan cuaca yang panas
baru saja ingin terlelap, tiba-tiba bel pintu dan ketukan terdengar dari luar, tian menoleh sebentar dan lanjut memejamkan matanya seolah tidak peduli
"tian, bukakan pintunya" ucap nenek dari dapur
tian tetap memejamkan matanya dan menutup wajahnya menggunakan bantal sofa
tian tidak lagi mendengar suara neneknya, sampai akhirnya-
"ADUH!"
"nenek suruh bukakan pintu, bukan pura pura tidur"
nenek memukul kaki tian menggunakan tongkatnya, tian mengelus kakinya dan segera bangkit dari sofa meninggalkan waktu bersantainya
tian berjalan menuju pintu sambil bergerutu, dengan kasar tian membuka pintu rumahnya, bersiap untuk marah kepada seseorang yang sudah menganggu waktu bersantainya
tian yang baru saja ingin bersuara terhenti begitu saja saat melihat pemuda yang berada di depan pintu rumahnya
"ah- maaf menganggu, apa.. nenek asmi ada?"
suara lembut masuk kedalam indra pendengar tian, ia hanya terdiam memandang pemuda didepannya
"apa nenek asmi ada?" tanya pemuda itu lagi
"apa ini bukan tempat tinggal nenek asmi lagi?" pemuda didepan tian tidak menyerah untuk bertanya
"siapa itu yan?
heh dipta! astaga cucuku" nenek mendorong tubuh tian saat melihat pemuda yang begitu ia kenali berada di depan rumahnya
tian dapat melihat interaksi neneknya bersama.. wanita? tapi kenapa neneknya memanggilnya dipta? memangnya ada wanita bernama dipta?
"dipta pikir nenek ga dirumah" ucap pemuda yang bernama dipta tersebut
"ndak, nenek habis bersihkan sayur di dapur, gimana sama adikmu? dah sehat?"
"udah nek, lagi dirumah bantuin bikin kue, oh iya- ini kue buat nenek"
"aduh, nenek jadi ngerepotin kamu dip" ucap nenek tidak enak hati
"ndaklah nek, nenek kan udah seperti keluarga dipta dan adek" ucapnya sambil tersenyum
dipta memandang kesamping, pria yang daritadi tidak menjawab sama sekali pertanyaannya masih terpaku disana
nenek yang melihat arah mata dipta menoleh ke belakang
"tian!" ucap neneknya yang menyadarkan tian dari lamunannya
"hah? kenapa nek?" tanya tian yang sudah tersadar
"ini sadipta, beda 2 tahun sama kamu, panggil mas, yo" ucap neneknya
"nang, ini cucuku, bastian, pindahan dari kota" ucapnya lagi
dipta mengangguk dan mengulurkan tangannya "dipta, salam kenal tian"
tian menyambut tangan dipta dengan segara "hai cantik-
ADUH NEK!"
tian mengelus tangannya yang dipukul oleh neneknya"ndak sopan!"
dipta hanya tersenyum kikuk saat mendengar tian memanggilnya dengan sebutan 'cantik'
"maksud gue, salam kenal juga dip"
KAMU SEDANG MEMBACA
crumbs & crush
Humorsepenggal cerita manis dari seorang pemuda pengangguran yang terpaksa pindah ke rumah neneknya yang berada di pedesaan, hari-harinya hanya diselingi gerutuan sampai akhirnya tukang roti cantik datang ke rumahnya