happy readingsetelah ancaman dari mama nya yang akan membawanya ke rumah nenek jika ia tidak segera mendapatkan pekerjaan membuat tian frustasi
sebenarnya bisa saja tian bekerja di perusahaan papa nya, hanya saja ia tidak menyukai bisnis atau apapun itu, ia selalu mengantuk saat papa nya menjelaskan bisnis bersama kolega nya
tian mengusak rambutnya kasar, frustasi karena temannya tidak ada yang bisa memberikan solusi yang benar
"masa mama tega bawa gue ke desa? ga mungkin kan? kalo ga ada gue, mama pasti kesepian, secara gue anak semata wayangnya" ucap tian penuh percaya diri
"bener, ga mungkin mama bawa gue ke nenek, rumah bakal sepi kalo ga ada gue, papa juga selalu pergi ke luar kota" monolog nya disusul tawa penuh percaya diri keluar dari mulut tian
****
pagi ini, tian bangun lebih awal, pukul 08.00 setidaknya dia bangun lebih awal dari kemarin, iya kan?
tian turun menuju dapur saat dirasa hidungnya mencium aroma wangi masakan, bisa diliat kedua orangtua nya sedang di meja makan, mama nya yang sedang memasak dibantu bibi juga ada papa nya yang sedang membaca koran sembari meminum kopi 'kuno sekali ayahnya' pikir tian
"kamu tuh ya tian, bangun jam segini, pantas kamu menganggur. kerjaan kamu dipatok ayam" suara ayahnya membuat tian yang baru saja duduk di kursi nya langsung terdiam
"marahin tuh pah anaknya" bukannya menolong tian, mama nya malah sengaja memanasi papa
"semua butuh proses mah pah, tian lagi cari kok"
"proses mu itu kelamaan, kamu kan bisa kerja di perusahaan papa, tidak perlu proses" ucap papa nya
"ga ah, tian ga suka bisnis, ribet pah, bikin ngantuk" balas tian
"lalu kamu mau kerja apa kalau ini itu tidak mau?" tanya papa
"ya nanti, tian cari dulu"
"kalo sampe 1 minggu kamu tetep ga dapet kerjaan, mama bawa kamu ke rumah nenek! bantu nenek biar ada kerjaan" ucap mama nya
tian mencibir, mengikuti nada bicara mama nya dengan pelan supaya mama nya tidak tau
KAMU SEDANG MEMBACA
crumbs & crush
Umorismosepenggal cerita manis dari seorang pemuda pengangguran yang terpaksa pindah ke rumah neneknya yang berada di pedesaan, hari-harinya hanya diselingi gerutuan sampai akhirnya tukang roti cantik datang ke rumahnya