Ananta dan juga Ren berlarian mengitari area sekolah untuk mencari keberadaan Sky yang sampai saat ini belum di temukan, membuat Ananta yang baru saja keluar dari area perpustakaan terlihat sangat khawatir dan panik di saat yang bersamaan saat tak menemukan Sky disana. Sebelumnya Ananta sudah mencari Sky ke kelasnya saat bel masuk berbunyi tanda jika jam istirahat sudah selesai, ia berharap akan menemukan Sky di kelasnya namun nihil.
"Sky, kamu dimana sih? Aku takut kalau kamu di kerjain sama anak-anak geng Silent," lirih Ananta seraya mengedarkan pandanganya menatap sekitar berpikir kemana lagi ia harus mencari Sky.
Hingga tatapan Ananta terhenti pada ujung lorong yang terdapat toilet disana. Mengikuti kata hati yang menyuruhnya untuk kesana pun membuat Ananta lantas melangkahkan tungkainya dengan cepat menghampiri toilet yang letaknya berada di ujung lorong tersebut.
"Masa iya Sky ada di toilet ini sih?" perlahan Ananta menghampiri pintu toilet lalu meraih knop pintunya dengan perlahan.
Cklek! Cklek! Cklek! Beberapa kali ia mencoba membuka pintu toilet yang ternyata sedang dalam keadaan terkunci.
"Rusak lagi kah? Kebiasaan nih staff sekolah kalau toilet ini rusak selalu di biarin ga langsung di benerin, entar aku aduin yangkung baru tau rasa," gumamnya.
Karena pintu toilet tersebut dalam keadaan terkunci dan itu sudah menjadi hal yang biasa lantaran memang kerap kali toilet tersebut di kunci saat sedang dalam perbaikan lantas Ananta pun berniat melangkahkan tungkainya.
Duk! Duk! Duk! Baru saja melangkah, langkah Ananta harus terhenti saat mendengar suara gedoran pelan dari dalam toilet dan itu membuat bulu kuduknya meremang seketika.
"Ga mungkin dong ada hantu siang bolong begini? Iya ga mungkin 'kan? Perasaan Nanta aja itu mah, iya mana ada hantu siang siang begini!"
Ananta kembali melangkahkan tungkainya mengabaikan suara gedoran dari dalam toilet tersebut.
Duk! Duk!
"T-Tolong.."
Langkah Ananta kembali terhenti saat suara gedoran dari pintu itu kembali terdengar diiringi dengan suara lirihan dari seseorang yang meminta tolong. Dengan memberanikan dirinya Ananta pun kembali.
TOK! TOK! TOK! Ananta mengetuk pintu toilet tersebut.
"Apa ada orang di dalam?!" serunya.
"T-Tolong, s-siapapun tolong s-saya.." sahutan lirih dari dalam sana membuat Ananta tertegun apalagi suaranya terdengar sangat familiar.
TOK! TOK! TOK! Ananta kembali mengetuk pintu kali ini dengan lebih keras.
"SKY? KAMU DI DALAM?" serunya.
"T-Tolong saya, k-keluarin saya dari sini," sahut dari dalam lagi.
"YA TUHAN! SKY, KAMU BENERAN ADA DI DALAM???!"
"..." kali ini tak ada sahutan lagi dari dalam sana.
"SKY??? KAMU MASIH BISA DENGER AKU 'KAN???" seru Ananta seraya tangannya menarik knop pintu mencoba membukanya namun nihil karena pintu toilet itu terkunci.
"SKY HALOOO??? SKY, KAMU MASIH DENGER AKU 'KAN? KAMU BAIK-BAIK AJA? TUNGGU SEBENTAR, AKU CARI KUNCI TOILETNYA DULU!"
"..." lagi lagi tak ada sahutan dari dalam sana lantaran seseorang yang ada di dalam toilet itu kini sudah terlihat sangat lemas, bahkan untuk mengeluarkan suaranya pun tidak sanggup, terlebih lagi dengan pendengarannya yang kembali bermasalah membuatnya tak bisa mendengar seruan dari luar.
Sedangkan Ananta terlihat semakin panik dan khawatir di buatnya, ia bingung harus melakukan apa karena otaknya tiba-tiba saja blank dan tak bisa berpikir jernih, selalu saja begitu rasa panik membuat Ananta menjadi bodoh seketika, begitu pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 LUKA
FanfictionBagaimana jika 7 orang yang memiliki luka di satukan dalam ikatan persaudaraan? Akan kah kebersamaan mereka dapat menyembuhkan luka masing-masing atau bahkan malah menambah luka baru yang bahkan luka lama pun belum sembuh.