5

146 12 0
                                    


"Zorji,Yosep, bersikaplah seperti manusia biasa agar tidak ada yang curiga kepada kita" ucap luminor

"Baik tuan"ucap zorji

"Zorji aku bukan tuan mu, kita teman,  kamu adalah teman ku" ucap luminor menatap zorji

"Luminor aku dengar manusia menggunakan uang untuk membeli sesuatu, lalu bagaimana kita bisa mendapatkan uang itu, tidak mungkin kita hidup di lingkungan manusia tapi tidak punya uang bukan " ucap Yosep

"Aku membawa sekantong mutiara Abernethy, manusia sering mencari ini, aku yakin mutiara ini sangat mahal" luminor mengangkat kantong kain yang di dalam nya berisikan mutiara Abernethy

"Lalu di mana kita akan menjual nya luminor" ucap Yosep

" Mungkin tidak jauh berbeda dengan dunia laut" ucap Yosep

"Di sini sangat sepi, ayo kita kesebelasan sana" ucap zorji menarik tangan luminor

Yosep yang melihat itu hanya tersenyum kecut, "luminor,zorji tunggu aku" teriak yosep

Yosep melihat di sekeliling nya muali banyak manusia yang sedang bermain di pesisir pantai

"L-luminor apa tidak papa, mereka sangat banyak" ucap Yosep sedikit ketakutan ketika melihat kerumunan orang orang di depan nya

"Jika kamu takut, pulang lah ke rumah mu, jangan ikut kami" Ucap zorji masih menggenggam tangan luminor

Yosep menatap tak percaya kepada zorji, sikap nya menjadi aneh ketika dia berubah menjadi manusia, zorji yang dulu lebih manja kepada luminor dan yosep, kini tidak, zorji melupakan Yosep, padahal Yosep lah yang selalu ada untuk zorji, ketika zorji bermain sendiri dia lah yang menemaninya, ketika zorji sering di marahi luminor Yosep lah yang selalu membela nya

"Zorji apa yang kau bicarakan" marah luminor

"Aku tidak suka, dia terlalu lemah" adu zorji pada luminor

"Berhenti berbicara seperti itu aku tidak suka zorji" ucap luminor menatap tajam ke arah zorji

Zorji menatap tidak suka Yosep, karna yosep, dia jadi dimarahi oleh luminor

"Sudah,sampai kapan kita di sini ayo kita harus segera pergi dari sini" ucap luminor bejalan meninggalkan yosep dan zorji

"Ini semua karna mu, luminor jadi memarahi ku" tunjuk zorji di depan wajah Yosep

"Apa maksudmu zorji, kamu berubah, kamu tidak seperti seekor hiu zorji yang ku kenal" ucap Yosep menatap manik biru milik zorji

"Zorji tetap zorji, tidak ada yang berubah dari ku" zorji langsung pergi menyusul luminor

"T-tunggu aku" lirih yosep menatap kepergian luminor dan zorji

Yosep melihat lautan dan daratan secara bergantian, kalau dia pulang ke laut dia akan sendirian, jika dia ikut mereka dia hanya akan menjadi beban untuk luminor dah zorji

"Aku harus apa"

"Yosep ayo cepat" teriak luminor

Yosep menghembuskan nafas panjang nya, ia langsung menghampiri kedua nya

"Percepat jalan mu, kita akan membuang waktu hanya untuk menunggu mu" ucap zorji

"Maaf zorji, kaki ku masih sedikit kaku untuk berjalan" ucap yosep

.
.
.

"Kenapa lo bawa nyelam sih lang, sekarang apa kalung lo ilang kan" ucap lingga frustasi karna dari kemarin mereka mencari kalung langit yang hilang

"Trus gimana" ucap samudra

"Trus gimana, trus gimana, lo dari kemarin naya itu mulu bantuin mah kaga, gue cipok mulut lo lama lama ya bngst" ucap lingga

"ARGHHHHHHHH" teriak langit menendang sofa di depan nya, kalung peninggalan ayah nya satu satu nya hilang entah kemana

"Apa kita coba pergi ke sana lagi" ucap lingga

"Maksudmu lo ke tempat di mana kalian mau di terkam hiu banteng itu lagi hah, kalian mau mati" marah samudra

Langit mengusap wajah nya kasar, dada nya naik turun menahan emosi nya

"Kita cari ke sana" ucap langit langsung keluar dari villa nya

"Tunggu gue lang" teriak lingga mengejar langit

"Terus gue, gue ga mau mati, gue masih pengen ngerasain nikah" ucap samudra

Skip.....

"Lo beneran mau kesana lang, lu liat kan kemarin kita hampir di terkam sama hiu" ucap lingga terus mengejar langit

Hingga tiba tiba ada yang menabrak tubuh langit hingga tubuh kecil itu tersungkur ke tanah

"Akhhh, sakit" ringis nya

"Bisa ga sih lo kalo jalan liat liat" ucap lingga

Sedangkan langit hanya diam memperhatikan orang di depan nya

"Eh teman mu ini yang harus melihat lihat saat berjalan" tunjuk nya ke arah wajah langit

Langit langsung mencengkram tangan orang yang menunjuknyan ini

"Kalung giok" lirih langit melihat kalung nya yang berada di tangan seseorang itu








TBC.......



Segitu dulu ya teman teman
Maaf kalo banyak typo






TBC....

siren Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang