1. Rapat Besar

86 41 53
                                    

"Setiap kejahatan pasti ada hukuman."
-Sekala Hermoza-

⛓️⚒️⛓️

Setelah menerima informasi dari Brigjen Pol, seluruh divisi kepolisian berkumpul di aula untuk mengadakan rapat besar. Rapat yang dihadiri seluruh divisi. Rapat yang hanya dilakukan jika terjadi kasus berat dan sulit, untuk tindak secepatnya.

Seluruh divisi mulai memasuki aula rapat, empat perwira tinggi sudah mulai memasuki area podium, serta divisi lain sudah berada di tempat masing-masing.

"Selamat sore semuanya, tujuan saya mengumpulkan Saudara-Saudari di rapat ini karena ingin menyampaikan sesuatu yang sangat penting," ucap polisi yang membopong dua bintang di bahunya, Irjen pol Chairil Teguh.

Pria itu mengambil remote control proyektor untuk menampilkan informasi yang hendak disampaikan. Gambar muncul dan banyak sekali obat-obatan di gambar tersebut.

"Kasus berat kali ini adalah kartel narkoba. Sinaga merah yang sekarang menjadi sorotan masyarakat Indonesia, sangat meresahkan," lanjutnya

Chairil kembali menekan remote nya, slide berpindah. Proyektor menampilkan gambar beberapa pria dan obat-obatan.

"Mereka adalah penyelundup narkoba golongan pertama, mereka sangat berbahaya dan meresahkan masyarakat. Tingkat pecandu di Indonesia mencapai 1,95 persen dari jumlah penduduk, atau sekitar 3,6 juta orang."

"Narkoba yang mereka selundupkan golongan pertama, kemarin BNN sudah menangkap satu di antara mereka yang menyelundupkan 1,2 gram metamfetamine," lanjut Chairil

Pria itu kembali menekan remote kontrol, kini beralih pada gambar organisasi dan sebuah logo?

"wah, mengerikan." Serentak audience

"Betul, ini sangat mengerikan. Kartel Sinaga merah, saya kemarin sempat reset kasus ini. Ternyata ini kasus yang pernah ditangani 10 tahun silam. Kartel narkoba terbesar yang pernah ditangani, entah sebesar apa tapi ini harus segera kita tindak."

Seorang wanita mengangkat tangannya lalu bertanya. "Maaf, jika itu sebuah organisasi, siapa pimpinannya?"

Chairil memetik jari menandakan jika pertanyaan itu cukup bagus. Lalu berkata, "pimpinan Sinaga Merah adalah Ramos, pria pemilik tato naga di punggung nya," jawab Chairil. Pria itu kembali menekan remote, memindahkan pada slide selanjutnya. Sekarang gambar beberapa polisi?

"Saya menugaskan team keras untuk menyelidiki kasus ini," perintah Chairil

Sekala terkejut, tak hanya dia team yang lain pun sama. Ini kali kedua mereka menyelidiki kasus berat. Mereka sedikit kelu mendengarnya, mengingat tiga tahun silam mereka hampir terbunuh dalam menangani kasus pembunuhan berantai. Dan sekarang harus menyelidiki kartel? Memang bukankah itu resiko menjadi abdi negara? Menerima apa yang harus di jalankan dan menjalankan apa yang di perintahkan.

Sekala kembali mengacungkan tangannya untuk kembali bertanya.

"Apakah Anda tahu wajah Ramos seperti apa?" tanya Sekala

Chairil menatap Sekala dari kejauhan, dia sedikit menarik nafasnya dan berkata, "Dia misterius."

Sekala menelan Saliva nya, tangannya sedikit dingin dan pikirannya mulai menerawang jauh. Kara yang merasakan itu memegang tangan gadis itu dan sedikit meyakinkannya jika team keras akan berhasil kembali seperti tiga tahun silam.

Rapat besar selesai, semua divisi sudah mulai meninggalkan aula.

***

Sekelompok polisi yang baru saja selesai mengikuti rapat, mereka berkumpul dalam kelompok-kelompok kecil, beberapa di antaranya sedang berbicara serius, sementara yang lain bercanda dan tertawa bersama. Beberapa polisi masih mengenakan seragam lengkap dengan topi dan badge yang berkilauan di bawah sinar matahari sore. Mobil-mobil patroli berbaris rapi di pinggir jalan, siap untuk membawa mereka kembali ke tugas masing-masing. Suasana santai namun tetap profesional terlihat jelas, mencerminkan kedisiplinan dan kebersamaan di antara mereka.

The Darkness of RamosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang